Mohon tunggu...
Yarshynta ApriliaMarshanty
Yarshynta ApriliaMarshanty Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Public Health

Tertarik terhadap isu kesehatan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Aksi Gen Z Bawa Tumbler, Modal Besar Upaya Pengurangan Sampah Plastik

24 September 2025   15:24 Diperbarui: 24 September 2025   15:24 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto Tumbler (Sumber : Freepik))

Saat ini, kebiasaan membawa tumbler atau botol minum sedang digandrungi Gen Z. Beragam ukuran, model, warna dan merk menjadikan tumbler di kalangan Gen Z cukup bervariasi. Tidak heran jika kini tumbler hadir dalam berbagai ukuran, model, warna, hingga merek dan menjadi bagian dari hidup Gen Z. Di balik tren ini, ada dampak positif yang sangat besar. Kebiasaan membawa tumbler dapat menjadi langkah nyata untuk mengurangi produksi sampah plastik di masyarakat.

Permasalahan Sampah di Indonesia

Berdasarkan data Sistem Pengelolaan Sampah Nasional (SPSN)  Kementerian Lingkungan Hidup per 22 September 2025, terdapat 35.313.107,58 ton timbulan sampah per tahun pada 323 Kabupaten/Kota se-Indonesia. Sampah yang terkelola baru tercapai sebesar 38,63% (13.642.363,47 ton/tahun) dan yang tidak terkelola sebesar 61.37% (21.670.744,11 ton/tahun). Data ini menunjukkan bahwa lebih banyak sampah yang tidak terkelola di Indonesia. Bahkan pada sumber yang sama, pengurangan sampah pada 323 Kabupaten/Kota di Indonesia hanya mencapai 1,11% atau sebesar 390.278,30% ton per tahun.

Menariknya, sampah di Indonesia kini mulai didominasi oleh sampah plastik. Data Sistem Pengelolaan Sampah Nasional (SPSN) Kementerian Lingkungan Hidup 2024 mencatat, sampah plastik mencapai 19,69% dari total timbunan sampah dan berada di posisi kedua jenis sampah terbanyak di Indonesia. Jumlah ini diprediksi bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk yang mendorong peningkatan konsumsi plastik. Hal serupa juga ditegaskan oleh Filho et al (2021), bahwa industri plastik berkembang seriring meningkatnya populasi.

Kondisi peningkatan sampah ini tidak sebanding dengan TPA di Indonesia. Jumlah lahan pembuangan sampah sangat terbatas. Data Kementrian Pekerjaan Umum menunjukkan bahwa pada tahun 2024 total kapasitas TPA di Indonesia sebesar 30.685.058,78 ton yang  merupakan akumulasi 272 TPA  yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Jumlah kapasitas TPA ini tidak sebanding dengan jumlah timbulan sampah yang ada.

Botol Plastik Sekali Pakai vs Tumbler

              Bisa dilihat pada saat ini minuman kemasan plastik sangat mudah dijangkau oleh masyarakat dengan harga yang murah. Ketersediaan akses dan kemudahan penggunaan minuman dengan kemasan plastik menjadikan masyarakat cenderung mengkonsumsi minuman dengan kemasan sekali pakai. Pola konsumsi ini tentu akan berdampak buruk terhadap kondisi sampah plastik di Indonesia. Ditambah lagi pola konsumsi ini terjadi pada berbagai kelompok usia di masyarakat. Jika pola konsumsi atau kebiasaan penggunan plastik tidak berubah akan menimbulkan bahaya besar mengingat pertumbuhan populasi di Indonesia cenderung meningkat. Peningkatan konsumsi yang dipengaruhi oleh pertumbuhan populasi menjadi penyebab utama adanya limbah plastik (Apriadi, 2024).

              Berbeda dengan botol plastik, penggunaan tumbler akan memberikan dampak baik pada lingkungan. Penggunaan tumbler yang bisa digunakan berulang kali akan memberikan pola konsumsi tanpa limbah. Dari sisi ekonomi, penggunaan tumbler juga memungkinkan adanya keuntungan bagi pengguna karena tidak perlu membeli minuman. Hal menarik lainnya, saat ini banyak kafe yang memberikan diskon untuk pengguna tumbler.

Gerakan Masyarakat Jadi Modal Penyelesaian Sampah Plastik

Tren membawa tumbler pada kelompok Gen Z atau kelompok masyarakat muda di Indonesia adalah modal besar dalam penyelesaian sampah plastik. Dengan turut mengurangi penggunaan atau konsumsi botol plastik sekali pakai, maka masyarakat akan mendukung pengurangan sampah plastik. Putri (2023) pada penelitian terhadap pengurangan kantong plastik di Padang menyebutkan bahwa peran masyarakat diperlukan untuk penerapan kebijakan pengurangan kantong plastik. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan tanpa ada peran masyarakat akan tidak akan menunjukan hasil yang maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun