1. pengertian peluang moral anak usia dini
Anak usia dini adalah anak yang berusia di bawah enam tahun, dan pada usia ini mereka
berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan yang membentuk karakter atau
kepribadian mereka. Seorang anak yang berusia antara 0 dan 8 tahun berada dalam masa
emas pertumbuhan dan perkembangan otaknya, yang sering disebut dalam dunia pendidikan
sebagai "masa emas".
Menurut National Association for the Education of Young Children (NAEYC), anak usia dini
atau "early childhood" adalah anak-anak yang berusia antara nol dan delapan tahun. Ini
adalah proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek dalam rentang
kehidupan manusia. Pembelajaran anak harus mempertimbangkan fitur yang dimiliki pada
tahap perkembangan anak. Bacharuddin Musthafa menggambarkan anak usia dini sebagai
anak yang berusia antara satu dan lima tahun. Pengertian Imi didasarkan pada batas
perkembangan psikologis yang termasuk bayi berusia 0-1 tahun, usia dini berusia 1-5 tahun,
dan usia kanak-kanak akhir berusia 6-12 tahun. Peluang moral AUD adalah kesempatan atau kondisi yang memungkinkan anak usia dini untuk mengembangkan nilai-nilai moral secara positif. Peluang ini terbuka melalui interaksi dengan lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat serta melalui proses penanaman nilai moral secara kontinu. Pendidikan moral sejak dini sangat penting untuk membentuk karakter anak agar menjadi pribadi yang baik dan bermoral di masa depan (Dr. Anak Agung Gde Agung, Dr. James Comer, Dr. Maria Montessori) .
Peluang pengembangan moral pada Anak Usia Dini (AUD) menurut beberapa tokoh dan ahli pendidikan anak usia dini antara lain:
. Menurut Dr. Anak Agung Gde Agung, pendidikan moral sejak dini penting untuk membentuk karakter anak menjadi pribadi yang baik dan bermoral di masa depan. Anak usia dini adalah masa krusial untuk pembentukan karakter dan sikap moral .
Dr. James Comer menekankan bahwa nilai-nilai moral yang ditanamkan pada anak usia dini membentuk dasar perilaku mereka di masa depan, sehingga perhatian orangtua dan guru sangat penting .
Dr. Maria Montessori menyatakan anak akan meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya, sehingga contoh dari orangtua dan guru berperan besar dalam pengembangan moral .
Thomas Lickona mengemukakan bahwa pembangunan moral anak melibatkan tiga proses yang berkelanjutan, yaitu moral knowing (pengetahuan moral), moral feeling (perasaan moral), dan moral action (tindakan moral) yang harus dikembangkan secara seimbang .Jean Piaget melihat perkembangan moral anak terjadi melalui tahap heteronomous dan autonomous, yang berkembang melalui interaksi sosial, khususnya dengan teman sebaya, sehingga pengalaman sosial menjadi peluang penting pengembangan moral
2. KARAKTERISTIK ANAK USIA DINI
1.Unik
2.Egosentris
3.Aktif dan Energik
4.Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap
banyak hal
5.Eksploratif dan berjiwa petualang
6.Spontan
7.Senang dalam kaya fantasi
8.Masih mudah frustasi
9.Kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu
10.Daya Perhatian yang pendek
11.Bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari
pengalaman
12.Anak mulai menunjukkan minat yang semakin besar
terhadap teman
3. PELUANG PENGEMBANGAN MORAL ANAK USIA DINI ABAD 21
Definisi Moral
Dari "mores" (Latin: kebiasaan/adat); berarti susila, ajaran baikburuk
perbuatan (Poerdarminta).
Meliputi nilai susila (Dewey), tindakan benar-salah (Baron dkk.),
kebaikan manusia (Magnis-Susino).
Inti: Perilaku sesuai norma sosial masyarakat untuk kehidupan
damai.
Pentingnya Pendidikan Moral
Aspek krusial perkembangan anak usia dini (Husni Rahim &
Rahiem, 2012).
Meningkatkan martabat bangsa, mencegah krisis budaya
(Nawawi, 2010).
Tanpa moral, risiko kekacauan sosial (Schiller & Bryant dalam
Nawawi, 2010).
4.HAMBATAN DAN TANTANGAN MORAL ANAK USIA DINI DI ABAD 21
Hambatan Moral
Pola Asuh Tidak Konsisten: Pengasuhan permisif/otoriter menghambat
pemahaman batasan perilaku (Mukarromah et al., 2020).
Paparan Media Digital: Konten kekerasan dan individualisme tanpa
pengawasan membentuk moral negatif (Juheriah & Supriyadi, 2024).
Gaya Hidup Modern: Kesibukan orang tua mengurangi teladan moral;
fokus pada akademik mengabaikan nilai kejujuran dan empati.
5. Jenis Hambatan Moral Anak
a.Hambatan dari lingkungan keluarga, seperti kurangnya perhatian orang tua, orang tua tunggal dengan beban tugas yang berat, atau b.pola asuh yang tidak konsisten (misalnya permisif atau otoriter) .
c. Hambatan dari lingkungan sosial, seperti pengaruh negatif teman sebaya, sekolah, dan masyarakat yang kurang mendukung .
d. Hambatan dari internal anak, seperti tekanan emosional, stres, atau kurangnya pemahaman moral yang didapat dari interaksi sosial .
faktor hambatan anak usia dini
1Peran Orang Tua dan Pola Asuh:Â
Orang tua sebagai figur otoritas utama sangat berperan dalam menanamkan nilai moral melalui interaksi dan contoh perilaku. Pola asuh otoritatif yang seimbang antara kasih sayang dan pengawasan mendukung perkembangan moral anak, sedangkan pola asuh permisif atau otoriter sering menghambatnya .
2.Interaksi Sosial: Hubungan anak dengan orang tua, pengasuh, teman sebaya, dan masyarakat sangat menentukan perkembangan moralnya. Interaksi yang sehat membuka peluang, sebaliknya interaksi negatif menjadi hambatan .
Kondisi Emosional dan Psikologis: Tekanan emosional, stres, dan kondisi psikologis anak memengaruhi kemampuan anak dalam internalisasi nilai moral .
Faktor Lingkungan dan Media: Lingkungan sekitar dan media yang diakses anak dapat menjadi faktor pendukung atau penghambat perkembangan moral .
Ketersediaan Waktu dan Perhatian: Terbatasnya waktu dan perhatian orang tua juga menghambat penanaman nilai moral sejak dini .
Perspektif Ahli Tentang Moral AUD
Jean Piaget membagi perkembangan moral anak menjadi dua tahap, yakni moralitas heteronom (anak melihat aturan sebagai mutlak) dan moralitas otonom (anak memahami nilai moral secara fleksibel dan otonom) .