Mohon tunggu...
Yaqub Walker
Yaqub Walker Mohon Tunggu... Petualang -

Seorang petualang alam dan pemikir yang kadang mencoba menulis sesuatu.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surat Damai untuk Jonru

20 Maret 2017   12:49 Diperbarui: 20 Maret 2017   22:00 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Iman tanpa ilmu bagai lentera di tangan bayi namun ilmu tanpa iman bagaikan lentera di tangan pencuri."
 -Buya Hamka

Saya mohon maaf sebelumnya, saya dan mungkin banyak orang lainnya bukanlah anti-Arab atau terlalu memihak kepada Tiongkok, saya seorang pribumi yang nasionalis bung! Hanya saja saya tidak habis pikir, pada zaman dahulu bangsa Cina dan Arab pergi berdagang melalui jalur sutra dan jalur rempah ke Indonesia. Boleh dikatakan keduanya bukanlah pribumi asli Indonesia, namun kok saya melihat ada diskriminasi dalam memandang salah satunya? Kejadian ini, mengingatkan saya pada kisah Iblis yang tidak mau tunduk kepada Nabi Adam. Hal tersebut dikarenakan Iblis merasa diciptakan lebih dahulu dan terbuat dari zat yang lebih mulia yaitu api, sedangkan Nabi Adam hanya diciptakan dari tanah. Inilah tindakan rasialisme pertama yang pernah terjadi dan mengakibatkan Iblis menjadi musuh besar para keturunan Adam.

Anomali sekali tindakan para pemecah belah bangsa Indonesia saat ini. Dulu para pejuang kemerdekaan seperti Soekarno, Moh.Hatta, Sutan Syahrir, dan Tan Malaka meski berbeda pendapat, namun tujuan mereka satu, yaitu kemerdekaan Indonesia. Sedangkan sekarang dimana kita hidup lebih leluasa dan nyaman, eh malah suka bertengkar mengatasnamakan golongan tertentu. Saya mohon dengan sangat untuk tidak mengandalkan otot saja, tetapi gunakan juga akal sehat dan hati nurani kita.

Jika saya ditanya, “lebih baik memilih pemimpin muslim tapi korupsi atau non-muslim tapi bersih?”. Maka saya akan jawab bahwa kriteria pemimpin saya bukan dilihat dari hal itu. Pertanyaan tersebut hanya membuat sempit cara berpikir. Bagi saya, pemimpin ideal itu memliki sifat seperti Nabi Muhammad, pasti tidak ada, tapi setidaknya mendekati sedikit saja. Seperti yang sama-sama kita ketahui sifat-sifat Nabi Muhammad adalah shiddiq (jujur), amanah (bisa dipercaya), tabligh (menyampaikan kebenaran), fathonah (cerdas). Itulah 4 kriteria pemimpin ideal bagi saya.

"Tindakan manusia yang paling mungkin melanggar keadilan ialah tindakan menggunakan kekuasaan. Oleh karena itu, kekuasaan dalam agama kita harus dipandang sebagai amanat Allah Swt. Dan amanat itu harus kita tunaikan dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya."
 -Cak Nur

Satu hal terakhir, yaitu tentang hubungan kebudayaan asing dan pengaruhnya bagi masyarakat Indonesia. Yang saya ketahui dari pengetahuan dan pengalaman saya yang tidak banyak ini diperoleh kesimpulan bahwa bekerja di perusahaan asal Amerika tidak menyebabkan orang Indonesia berubah langsung menjadi liberal, ikut bela diri asal Jepang tidak membuat kita menjadi WNJ (Warga Negara Jepang), menggunakan Facebook dan Whatsapp tidak mengubah seketika seorang Muslim menjadi Yahudi, pergi haji dan umroh tidak otomatis menjadikan seseorang fasih berbahasa Arab, mendengarkan K-Pop tidak lantas mengubah fisik menjadi seperti orang-orang Korea, membeli produk made in China tidak mengubah nasionalis menjadi komunis. Apakah benar begitu Pak Jonru dan kawan-kawan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun