Cak Lontong:
"Oke, Profesor Mathias, apa perbedaan RPA biasa dengan RPA yang menggunakan AI?"
Prof. Mathias Weske:
"RPA biasa hanya bisa menjalankan tugas yang sudah ditentukan dengan aturan tetap, misalnya mengisi formulir atau memproses dokumen. Tapi Intelligent RPA yang menggunakan AI bisa:
Memahami teks dan suara dengan Natural Language Processing (NLP).
Mempelajari pola dari data dan menyesuaikan proses secara otomatis.
Membantu pengambilan keputusan berdasarkan analisis data real-time!"
Cak Lontong:
"Jadi kalau RPA biasa itu kayak pegawai yang cuma ikut aturan, Intelligent RPA itu seperti pegawai yang bisa berpikir sendiri?"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Tepat sekali! Dengan AI, RPA bisa menyesuaikan diri dan tidak hanya menjalankan tugas secara kaku!"
Cak Lontong:
"Wah, jadi masa depan bukan hanya tentang otomatisasi, tapi juga tentang RPA yang lebih cerdas!"
Round 2: Industri Apa yang Akan Paling Terpengaruh?
Cak Lontong:
"Oke, sekarang pertanyaannya: Industri mana yang akan paling terpengaruh oleh Intelligent RPA?"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Industri yang paling terdampak adalah:
Keuangan dan Perbankan -- RPA berbasis AI bisa menangani analisis risiko dan pendeteksian fraud.
Layanan Pelanggan -- Chatbot dan voice assistant bisa menangani lebih banyak interaksi tanpa perlu manusia.
Kesehatan -- RPA bisa membantu dokter menganalisis data pasien dan membuat rekomendasi perawatan!"
Cak Lontong:
"Jadi kalau saya telepon layanan pelanggan dan dapat jawaban yang ramah, bisa jadi saya sedang bicara dengan RPA berbasis AI?"
Prof. Mathias Weske:
"Haha! Bisa jadi! Chatbot berbasis AI semakin pintar dalam memahami pertanyaan dan merespons dengan lebih manusiawi!"
Cak Lontong:
"Tapi apakah ini berarti banyak pekerjaan manusia yang bakal tergantikan?"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Tidak juga! Justru di banyak kasus, RPA AI membantu manusia bekerja lebih efisien dengan memberikan informasi yang lebih akurat lebih cepat!"