Jingle BPM Battle
Cak Lontong:
"Selamat datang kembali di BPM Battle -- The Great Process Debate! Kita sudah membahas perbedaan koreografi dan orkestrasi serta debat antara kontrol terpusat dan kolaborasi mandiri. Sekarang kita masuk ke bagian yang paling penting: Bagaimana perusahaan di dunia nyata menerapkan konsep ini? Karena percuma kalau kita cuma debat teori, tapi di dunia nyata nggak ada yang pakai!"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Itu benar! Banyak perusahaan mengklaim mereka menggunakan BPM modern, tapi sering kali pendekatan mereka tidak sesuai dengan kebutuhan bisnis!"
Prof. Mathias Weske:
"Dan ada juga perusahaan yang tanpa sadar sudah menerapkan koreografi atau orkestrasi, meskipun mereka sendiri tidak menyadarinya!"
Cak Lontong:
"Wah, berarti kita harus bongkar contoh-contoh nyata nih! Oke, mari kita mulai dengan perusahaan yang menggunakan orkestrasi!"
Round 1: Perusahaan yang Sukses dengan Orkestrasi
Cak Lontong:
"Oke, Profesor Mathias, sebutkan satu perusahaan yang sukses menerapkan orkestrasi!"
Prof. Mathias Weske:
"Contoh yang bagus adalah Amazon! Mereka mengandalkan orkestrasi ketat dalam rantai pasokan mereka. Semua pesanan, dari gudang hingga pengiriman, dikontrol oleh satu sistem pusat yang memastikan semuanya berjalan efisien!"
Cak Lontong:
"Wah, jadi setiap kali saya pesan sesuatu di Amazon, ada 'konduktor tak terlihat' yang memastikan paket saya sampai tepat waktu?"
Prof. Mathias Weske:
"Betul sekali! Amazon menggunakan orkestrasi dalam sistem mereka untuk memastikan barang dikemas, dikirim, dan dilacak dengan tepat!"
Cak Lontong:
"Berarti kalau Amazon pakai koreografi, bisa-bisa paket saya dikirim tanpa ada yang tahu siapa yang bertanggung jawab!"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Tepat! Dalam bisnis logistik seperti ini, orkestrasi adalah pilihan yang lebih baik karena semuanya harus terkoordinasi dengan ketat!"