"Lau Kewokot"
Setiap daerah atau kebudayaan mempunyai pemahaman dan penghayatan yang berbeda-beda tentang kematian manusia. Dalam tulisan ini secara singkat kita mempelajari konsep kematian dalam budaya Lamaholot. Dalam budaya Lamaholot (suku-suku yang mendiami Flores Timur-Lembata dan bahkan Alor) menghayati kematian sebagai perpisahan jiwa dari badan. Manusia yang masih hidup disebut dengan "Ata diken" sedangkan roh atau jiwa yang sudah meninggal disebut "Kewokot". Saat meninggal roh-jiwa (kewokot" akan berpisah dengab manusia (ata diken). Melalui kematian jiwa akan pergi dan mendiami suatu tempat yang baru yang dikenal dengan sebutan "Lau Kewokot". Di "Lau Kewokot" akan terdapat tempat peristirahat kekal atau keselamatan abadi. Di "Lau Kewokot" mereka yang telah meninggal akan bersatu dengan para leluhur yang terlebih dahulu meninggal dan juga bersatu dengan wujud tertinggi yang dalam bahasa Lamaholot dikenal dengan sebutan "Lera Wulan, Tana Ekan".