Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Partisipasi Anak dalam Rapat Koordinasi BNPB

4 Februari 2020   01:18 Diperbarui: 4 Februari 2020   06:01 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Jamjam Muzaki Seknas SPAB

"Apakah SPAB ini sudah masuk ke dalam lebijakan Sekolah Ramah Anak? Bagaimana anak dapat berpartisipasi dalam mewujudkan SPAB?" Pertanyaan seorang anak perempuan dalam Rapat Koordinasi BNPB pada panel 6 tadi siang menyadarkan saya.  Perwakilan Forum Anak Kabupaten Bandung ini hadir bersama pendamping mereka dari YSTC. Konsistensi YSTC membuka ruang partisipasi anak patut diacungi jempol.

Panel 6 membahas Keluarga Tangguh Bencana dan Edukasi Bencana. Victor Rembeth dari YSTC kembali menjadi moderator sesi 2. "Bencana adalah urusan setiap orang akan menjadi buruk jika perempuan dan anak tidak dilibatkan, " ujarnya beberapa kali menekankan pentingnya partisipasi anak dalam penanggulangan bencana. 

Direktur Pendidikan Khusus Kemdikbud, Sanusi hadir mewakili Kemdikbud menyampaikan praktik baik lampanye dan penerapan Satuan Pendidikan Aman Bencana atau SPAB di Indonesia. "Lebih dari 42 juta keluarga mempercayakan putra/putri mereka di sekolah. Kami sudah mengalokasikan anggaran untuk penyediaan alat-alat terkait kebencanaan. Semua jenis alat tersebut harus masuk ke dalam  e-katalog untuk ditawarkan kepada seluruh sekolah di Indonesia, " ujar ketua II Seknas SPAB ini kepada peserta rapat koordinasi BNPB di Sentul siang tadi.

Beliau menyampaikan pentingnya pendidikan inklusif dan alat-alat kebencanaan. Hal ini mendorong saya bergegas menghampiri perwakilan anak yang dihadirkan YSTC dalam rakor BNPB dan menyampaikan tentang upaya KerLiP mengawal kampanye dan penerapan SPAB menuju Sekolah Ramah Anak. "Sebagai penggerak kampanye dan penerapan SPAB, ibu dan teman-teman fasilitator nasional SRA memastikan agar SPAB menjadi bagian dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak melalui SRA. Ananda bisa lihat dari pengertian SRA dalam Permeneg PPPA no 8 tahun 2014, " ujar saya sambil mengajak kedua perwakilan Forum Anak Kabupaten Bandung berkenalan dengan Bu Ekasari Fasnas SRA dari Jabar, Ketua KerLiP Jabar dan Penyuluh Katana.

Keberanian anak perempuan tersebut bertanya di tengah kumpulan orang dewasa menyadarkan saya. Saya luput menghadirkan Direktur Eksekutif Perkumpulan KerLiP. Saya terlalu fokus pada kebutuhan legalisasi sebagai penyuluh keluarga tangguh bencana.

Partisipasi anak dalam pengurangan risiko bencana sangat penting. Anak dapat menjadi agen perubahan penting dalam upaya mewjudkan SPAB dan Katana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun