Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyiapkan Guru Agama Islam Menjadi Guru Penggerak seperti Bu Nia Kurniati

20 Januari 2020   09:40 Diperbarui: 20 Januari 2020   17:01 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelembagaan Seknas SEMARAK untuk Indonesia Maju | dokpri

Guru adalah ujung tombak pemenuhan hak atas pendidikan dan perlindungan anak di satuan pendidikan. Tak mengherankan jika dalam gebrakannya, Mas Menteri (MM) Nadiem mengeluarkan kebijakan Merdeka Belajar dan Guru Penggerak. 

Posisi daya saing Indonesia saat ini berada di tingkat 50, turun 5 angka dibandingkan tahun 2018 lalu yang berada di posisi ke-45 menurut laporan Global Competitiveness Index yang eirilis Worls Economic Forum (WEF)pada Oktober 2019. Selain tirun peringkat, skor daya saing Indonesia juga turun meski tipis 0,3 poin ke posisi 64,6. Bangsa kita makin tertinggal jauh dari Singapura juga Malaysia dan Thailand. 

Indeks daya saing global merupakan indikator komposit dari 103 indikator yang dikelompokkan dalam 12 pilar. Skor terburuk Indonesia dialami pada pilar ke-12 terkait inovasi. Indonesia hanya memperoleh skor 37,7. Kemudian pilar ketiga, adopsi pada ICT (information and communication technology) dengan skor 55,4 dan pilar kedelapan yakni pasar tenaga kerja. Pada pilar pertama, dengan indikator transparansi Indonesia sangat rendah yaitu 38 (Blog pribadi Faisal Basri)

Kabat yang menggembirakan menurut IMD World Competitiveness Ranking 2019 peringkat daya saing Indonesia melejit ke posisi 32 dunia atau naik 11 peringkat. Ada  empat indikator utama dalam penilaian IMD,  yakni kinerja ekonomi, efisiensi pemerintahan, efisiensi bisnis, dan infrastruktur.  Aspek yang paling berperan dalam penurunan daya saing global tersebut menurut Sri Mulyani, Menkeu kita adalah masih rendahnya tingkat pendidikan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.

Guru Modiis Guru Penggerak

OPeRa on WA dengan Bu Nia Kurniati selalu mengasyikkan. Kita simak dulu sebelum bernarasi lagi ya.

Bu Nia: "Laporan penelitian KI.4, KD.4.9...keren ya bu. Ini tugas untuk 2 minggu ternyata 4 hari sudah selesai dalam bentuk laporan.." 

Saya:  Wow..anak2 ngga sabar tuntaskan tugas Bu" .

Bu Nia: "Betul bu...padahal anak2 sedang banyak tugas dari mapel lain. Makanya saya beri waktu 2 minggu dan dikerjakan di waktu luang. Nanti masing2 kelompok harus melakukan pameran produknya di kelas, karena setiap kelompok dapat bahasan yang berbeda. Ini kan kelas 9, merupakan rangkaian ujian praktek.
Bangga banget lah..". 

Saya: "Alhamdulillah. Ini bisa jadi penelitian pendahuluan ya Bu. Nanti kl anak2 berminat lebih jauh membandingkan antar tanaman. Tantangan Belajar di Luar Kelas Biologi "PRB longsor"

Bu Nia: "Betul bu...bisa dipakai dalam memahami terjadinya bencana...
"Eta pisan..."
"Bikin modul nya ah.."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun