Mohon tunggu...
Budiyanti
Budiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pensiunan guru di Kabupaten Semarang yang gemar menulis dan traveling. Menulis menjadikan hidup lebih bermakna.

Seorang pensiunan guru dan pegiat literasi di Kabupaten Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tamu Istimewa dari Balai Bahasa Jateng

29 September 2022   17:17 Diperbarui: 29 September 2022   18:19 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tamu Istimewa dari Balai Bahasa Jateng

Tamu istimewa  datang sore hari kemarin. Sesaat saya kaget ada telepon tak bernama. Awalnya ragu untuk menerima telepon tersebut. Namun, kali ini saya terima telepon tersebut barangkali ada yang penting.

"Asalamualaikum Ibu, saya Afritta  sudah sampai di depan MTA," ucap seorang wanita.

Sejenak saya mengingat nama tersebut. Kemudian Mbak Afritta menyebut kalau dia dari Balai bahasa Jateng.

"Oh ya, mbak frita mau ke rumah?" tanyaku heran karena dari pagi tak ada informasi akan datang.

"Benar Bu, kami berempat," ucapnya dari kejauhan.

Kemudian saya menunjukkan jalan rombongan untuk ke arah timur. Tamu tak diundang ini ternyata dari Balai Bahasa Jateng. Segera saya berbenah diri karena ada tamu istimewa.

Tak berapa lama Mbak Fritta bersama tiga orang memasuki rumah kami. Beberapa waktu lalu mbak Fritta memang menghubungi saya terkait TBM. Sebenarnya sudah saya katakan bahwa saya dan komunitas kami bukan TBM ( Taman Bacaan Masyarakat) tetapi Mbak yang masih muda ini mengatakan tidak apa-apa. Yang utama ada kegiatan gerakan literasi.

Kami berlima duduk di karpet coklat di ruang tamu. Ada saya, mbak Fritta dan seorang bapak dari Balai bahasa yang dua pemuda dari Jakarta. Mereka bertugas mendata semua TBM dan kelompok literasi yang berada di kabupaten Semarang.

Berbagai pertanyaan dilontarkan oleh pemuda yang badannya putih ini. Wah lupa namanya. Kemudian disambung dengan bapak yang satunya.

Heem kok bisa ya mereka datang ke rumah kami. Hemm penasaran kan?

Ya, kebetulan saya mendapat amanah menjadi ketua dua komunitas. Yang pertama yaitu komunitas Penulis Ambarawa yang kami beri nama Penulis Ambarawa Bangkit. Sedangkan yang satunya adalah komunitas Guru Bisa Menulis atau kami singkat GBM.

Inilah seputar informasi yang bisa kami sampaikan.

Dokumentasi pribadi. Buku sebagian karya Penarawa 
Dokumentasi pribadi. Buku sebagian karya Penarawa 


Awalnya bernama Penarawa, lalu berubah menjadi Penarawa Bangkit. Kami bergerak di bidang literasi dengan anggota umum. Inilah awal mula saya bergerak dalam literasi. Alhamdulillah akhirnya kami banyak menelorkan buku baik pribadi atau antologi. Berbagai kegiatan kami lakukan. Ada bedah buku, launching buku, menulis bersama dalam grup WA. Berekreasi sambil menulis. Mengundang beberapa penulis untuk menjadi narsum. Sudah delapan buku kami buat bersama.

Dokumentasi pribadi. Buku-buku karya GBM
Dokumentasi pribadi. Buku-buku karya GBM


Sedangkan grup satunya adalah GBM. Grup Guru Bisa Menulis ini dimulai sejak tahun 2019. Ini bermula dari keinginan saya untuk mengajak guru menulis. Walaupun tidak semuanya bisa bergabung, kami terbentuk dari berbagai guru TK, SD, SMP, SMA dan pengawas, kepala sekolah.  

Alhamdulillah GBM masih eksis untuk menulis. Ada list untuk setor tulisan. Jika tiga kali tidak setor kami non- aktifkan. Ada kepengurusan agar kami bisa bersama-sama menggerakkan grup. Dua bulan sekali kami bertemu. Kami sepakati untuk pertemuan awal di rumah selanjutnya secara out door. Yang pertama usai pandemi ini di rumah saya. Selanjutnya kami akan mengadakan kopdar di objek wisata kabupaten Semarang.

Alhamdulillah kedua komunitas kami berjalan lancar walaupun ada juga yang tidak bergerak. Ya itulah rona-rona gerakkan literasi. Pasti ada pasang surut.

Setelah bincang-bincang tamu yang tak diundang tapi istimewa ini pulang karena akan melanjutkan perjalanan menuju TBM dan kelompok literasi lainnya.

Semoga virus literasi terus bergema di bumi pertiwi ini. Aamiin.

Ambarawa, 29 September 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun