Jalan Pagi agar Sehat
Kegiatan jalan pagi kurang lebih tiga puluh menit sudah sering kami lakukan semenjak kami berdua sudah anggota Pank (Pang Siun) pensiun maksudnya. Kegiatan ini kami lakukan dua atau tiga kali dalam seminggu dengan tempat yang berbeda-beda.
Tempat yang sudah kami kunjungi adalah alun-alun Ambarawa. Di sini kami bisa berjalan mengitari alun-alun kurang lebih 11 kali. Menurut perhitungan suami ada kurang lebih dua kilometer. Ternyata di alun-alun ini banyak sekali sesama jalan kaki yang niatnya sama. Mereka ingin sehat dengan cara mudah dan murah yaitu jalan kaki.
Tempat lain adalah di lapangan pangsar yang berada di depan yonkav. Tempat ini lumayan luas dengan pemandangan indah. Kami dapat melihat pegunungan dari jauh. Tempat ini pun ramai orang-orang berolahraga.
Ada satu tempat yang paling sering kami gunakan untuk jalan pagi adalah rel kereta api. Â Rel kereta api Ambarawa ini jarang sekali digunakan untuk lewat kereta api. Beberapa tahun lalu pernah dilewati kereta wisata dari Ambarawa ke Desa Bedono. Namun, saat ini sepi. Jadi, kami bebas berjalan kaki.
Biasanya saya selalu bersama suami jalan pagi sepanjang rel kereta api ini. Kami bisa berjalan sampai ujung barat kurang lebih tiga puluh menit. Kami kadang berlanjut ke tempat penjual bubur yang berada di rumah penduduk yang tak jauh dari rel kereta api. Selanjutnya kami balik ke jalan semula.
Hari ini saya jalan pagi sendiri karena suami kecapekan karena habis bermain pingpong. Saya susuri rel kereta api yang umurnya sudah tua. Langkah demi langkah saya pijak batangan besi tua dengan pasti. Sesekali duduk sambil menikmati pemandangan indah gunung Telomoyo. Pak petani sedang mencangkul, ada juga sedang mengairi air. Burung-burung putih naik turun terbang dengan bebasnya.
Tak terasa keringat bercucuran basahi tubuhku. Lumayan bisa berkeringat. Panas matahari pagi mulai ada. Sinarnya mulai tampak dari timur. Â