Mohon tunggu...
Yohanes Yanris
Yohanes Yanris Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ceria adalah salah satu pilihan di antara banyak pilihan untuk menyikapi keadaan yang tidak sesuai dengan keinginan (yanris)

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Antara Cowboy, Cool Boy, dan Cover Boy

5 Oktober 2016   08:01 Diperbarui: 5 Oktober 2016   10:52 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan Gubernur DKI ternyata masih memiliki daya tarik untuk dibahas di media manapun. Termasuk saya yang sebenarnya tidak akan merasakan dampaknya setelah pilgub, karena saya bukan warga DKI. Namun, izinkanlah saya yang bukan warga DKI ini ikut arus untuk “nimbrung” membahas para kandidat Gubernur DKI karena konon banyak yang menyatakan bahwa gelaran Pilgub DKI merupakan barometer demokrasi di Indonesia.

Dalam tulisan ini saya hanya akan membahas sekilas tentang gaya komunikasi dari tiga kandidat gubernur yang sejauh saya pahami memiliki karakter yang berbeda. Tentu Anda sudah dapat menebak siapa saja yang saya maksud dalam judul di atas. Jadi Jakarta butuh sosok yang semacam apa?

Konon katanya Jakarta adalah kota yang keras. Jakarta bukan lagi berbicara tentang penduduk asli dan pendatang karena sejatinya Jakarta adalah kota multikultural. Kondisi inilah yang mungkin membuat Jakarta memiliki berbagai permasalahan sosial. Magnet Jakarta teah banyak menarik orang-orang datang untuk berbondong-bondong mengadu nasib di Jakarta. Bahkan di kampung saya, orang-orang merasa kagum bila ada kerabat atau anaknya yang bekerja dan tinggal di Jakarta. Jakarta memang membawa warna bagi kami.

Ahok

Pasti Anda menebak bahwa gaya komukasi ala cowboy ditujukan pada Sang Petahana. Ya, itu adalah tebakan yang jitu. Semua orang sudah tahu bagaimana pembawaan beliau dalam memimpin selama ini. Semua orang tahu karena beberapa kali beliau disorot media terutama berkaiatan dengan sikap dan tutur kata beliau.

Bagi beberapa kalangan, Ahok dianggap sebagai seorang yang arogan dengan kata-kata pedas ditelinga bagi yang tidak terbiasa mendengarnya. Figur yang dipandang kurang menunjukkan karakteristik bangsa yang lebih mengutamakan kesantunan. Bagi sebagian orang gaya Ahok kurang beretika. Eiit, tunggu dulu! Apakah warga Jakarta semua sudah beretika?

Banyak pengamat menyatakan bahwa gaya kepemimpinan Ahok ini cocok untuk Jakarta. Kiranya pernyataan para pengamat itu bukan tanpa alasan. Perlu sosok yang tegas untuk melakukan eksekusi terhadap pembiaran-pembiaran yang selama ini terjadi di Jakarta. Perlu sosok yang berani mengambil risiko untuk menegakkan peraturan yang telah ditetapkan, namun selama ini hanya menjadi hiasan tanpa penindakkan. Ahok dipandang mampu untuk melakukan hal itu.

Selama ini, Ahok dipandang oleh berbagai kalangan mampu mengurangi permasalahan di Jakarta. Ahok memiliki rencana jelas terhadap Kota Jakarta. Ahok mampu menangkap harapan pemimpin-pemimpin Jakarta sebelumnya yang intinya menjadikan Jakarta sebagai kota metropolitan yang bermartabat, aman, dan nyaman bagi warganya.

Anies Baswedan

Tokoh yang satu ini adalah tokoh yang terkenal cool pembawaannya. Tenang dengan tutur kata yang tertata rapi memperlihatkan sosok yang sangat berpendidikan. Tidak salah Presiden Jokowi menunjuk beliau sebagai menteri pendidikan kala itu, namun sayang harus diberhentkan di tengah jalan. Padahal ide dan gagasannya tentang pendidikan cukup baik untuk memanusiakan manusia Indonesia yang beradab dan bermartabat.

Pencalonan Anies Baswedan sebagai Cagub DKI tentu mengundang banyak reaksi dari masyarakat. Salah satunya saya yang menyayangkan hal tersebut. Tidak ada yang menduga bila Anies Baswedan akan diajukan sebagai Cagub DKI. Lebih mengejutkan lagi adalah partai pengusungnya.

Anies selalu mengedepankan komunikasi yang santun karena dia sadar bahwa Bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi kesantunan. Hal itu tampak dalam sambutannya ketika pengumuman resmi dirinya sebagai bakal Cagub DKI untuk melawan petahana.

Ia menegaskan bahwa Pilgub DKI merupakan momentum untuk pesta ide dan gagasan membangun Jakarta dengan mengedepankan demokrasi yang santun. Hal itu diamini PKS sebagai salah satu partai pengusung. Namun sayang, harapan Anies di awal pencalonannya sedikit tercoreng oleh aksi baca puisi yang berkonten negatif dan menyerang salah satu calon. Apapun alasannya, masyarakat tahu maksud puisi tersebut dan Anies tidak senang akan hal itu. Ini tampak dari eksresi wajahnya kala itu.

Tapi apakah gaya Anies ini cocok untuk memimpin Jakarta?

Agus Hari Yudhoyono

Dari ketiga calon, mungkin Agus adalah satu-satunya yang tidak populer. Tapi jangan salah, ia segera populer setelah pengumuman pencalonannya. Banyak pihak yang berkomentar tentang pencalonan Agus tersebut yang tercatat masih aktif sebagai anggota militer dan diprediksi memiliki karier bagus di militer. Terlepas dari pro dan kontra pencalonan Agus oleh Demokrat dan koalisinya, sebenarnya seberapa besar peluang Agus untuk memenangkan Pigub DKI?

Sebagai sosok baru di dunia politik praktis, secara hitung-hitungan Agus kalah segalanya. Popularitasnya tidak sebanding dengan Ahok maupun Anies Baswedan yang terlebih dulu muncul. Namun, kegantengannya masih bisa diunggulkan. Paling tidak hal itu yang sering disebut-sebut oleh para kader partai yang mengusungnya.

Usia muda, penuh semangat, dan idealis dimiliki oleh Agus. Namun, itu semua tidak cukup. Jakarta butuh bukti dan eksekusi cepat. Pemimpin yang berpengalaman tentu yang menjadi pilihan. Apakah pengalaman Agus di militer cukup untuk membawanya sebagai pemimpin Jakarta?

Ada suatu ketakutan ketika Agus terpilih sebai Pemimpin Jakarta. Dia hanya akan menjadi “boneka” para pengusungnya. Hal ini berimbas pada tidak adanya perubahan karena semua akan berjalan normatif.

Pada dasarnya semua calon adalah orang-orang yang hebat. Warga Jakarta tentu telah pandai dalam menentukan pilihannya dan tahu ingin seperti apa Jakarta kelak. Kecuali warga Jakarta lebih memilih studi banding terus ke Singapura dan selalu membandingkannya dengan Jakarta karena Jakarta tetap jalan di tempat tanpa berkembang semakin hebat. Sukses selalu Jakarta dan salam Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun