Mohon tunggu...
Yani Handayani
Yani Handayani Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Pemerhati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Saatnya Aku Harus Pergi

29 Agustus 2017   10:29 Diperbarui: 1 September 2017   21:33 2663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamar ini masih sama seperti lima tahun yang lalu sejak aku meninggalkannya, tak banyak berubah mungkin karena bik Asih telaten merawat rumah peninggalan papa, semenjak papa meninggal dialah  yang diberi tanggung jawab merawat dan menempati rumah ini, apalagi sejak kepergianku.

Iyaaa, sudah lima tahun aku pergi meninggalkan segala luka dan kenangan dikota Ini, tak pernah aku bayangkan akan kembali, iya..aku kembali, kembali dengan sejuta luka baru, sungguh ironis

"Sudah bulat tekadmu untuk resign dari kantor kita, wie? Rara dengan mimik serius bertanya sekembalinya aku dari kantor HRD menyerahkan surat pengunduran diriku."

"Iyaa Ra, aku harus.! Aku tak mungkin bisa move on jika aku masih melihatnya satu kantor ditempat ini, terlalu sakit, Ra menjadi bayang bayang masa lalunya, Arya tak pernah menganggapku ada, dia sudah berubah tidak seperti Arya yang ku kenal dulu, entahlah...! Mungkin aku bukan perempuan yang ia cari. Rara memelukku dan aku tak bisa lagi membendung airmata."

"Sabar Wie, kamu pasti bisa, aku yakin kamu orang yang kuat, jangan sia siakan dirimu hanya memikirkan orang yang tak pernah menganggapmu ada ! jadilah Dewi yang ku kenal dulu, sahabat yang selalu riang dan semangat. Rara menenangkanku."

Dua tahun aku mengenal Arya, ia bekerja disatu perusahaan yang sama denganku, perkenalan ku dengannya pun secara tak sengaja. Tak terlintas sedikitpun aku akan jatuh cinta dengannya. Aku sudah menutup semua pintu hatiku semenjak cintaku kandas karena laki laki yang kucintai akhirnya memilih menikah dengan orang masa lalunya, tapi itulah uniknya cinta dengan lembut ia mampu memporak porandakan benteng pertahananku dan akhirnya aku menyerah di cinta Arya, ia sabar dan telaten membuat aku pun tunduk dalam cintanya, meski aku tahu Arya menjadi primadona gadis gadis dilingkungan kantorku tp aku.percaya jika cinta Arya memilihku. 

Namun jika ada pertemuan pasti ada perpisahan itulah yang saat ini terjadi dua tahun berjalan dan akhirnya semuanya hilang, cinta tak bisa dipaksakan jika hati sudah kehilangan rasanya, lambat laun Arya menjauh dan aku tak lagi bisa mengenalinya,  harapan harapan yang kubangun akhirnya roboh dan musnah, mengering dan layu. Aryaku tlah pergi dan kini aku merasakan sunyi yang menghebat.

Ia tinggalkan perih yang begitu sempurna, aku hanya sebatas bayangan Yang mengurai semuanya sendiri tanpa jawaban pasti.

Mungkin ini saatnya aku pergi, biarlah luka ini kubawa kembali pulang, ke rumah yang pernah kutinggalkan setelah kepergian Papa.

 mungkin dengan begitu aku bisa melupakan semuanya, berdamai dengan keadaan yang menyakitkan ini meski jalanku tertatih !

"Aku lelah !! iyaaa...aku sungguh lelah." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun