Mohon tunggu...
Yani Alqudsy
Yani Alqudsy Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Konten Kreator, Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Seni

Angkat Realitas Gengsi Tradisi Nyumbang, Keset dan Tiga Koma Pentaskan 'Kamit'

30 Juli 2023   00:40 Diperbarui: 30 Juli 2023   06:23 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi Yani Alqudsy

Disutradarai oleh Zaki Keset, sejumlah nama dari Keluarga Segitiga Teater dan Tiga Koma seperti; Pipiek Isfianti, Yazid, Petok, Chio, April, Hisyam, Arum, serta Hanif mementaskan Sandiwara Basa Jawi dengan lakon 'Kamit' dari Naskah Gusmel Riyadh di Auditorium Universitas Muria Kudus, Sabtu malam (29/07).

Lakon Kamit sendiri merupakan Drama Komedi berbahasa Jawa yang memiliki unsur kritik sosial di dalamnya. Bercerita tentang kehidupan masyarakat ekonomi menengah ke bawah, Kamit menitikberatkan pada  budaya berbalas pemberian saat kondangan atau yang familiar di masyarakat kita dengan istilah 'nyumbang', yang entah kita sadari atau tidak, budaya itu bergeser menjadi istilah 'utang piutang'. 

Kamit, seorang laki-laki yang memiliki istri bernama Suli. Suli sendiri mempunyai sifat gengsian, ingin bergaya sosialita namun terbatas kebutuhan, memiliki keinginan tinggi untuk 'menyauri' atau melunaskan sumbangan kondangan dari rekannya yang notabene wah. Bagi Suli, mengembalikan sumbangan yang sepadan adalah menaikkan harga diri, dan itu mutlak meskipun kehendak itu sangat dipaksakan hingga memunculkan pertengkaran yang hebat, apalagi sebelumnya Suli juga telah dikejar-kejar oleh debt kolektor akibat pinjamannya ke bank titil. 

Tokoh sentral selain Kamit ialah Mbah Jebrak. Mbah Jebrak di sini diperankan oleh penulis yang pernah meraih anugerah Prasidatama kategori antologi cerpen dari Balai Bahasa Jawa Tengah; Pipiek Isfianti. Sungguh apik bagaimana tingkah polah Mbah Jebrak diperankannya hingga menarik antusiasme penonton dengan keluguannya tersebut. Selain ada lagi tokoh orang gila, dua pemuda yang juga menjadi point dalam cerita, di mana salah satu di antaranya tergila-gila pada gadis manis kembang desa. Ada juga Pak Bayan, serta wanita cantik bernama Ginah si kembang desa yang membuat kejutan di akhir cerita. 

Ending yang cantik untuk sebuah drama komedi berbahasa Jawa yang syarat akan pesan moral. Pentas drama yang sebelum dimainkan itu terlebih dahulu mendapatkan support prolog yang ringan dari Ketua DPRD Kabupaten Kudus, Masan, SE, MM. yang sempat menghibur juga menyanyikan lagu Ikan dalam Kolam bersama grup musik dengan personil Ayub, Klethek, dkk. 

(Redaksi; Yani Alqudsy)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun