Mohon tunggu...
Yang Gustida
Yang Gustida Mohon Tunggu... Guru - Teacher, konselor, traveler, mechanics, writer, researcher

Seorang praktisi pendidikan yang menyukai berbagai disiplin ilmu

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Potensi Ekraf Menjanjikan Ubi Jalar Cilembu Organik, Produk Lokal Kualitas Internasional

17 Februari 2020   14:36 Diperbarui: 17 Februari 2020   14:47 1502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain memiliki rasa yang unik, ubi yang memiliki "daging" berwarna agak kemerahan ini memiliki kandungan gula yang cukup tinggi. Menengok kepada hasil penelitian yang ada, ubi jalar dengan varietas nirkum yang dikenal dengan nama branding ubi cilembu mempunyai kandungan gizi yang tidak bisa dianggap sebelah mata. Per 100 gram ubi cilembu diketahui memiliki vitamin A (betha carotin)  8.509 mg, calsium 30 mg, vitamin B-1 0,1 gram,  vitamin B-2 0,1 mg, niacin 0,61 mg, vitamin C 2,4 mg, karbohidrat 20,1 gram, protein 1,6 gram, dan lemak 0,1 gram. Kandungan kalori gula pada ubi ini juga tergolong rendah sehingga baik bagi kesehatan.

Tanaman Ipomoea Batatas ini memiliki kemampuan adaptasi yang luas, mampu tumbuh berkembang dengan baik di berbagai kondisi tanah daerah tropis maupun subtropis, tumbuh baik di ketinggian 0-3000 meter di atas permukaan laut. Kabar baiknya, ubi cilembu mampu berkembang dengan baik di Indonesia.

Ubi cilembu yang memiliki spesifikasi khusus terkait tempat tumbuh ternyata mempengaruhi tingginya daya saing. Dengan memiliki daya saing yang tinggi, maka harga yang dimiliki akan relatif stabil. Selain itu, ubi semanis madu ini memiliki daya simpan lebih lama serta memiliki cita rasa manis melebihi ubi dengan jenis yang lain.

Pemasaran ubi cilembu ini pada awalnya tidak lancar dan bisa dikatakan mengancam kelestarian si ubi madu ini. Hal tersebut disebabkan karena permintaan pasar terhadap ubi cilembu yang sangat besar namun belum diimbangi dengan kualitas dan kuantitas produksi di lapangan.

Penyebab yang mendasari rendahnya kualitas dan kuantitas tersebut adalah faktor cuaca yang tidak menentu. Apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi, maka ubi ini akan lebih cepat membusuk. Hermansyah, salah seorang petani ubi cilembu menyampaikan bahwa dengan ladang ubi seluas sekitar 1 hektar, ia biasanya dapat memanen 8-10 ton ubi setiap enam bulan. Akan tetapi, ketika cuaca tidak menentu hanya dapat memanen sebanyak 2,5 ton.

Penuturan senada juga disampaikan Taryana, petani ubi asli Cilembu. Dia mengatakan bahwa di lahan seluas 2 hektar, Taryana mampu memperkirakan produksi ubinya sebanyak 40 ton. Tapi, dengan adanya curah hujan yang tinggi membuat produksinya hanya 20 ton. Hal ini juga berlaku pada sebagian besar petani ubi sehingga pada akhirnya banyak petani di Cilembu yang beralih menjadi peternak sapi.

Setelah diteliti, kendala tersebut disebabkan oleh penggunaan ubi cilembu varian Nirkum secara terus menerus. Menyikapi kondisi tersebut, maka petani mengakali dengan cara menyilangkan ubi cilembu jenis Nirkum dengan jenis lain. Dari persilangan yang dilakukan ini menghasilkan jenis Rancing. Selain jenis Nirkum dan Rancing, ubi cilembu juga ada yang berasal dari jenis Jawer dan Inul.

Ubi cilembu berjenis Nirkum merupakan varian yang sudah terkenal sejak tahun 1990-an. Akan tetapi, karena rendahnya nilai ekonomis disertai pembudidayaan yang rumit membuatnya tidak lagi dibudidayakan secara masal seperti dulu.

Jenis Rancing, merupakan ubi cilembu hasil persilangan antara jenis Nirkum dengan jenis yang lain. Ubi ini memiliki rasa lebih manis, berbentuk panjang, berdaging kemerahan. Ubi ini biasanya digunakan sebagai komoditi ekspor ke Malaysia, Singapura, Korea dan Jepang.

Selain kedua jenis tersebut, ada juga jenis Jawer yang memiliki karakteristik berkulit putih kekuningan ketika masih mentah serta memiliki cairan seperti madu yang tidak sebanyak jenis Nirkum. Varian berikutnya adalah jenis ubi Inul, ubi ini berbentuk bulat menyerupai kentang, berwarna kuning pudar namun memiliki rasa yang kurang manis.

Dalam menyiapkan diri menghadapi tantangan ekonomi multilateral, maka sangat dibutuhkan kualitas yang memenuhi standar internasional. Hal tersebut berlaku juga terhadap ubi cilembu yang notabene memiliki potensi menjanjikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun