Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Juru ketik di emperbaca.com. Penulis generalis. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Rumah Makan UMKM, Sudah Diprioritaskan Malah Asal-asalan

30 Agustus 2022   12:45 Diperbarui: 30 Agustus 2022   19:29 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deretan rumah makan di rest area tol Cikopo - Palimanan (Foto: Kompas.com/OIK YUSUF)

Kalau Anda mampir ke rest area jalan tol, atau makan siang di stasiun dan bandar udara lalu menemukan rumah makan UMKM (bukan restoran) yang cita rasa makanannya lezat, berarti Anda mujur.

Saya katakan mujur karena amat sangat langka rumah makan UMKM, di tempat yang disebut diatas, yang menyediakan makanan dengan rasa yang lezat, minimal enak. Kalaupun ada yang rasa makanannya enak, pelengkap dan tampilannya yang kurang.

Padahal, gerai UMKM diprioritaskan mengisi Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) di seluruh jalan tol di Indonesia. Melansir laman BPJT Kementerian PUPR, jumlah tenant UMKM 76% dan non-UMKM cuma diberi porsi 24% dari seluruh tenant yang ada di TIP. 

Itu berarti UMKM diistimewakan agar bisa menjual makanan, jajanan, dan produk khas daerahnya untuk dibeli orang dari daerah lain.

Saya pernah membeli bolen apel di toko oleh-oleh rest area wilayah Nganjuk arah Jakarta yang ketika dibuka di jalan ternyata sudah berjamur. Karena bukan tipe orang yang -apa-apa difoto terus posting di medsos, saya langsung buang bolen apel tersebut tanpa memfotonya lebih dulu.

Bukan cuma di tol Trans Jawa, di stasiun dan bandar udara juga sama. Hampir setiap rumah makan UMKM tidak menyajikan makanan dengan cita rasa enak. 

Para pengelola rumah makan UMKM mungkin merasa jalan tol, stasiun, dan bandara bukan tempat orang mencari makan enak, tapi supaya perut terisi saja. Jadi, walau cita rasa masakan cuma sekadarnya, mereka yakin tetap laku juga.

Iya, tetap laku, tapi tidak heran kalau keluarga yang membawa anak akhirnya memilih restoran cepat saji yang sudah terkenal. Pertimbangannya, cita rasanya sudah akrab di lidah dan harganya sudah familier di kantong. Kalau tidak ke resto cepat saji, pilihan lainnya adalah beli pop mi.

Biaya Sewa, Harga, dan Rasa Makanan

Menurut Ikhsan Ingratubun, Ketua Umum Asosiasi UMKM, seperti dikutip dari Harian Jogja, harga sewa tempat di rest area (TIP) besarnya Rp3.000.000-Rp3.500.000 per bulan. Pengelola tol juga menyediakan jalan kecil nontol khusus untuk pengantaran barang dan pergi pulang karyawan.

Ikhsan mengatakan harga sewa segitu mahal karena pemilik tenant harus menggunakan jalan tol bila sedang mengangkut banyak barang. Itu berarti ada biaya yang harus dikeluarkan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun