Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Juru ketik di emperbaca.com. Penulis generalis. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kami Tidak Boleh Divaksin Covid Saat yang Lain Menanti Giliran Disuntik

25 Januari 2021   18:32 Diperbarui: 25 Januari 2021   18:36 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: theconversation.com

Karena itulah, kami sekeluarga tidak bisa divaksin meskipun Kabupaten Magelang telah memulai vaksinasi sejak hari ini (25/1) dengan pak bupati sebagai orang pertama yang disuntik. Meski kami tidak antusias menunggu vaksin, tapi kami juga bukan termasuk yang anti vaksin, lho, ya.

Di Indonesia ada tujuh vaksin Covid-19 yang digunakan, yaitu yang dibuat oleh PT Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Novavax Inc, Pfizer Inc-BioNTech, dan Sinovac.

Diantara ke-7 vaksin tersebut belum ada yang dapat disuntikkan kepada penderita autoimun karena belum ada cukup bukti efektivitas dan keamanan vaksin untuk penderita autoimun. Penelitian vaksin Covid-19 baru dilakukan dalam waktu singkat dan diujicoba pada orang yang sehat dan tidak hamil.

Vaksin mungkin akan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh penderita secara tidak aman atau tidak tepat.

Untuk anak-anak, sejauh ini Sinopharm mengklaim vaksin mereka aman untuk anak usia 3-17 tahun, namun balita yang menerima vaksin harus diawasi dengan cermat dan ketat selama vaksinasi karena kekebalan tubuh mereka masih berkembang pesat. Sementara itu vaksin Sinovac, Pfizer-BioNTech, dan Moderna masih di uji pada anak-anak dan remaja.

Berkaitan dengan vaksin untuk remaja, Israel sudah memvaksin remaja 16-18 tahun agar mereka bisa mengikuti ujian di sekolah. Hasil ujian sangat penting di Israel salah satunya karena memengaruhi penempatan mereka saat wajib militer. 

Maaf, jadi ngomongin Israel. Satu-satunya soal Israel yang sudi kita terima cuma Gal Gadot ya, kan?

Kemudian, untuk kondisi saya, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) mengatakan kalau orang yang memiliki riwayat alergi hingga penyakit paru termasuk dalam kelompok yang boleh menerima vaksin Covid-19, namun karena alergi yang saya derita tidak lazim, jadi Dokter Was'an menyarankan saya untuk tidak divaksin dulu sebelum vaksin tersebut terbukti aman untuk semua penderita alergi. Mengecewakan, tapi mau dikata apalagi.

Apa yang dikatakan Dokter Was'an ada benarnya. Di Inggris sana, BPOM-nya telah memberi saran pencegahan kepada BPJS Inggris bahwa siapapun yang memiliki riwayat reaksi alergi signifikan terhadap obat-obatan, makanan atau vaksin, tidak boleh menerima vaksin Pfizer-BioNTech. Berarti yang alergi perubahan cuaca dan debu boleh dong, ya?!

Belum bisa menerima vaksin memang sedih, serasa hidup ini tidak adil, Raffi Ahmad saja sudah divaksin, mosok kita belum? 

Ya sudah, tunggu saja sampai tiba waktunya semua orang Indonesia bisa disuntik vaksin Corona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun