Saya termasuk terbelakang dalam urusan smartphone. Dahulu sewaktu ramai ponsel BlackBerry dengan BlackBerry Messengernya yang hits di Indonesia, saya masih pakai Sony Ericsson Aspen bersistem operasi Windows Mobile.
Sebelumnya ketika Nokia Pisang disusul Nokia 3210 dan Nokia 3310 meledak di pasaran, saya juga tidak memegang ponsel sejuta umat itu. Saya pakai ponsel Ericcson T28 lalu Ericsson A1018.
Kemudian ketika Android mulai booming, saya malah pakai BlackBerry.
Sewaktu BlackBerry sangat populer di Indonesia, iPhone sudah punya pengguna setianya sendiri.Â
iPhone fanboy dan BlackBerry fanboy kerap berdebat di forum diskusi Kaskus untuk menjagokan smartphone mereka dan saling menjatuhkan lawan masing-masing.Â
Fanboy adalah sebutan untuk seseorang yang fanatik terhadap merek atau produk teknologi tertentu.
Adik-adik saya termasuk pengguna fanatik Apple sejak iPhone 5 muncul. Mereka punya hampir semua produk keluaran Apple Inc termasuk MacBook, iMac, iPod, juga membayar biaya iCloud dan iTunes. Sekarang mereka pakai iPhone X dan berencana ganti ke iPhone 12 jika telah resmi dijual di Indonesia.
Hanya saja, iPhone 12 mendapat kritik pedas dari netizen, termasuk di Indonesia, yang mengatakan wujud iPhone 12 hanyalah penggabungan dari iPhone 5 dan iPhone 11, jadi bentuknya terlihat aneh.
Entah mereka ini pengguna iPhone betulan atau tidak, karena jarang sekali ada pengguna iPhone mengkritik produk keluaran Apple seaneh dan secacat apapun barang tersebut.
Apalagi iPhone 12 mengusung teknologi 5G dan chip A14 Bionic. Chip ini adalah chip 5-nanometer pertama di industri smartphone dan diklaim 50 persen lebih cepat dari chip ponsel di seluruh dunia.Â
Ponsel ini juga hadir tanpa pengecas alias charger. Hmm, bagaimana mengisi daya kalau tidak ada charger? Anda bisa pakai charger iPhone yang lama, beli charger baru, atau pakai pengecas nirkabel bernama MagSafe.