Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Juru ketik di emperbaca.com. Penulis generalis. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Akankah Konferensi KAMI Tetap Digelar Tanpa Glenn Fredly?

20 Agustus 2020   21:53 Diperbarui: 20 Agustus 2020   22:09 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Canva/yanahaudy0

Musisi jazz Candra Darusman pada 14 April 2020 atau seminggu setelah Glenn Fredly wafat, mengatakan bahwa Konferensi Musik Indonesia (KAMI) tahun ini harus tetap jalan meski tanpa Glenn.

Glenn Fredly adalah penggagas sekaligus ketua komitenya. Dia adalah roh bagi KAMI dan KAMI adalah salah satu dari sekian banyak "warisan" yang diberikan Glenn untuk dunia musik Indonesia.

Sebagai informasi, Konferensi Musik Indonesia memang disingkat KAMI bukan KMI. Akronim ini dapat dilihat di akun Instagram kamimusik_id dan media-media online seperti kompas.com, detik.com, cnnindonesia.com dan lainnya.

Konferensi Musik Indonesia yang pertama pada 2018 digelar di kota musik dunia, Ambon.

Pada waktu itu Glenn bersama Ridho Slank masih dalam usaha menggolkan Ambon sebagai kota musik dunia ke UNESCO.
Butuh waktu tiga tahun bagi Glenn dan Ridho membuat petisi ke Kemendikbud dan menggalang dukungan dari publik dalam dan luar negeri. 

Formulir yang disampaikan Glenn ke UNESCO berbuah manis. Pada 30 Oktober 2019 UNESCO menobatkan Ambon sebagai kota musik dunia bersama 14 kota lainnya dari seluruh dunia.

Sejak 2011 warga kota Ambon sebenarnya sudah menyiapkan diri menjadi kota musik dengan membangun studio rekaman, gedung pertunjukkan seni, dan sekolah musik karena musik merupakan bagian dari kehidupan masyarakat Ambon.

Menteri Keuangan Sri Mulyani turut hadir di KAMI dan memberikan keynote speech.

KAMI 2018 menghasilkan 12 poin deklarasi, beberapa diantaranya yaitu membangun pendidikan musik Indonesia yang relevan dengan konteks lokal setiap daerah, mendorong terwujudnya infrastruktur pertunjukan, pendidikan, dan produksi musik, serta meningkatkan kesejahteraan musisi Indonesia.

Tahun berikutnya KAMI yang ke-2 dihelat pada 23 November 2019 di Gedung Budaya Sabilulungan, Bandung, bekerjasama dengan Yayasan Ruma Beta, Koalisi Seni, dan Dyandra Promosindo. Dyandra adalah penyelenggara pameran dan pertunjukan yang masih satu grup dengan Kompas-Gramedia.

Konferensi kedua ini membahas industri musik yang lebih adil. Adil dalam arti kantong industri musik harus ada di kota-kota lain dan tidak hanya terpusat di Jakarta.

Mendikbud Nadiem Makarim sebenarnya diundang dalam konferensi ini namun yang datang adalah Gojek yang menjadi sponsor dan memperkenalkan QR code untuk masyarakat yang ingin mengapresiasi para musisi lewat GoPay.

Tidak hanya sekedar konferensi membicarakan urusan musik dengan para musisi, KAMI juga mempersilahkan masyarakat untuk datang secara gratis asalkan lebih dulu mendaftar secara online.

Lalu, akankah KAMI kembali digelar tahun ini?

Mungkin digelar virtual. Mungkin digelar seperti tahun-tahun sebelumnya dengan peserta terbatas dan protokol kesehatan ketat. Mungkin juga vakum sementara.

Digelar atau tidaknya KAMI 2020, musik bisa menenangkan dan membuat hati senang. Meski pada pertunjukan musik dangdut kerap terjadi perkelahian disertai baku hantam, saya yakin musik masih ampuh untuk jadi pemersatu bangsa, bahkan dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun