Ketika sekolah ditutup karena pandemi dan kegiatan belajar-mengajar diganti dengan pemberian PR terus-menerus, ada saja "drama" yang melibatkan orang tua atau guru berkaitan dengan kehabisan kuota, ketidaktahuan menggunakan smartphone, sampai ponsel guru yang rusak karena dianggap terlalu banyak menyimpan foto dan video tugas dari siswa-siswinya.
"Drama" itu berlanjut hari ini, hari pertama tahun ajaran baru 2020/2021.
Ada orang tua yang lupa kalau hari ini anak sudah "masuk sekolah" dan si anak masih menginap di rumah kakek-neneknya. Ketika guru minta siswa absen dan mengirim foto berseragam lengkap, orang tua itu mengirim foto anaknya berseragam SMP milik keponakannya dengan alasan, "Daripada tidak pakai seragam, ya yang ada saja."
Heuheuheu!
Lalu guru meminta orang tua membantu anak menggunakan Zoom pada pukul 07.30 karena pada MPLS (Masa Pengenalan Lingkugan Sekolah) akan diperkenalkan guru honorer yang baru menggantikan guru PNS yang pensiun.
Tapi sampai pukul 08.00 tidak ada tanda-tanda Zoom akan dimulai. Lalu pada pukul 08.30 guru mengatakan kalau pembelajaran hari ini selesai dan anak diminta berdoa karena telah melaksanakan pembelajaran dengan baik.
Tidak ada pengumuman lagi soal Zoom, orang tua kemudian diminta datang ke sekolah esok pagi untuk menyerahkan rapor anak-anak mereka.
Heuheuheu!
Lalu di sekolah anak saya yang masih TK B, guru mengirim foto dan video acara serah terima jabatan ketua pengurus Yayasan Dian Dharma Kabupaten Magelang yang sedang berlangsung di sekolah.
Kemudian ada orang tua yang bertanya, "Apakah anak harus membuat tugas dari acara itu?"
Guru menjawab tidak karena dia hanya salah kirim. Video itu harusnya dia kirim ke grup guru-guru tapi malah dikirim ke grup kelas. Foto dan video itu kemudian dihapus sang guru.