Mohon tunggu...
Aji Mufasa
Aji Mufasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Engineer | Agropreneur | Industrial Designer

"Hiduplah dengan penuh kesadaran"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Indonesia dalam Darurat Berpikir Kritis

4 Februari 2023   17:20 Diperbarui: 4 Februari 2023   17:17 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar Program Belajar dari Rumah yang tayang di TVRI pada Senin, 10 Agustus 2020 dengan materi Cara Berpikir Kritis untuk SMA 

Indonesia saat ini sedang menghadapi berbagai macam masalah dan tantangan, baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik, maupun lingkungan. Dalam situasi seperti ini, kebiasaan berpikir kritis dan kreatif sangat dibutuhkan untuk memecahkan masalah dan menemukan solusi yang tepat. Sayangnya, kenyataannya masih banyak masyarakat Indonesia yang kurang memiliki kemampuan berpikir kritis.

Berpikir kritis adalah kemampuan untuk mempertimbangkan segala informasi dan fakta secara obyektif dan kritis. Ini melibatkan pemikiran kreatif dan analitis, serta mampu membedakan antara informasi yang benar dan yang salah. Keahlian ini sangat penting untuk membuat keputusan yang tepat dan memecahkan masalah yang ada.

Indonesia sekarang sedang membutuhkan lebih banyak lagi masyarakat yang mampu berpikir kritis dan kreatif. Hal ini akan membantu dalam memecahkan masalah yang ada dan memastikan bahwa solusi yang ditemukan adalah solusi yang benar dan tepat. Maka, tidak salah jika kita mengatakan bahwa Indonesia sedang dalam kebutuhan akan berpikir kritis.

Kenapa kita harus berpikir kritis?

Dalam situasi darurat, seringkali banyak informasi yang beredar dan membingungkan bagi masyarakat. Banyak informasi yang salah, tidak benar, atau bahkan membahayakan. Oleh karena itu, pemikiran kritis sangat penting untuk memfiltrasi informasi yang beredar dan memastikan bahwa informasi yang diambil adalah informasi yang benar dan dapat dipercaya.

Ini adalah beberapa informasi yang sering keliru dan harus terfiltrasi oleh pemikiran kritis:

  1. Hoax atau berita bohong: Dalam situasi darurat, seringkali beredar berita-berita yang tidak benar atau hoax. Pemikiran kritis dapat membantu dalam memverifikasi berita dan memastikan bahwa berita tersebut benar dan dapat dipercaya.
  2. Informasi tidak terverifikasi: Ada banyak informasi yang tidak terverifikasi dan tidak memiliki sumber yang jelas. Pemikiran kritis membantu dalam memastikan bahwa informasi yang diambil adalah informasi yang terverifikasi dan memiliki sumber yang jelas.
  3. Informasi bertentangan: Dalam situasi darurat, seringkali banyak informasi yang bertentangan dan membingungkan. Pemikiran kritis membantu dalam mempertimbangkan berbagai informasi dan memilih informasi yang paling benar dan dapat dipercaya.
  4. Propaganda dan manipulasi: Dalam situasi darurat, propaganda dan manipulasi sering terjadi untuk mempengaruhi opini dan tindakan masyarakat. Pemikiran kritis membantu dalam mempertimbangkan informasi dan memastikan bahwa informasi yang diambil tidak dipengaruhi oleh propaganda atau manipulasi.

Dengan memiliki kemampuan berpikir kritis, diharapkan masyarakat dapat memfilter informasi yang beredar dan memastikan bahwa informasi yang diambil adalah informasi yang benar dan dapat dipercaya. Ini akan membantu dalam memecahkan masalah dan menemukan solusi yang tepat dalam situasi darurat.

Emosi Dapat Mengambil Alih Pemikiran Kritis

Emosi dapat mempengaruhi pemikiran kritis dan menghambat kemampuan untuk membuat keputusan yang rasional dan objektif. Saat emosi kuat, itu dapat menimbulkan bias dan mempengaruhi pandangan kita tentang suatu situasi atau informasi.

Contoh pemikiran kritis yang kalah oleh emosi adalah ketika seseorang yang memiliki pendapat yang kuat tentang suatu masalah, misalnya politik, dan mereka terlalu terpengaruh oleh emosi mereka sehingga mereka memilih untuk tidak menerima atau mempertimbangkan informasi yang berlawanan dengan pandangan mereka. 

Mereka mungkin memilih untuk hanya berfokus pada sumber-sumber yang sependapat dengan pandangan mereka dan memilih untuk tidak melakukan uji coba atau analisis terhadap informasi yang berlawanan dengan pandangan mereka. 

Dalam hal ini, emosi mereka mempengaruhi pemikiran kritis mereka dan membuat mereka kurang mampu untuk membuat keputusan dan pandangan yang objektif dan rasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun