Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bom Madinah, Kulminasi Terrorism Campaign

6 Juli 2016   04:26 Diperbarui: 6 Juli 2016   19:13 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Meledaknya bom di kota Madinah, adalah kulminasi kampanye terorisme global. Entah pelakunya wahabi, atau militan syi’ah, inilah puncak dari global terrorism campaign. Ledakan bom yang tak jauh dari makam nabi Muhammad saw itu, adalah bentuk provokasi dan pemantik kemarahan dunia Islam melawan terorisme global. Meskipun pandangan global tentang terrorism, acapkali mengokupasi bagian simbol tertentu Islam atas dasar model penafsiran yang keliru dan tendensius. Masalah pokoknya, dari siapa panduan definisi terrorism itu kita gunakan?

Meskipun kita tahu, yang ditafsirkan itu adalah wilayah sosiologis dan politis Islam. Bukan wilayah teologis yang bersumber dari otentisitas ajaran Islam (al qur’an dan alhadits). Penafsiran yang latah dan tendensius itu, kemudian dijadikan mesin pemusnah, memantik penolakan global terhadap segala langgam dan corak yang berkaitan dengan Islam. Berhasilkah? Justru resultan dari penolakan itu, menjadi titik balik yang mengherankan, dimana begitu masif keingintahuan orang Eropa dan Amerika sana tentang ajaran Islam; dan akhirnya memeluk Islam.  

Pasca ledakan Madinah, saya meyakini, kampanye penolakan simbol-simbol syi’ar akan semakin kuat dari dunia internasional; bahkan datang dari dunia Islam sendiri. Lagi-lagi, penolakan simbol tersebut akan semakin kuat datang dari kalangan Islam sendiri, atas dasar provokasi Madinah. Bravo !

Beberapa media merilis, bahwa peledak bom di Madinah adalah militan wahabi. Kelompok puritanisme radikal, yang selama ini menolak dan memusnahkan situs-situs sejarah kenabian Muhammad yang acap kali menjadi ritus ibadah haji dan umroh. Kampanye wahabisme ini adalah bentuk pemurnian ketauhidan sebagai titik ultimate keberislaman (meskipun pendekatannya harus didebatkan).

Ledakan Madinah itu, bertepatan sekali dengan bulan penuh emosional bagi umat Islam se dunia. Di bulan ramadan, menjelang lebaran, di kota suci umat Islam dan dekat makam nabi Muhammad saw. Peristiwa ini tak beda jauh dengan ledakan World Trade Center (WTC) dan Pentagon (tragedi 11 September 2001). Sebuah ledakan dahsyat terhadap basis ritus kapitalise global.

Tragedi 11 September 2001, kemudian menjadi prime campaign gemuruh penolakkan global terhadap simbol-simbol yang berdekatan dengan Islam. Jika ledakan WTC dan Pentagon sebagai alat pemantik kemarahan global terhadap terrorism yang dipaksasandingkan dengan Islam, maka ledakan bom di Madinah, adalah alat pemantik kemarahan dunia Islam terhadap terorism yang muaranya menyasar ke Islam juga.


Ledakan Madinah, adalah metode kampanye global terrorism dengan menggunakan tangan Islam untuk menampar wajahnya sendiri. Provokasi kota suci dan makam rasulullah Muhammad saw, adalah alat membakar emosi umat Islam dunia yang cukup berhasil. Meskipun kita sulit menerima apapun bentuk kekerasan yang tidak mendapatkan kedudukan syar’i, namun kita pun sulit menutup mata dengan kedua telapak tangan, bahwa kampanye global terrorism acap kali menggunakan standar ganda (menguntungkan dunia barat); stigmatisasi dan mengokupasi wilayah keagamaan yang sarat dengan tendensi dan conflict of interest.

Hal inilah kemudian membuat kita tak sepenuhnya menelan mentah-mentah ledakan bom di Madinah sebagai sebuah tindak kejahatan terrorism luar biasa; tanpa ada politik global, operasi intelejen atau semacam clash of civilization sebagaimana yang pernah diramal Samuel P Huntington yang ramai diperdebatkan itu. Saya memperkirakan, ledakan Madinah adalah sebuah pesan simbol, yang sedang dialamatkan kepada masyarakat dunia, dan khususnya umat Islam. Bagaimana kita menafsirkan pesan tragedi Madinah? Wallahu’alam     

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun