Mohon tunggu...
Yahya
Yahya Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang tertarik dengan dunia digital

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Sabana Fried Chicken: Studi Kelayakan Bisnis

5 Mei 2025   05:56 Diperbarui: 5 Mei 2025   06:15 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Sabana Fried Chicken (SFC) lahir pada 2006 sebagai respons terhadap kekhawatiran kualitas dan kehalalan ayam goreng secara massal di Indonesia. Dengan modal kemitraan ringan (Rp 15–23 juta) dan dukungan penuh dari pusat, SFC kini memiliki lebih dari 3.000 gerai di Jawa–Sumatera—membuktikan daya tariknya di segmen menengah‑bawah.

Peluang Pasar dan Strategi Pemasaran

Permintaan ayam goreng siap saji di Indonesia mencapai 3,6 juta ton per tahun; 68 % konsumen memilih harga di bawah Rp 20.000 per paket, membuat SFC dengan paket mulai Rp 13.000 sangat kompetitif. Diferensiasi bumbu rempah lokal dan inovasi menu (Rice Bowl Geprek, Chicken Strip) menambah daya tarik, sementara kolaborasi dengan GoFood/GrabFood dan konten di Instagram–TikTok memperluas jangkauan digital.

Operasional dan Teknologi

Produksi terpusat di central kitchen Bekasi menjamin standar halal MUI dan higienis melalui lima tahap pencucian dan mesin penggorengan otomatis—mengurangi variasi kualitas hingga 25 %. Analisis lokasi memprioritaskan area residensial padat dan menjaga radius minimal 1 km antar‑gerai untuk menghindari kanibalisasi penjualan.

Aspek Keuangan

Investasi awal per gerai rata‑rata Rp 23–25 juta meliputi booth, bahan baku, dan pendaftaran. HPP per ekor ayam bervariasi: Rp 63.491 (Jawa–Lampung) hingga Rp 73.491 (Batam), dengan margin kotor Rp 27.509–Rp 37.509 per ekor. Titik impas (BEP) tercapai dalam 0,6–1,4 bulan, dan ROI diperkirakan 12–24 bulan tergantung lokasi serta volume penjualan.

Dampak Sosial dan Lingkungan

Secara sosial, SFC menyerap 9.000–12.000 tenaga kerja langsung dan memberdayakan 450+ UMKM lokal sebagai pemasok sambal/lalapan. Di sisi lingkungan, program daur ulang minyak goreng dan pemilahan sampah padat mengurangi polusi BOD hingga 70 %, sekaligus mendukung CSR penanaman pohon dengan alokasi 2 % laba bersih.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Sabana Fried Chicken memiliki fondasi kuat untuk pertumbuhan berkelanjutan berkat efisiensi operasional, model kemitraan inklusif, dan strategi pemasaran hybrid. Untuk memperkuat keunggulan kompetitif, disarankan:

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
    Lihat Entrepreneur Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun