Mohon tunggu...
muhammad wiwil
muhammad wiwil Mohon Tunggu... -

senang makan, jalan2.............. pengen gemuk, gak gampang marah, sering senyum.... kulit hitam manisa, kata tmn2 hdungku mancung...

Selanjutnya

Tutup

Money

Fenomena Berdagang Orang Padang Peluang Bisnis Syariah

12 Agustus 2010   02:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:07 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Siapa yang tidak kenal dengan pepatah orang padang ‘dimana langit dijunjung disana bumi dipijak’, saya juga tidak tahu apakah benar atau tidaknya kalau ini pepatah dari padang, soalnya waktu sekolah di SD saya sering dengar kata-kata ini dari guru saya (saya orang padang tulen). Pepatah ini seakan-akan menggambarkan prinsip merantau yang memang sudah menjadi kebiasaan orang padang, dan menggambarkan pula akan semangat hidup dengan kondisi apapun serta dimanapun berada. Sebagian orang menerjemahan kata Padang itu adalah pandai dagang, gak tau benar atau salah, tapi yang saya liat dan yang saya rasakan sekarang memang seperti itu.

Sebagian besar orang Padang memilih profesi sebagai entrepreneurship dari berbagai macam bentuk usahanya, mungkin yang paling banyak kita lihat adalah rumah makan padang, jualan pakaian (paling banyak di tanah abang,jati negara, bahkan hampir disetiap mall yang ada di jakarta banyak juga orang padang yang ikut nyimbrung disana), ada juga yang berjualan perabotan rumah tangga dan pakaian yang nantinya akan didistributorkan ke berbagai kota di Indonesia. Bahkan bagi mereka yang tidak bisa melanjutkan sekolah pun ikut merantau bersama sanak saudaranya. Saya akan mencoba mengambil salah contoh bentuk perdagangan yang dilakukan oleh orang padang, yaitu distributor perabotan rumah tangga (kebetulan kakak dan kakak ipar saya menjalani profesi ini).

Berawal dari modal sendiri dengan membeli satu sampi dua karung saja perabotan itu dan kemudian merekapun meraih sukses dengan omset perbulannya mencapai puluhan sampai ratusan juta rupiah, bahkan sekarangpun mereka sudah mempunyai rumah megah, mobil pribadi dan bahkan mempunyai puluhan mobil pick up yang digunakan untuk usahanya. Dari sekian banyak transaksi jual beli yang mereka lakukan hanya beberapa saja yang tercatat dengan rapi dalam buku pencatatannya, mungkin yang sekarang kita kenal adalah laporan keuangan, dalam satu bulan lebih kurang dua sampai tiga kali mereka belanja barang perabotan di jati negara, satu kali belanja mereka menghabiskan uang sekitar 200 juta sampai 500 juta rupiah.

Dari fenomena ini, saya sangat tertarik jikalau seandainya ada sebuah lembaga profesional yang akan mengatur semua transaksi tersebut, bayangkan apabila ada lembaga keuangan syariah yang aka menghandle semua transaksi mereka, misalkan koperasi usaha syariah yang memang khusus hanya beranggotakan mereka orang padang yang berprofesi sebagai pedagang tadi, yang nantinya bagi mereka yang menabung atau berinvestasi di koperasi syariah tersebut dapat mengelola dan menggulirkan dananya serta dapat dimanfaatkan bagi anggota yang lain, saya yakin apabila dana-dana lebih mereka atau dana surplusnya dapat lebih menyejahterakan kehidupan mereka bahkan merekapun bisa lebih mengembangkan usahanya atau dapat membuka lapangan usaha baru yang natinya juga akan dapat mengurangi pengangguran bangsa ini, sala satu manfaatnya adalah bagi mereka yang mungkin kekurangan dana dapat meminjam di koperasi syariah tadi tentunya dengan akad-kad syariah untuk melanjutkan usahanya. Akad yang dipakai nantinya bisa mudharabah, musyarakah, wadiah dan masih banyak lagi. Tulisan ini sekaligus menjadi tugas saya nantinya untuk mencoba mengaplikasikan ilmu saya selaku mahasiswa ekonomi syariah, dan bentuk kontribusi bagi daerah saya di Padang. Wallahu’lam

http://www.muslimbayang.blogspot.com/

http://www.facebook.com/photo.php?pid=30077871&id=1503906031&ref=fbx_album#!/profile.php?id=1506964911

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun