Mohon tunggu...
Tathe Surya Ananda
Tathe Surya Ananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka Ngarit

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Lestari

Dampak Buruk (OPT), Serta Cara Pencegahannya Bagi Perkembangan Tanaman

18 Oktober 2022   23:30 Diperbarui: 24 Oktober 2022   00:10 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dampak Buruk Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), Serta Cara Pencegahannya Bagi Perkembangan Tumbuhan

Organisme pengganggu tanaman (OPT) adalah hewan atau tumbuhan baik berukuran mikro maupun makro yang mengganggu, menghambat, bahkan mematikan tanaman yang dibudidayakan. Berdasarkan jenis seranganya OPT dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu hama, vektor penyakit, dan gulma. 

Hama adalah hewan yang merusak secara langsung pada tanaman. Hama terdapat beberapa jenis, diantaranya adalah insekta (serangga), moluska (bekicot, keong), rodenta (tikus), mamalia (babi), nematoda, dll. Salah satu hama penting yang menyerang tanaman padi di Indonesia adalah wereng batang coklat (WBC). Hama ini mengisap cairan sel tanaman sehingga proses penyebaran hasil fotosintesis (berupa sukrosa) ke seluruh bagian tanaman menjadi terhambat dan mengakibatkan tanaman menjadi rusak, kering, hampa dan gagal panen.

Ada beberapa poin penting dalam strategi pengendalian yang harus ditekankan pada pertemuan tersebut yaitu perlunya membuang sisa tanaman sebanyak mungkin setelah penggenangan hama. Pengolahan tanah harus dilakukan dengan sempurna agar benih dapat tersebar. Selain itu, pertimbangan untuk menyediakan tempat berlindung bagi musuh alami OPT juga harus dilakukan.

Banyak sekali dampak dampak atau pengaruh buruk OPT untuk pertumbuhan tanaman misalnya hama, vektor penyakit dan gulma. Hama atau bisa disebut hewan pengganggu tanaman misalnya seperti tikus dan walang sangit, hama tidak memberikan gejala penyakit serius pada tumbuhan melainkan merusak tumbuhan atau memakan tumbuhan yang sudah hampir panen. Dampaknya bagi petani sangat merugikan karena tanaman seperti padi tidak dapat dipanenkan karena sudah rusak atau tidak layak untuk dijual. Vektor penyakit atau biasa disebut sebagai faktor pembawa penyakit adalah organisme yang memberikan gejala sakit, menurunkan imunitas, atau mengganggu metabolisme tanaman sehingga terjadi gejala abnormal pada sistem metabolisme tanaman tersebut. Gulma adalah tumbuhan liar yang tidak dikehendaki tumbuhnya dan bersifat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dibudidayakan. Gulma memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada pertumbuhan tanaman, meskipun biasanya tidak menimbulkan kematian. Gulma bisa disebut juga sebagai kompetitor penyerap nutrisi daerah perakaran tanaman. Apabila pertumbuhan gulma lebih cepat dibandingkan tanaman, maka sudah dapat dipastikan tanaman yang dibudidayakan akan mengalami pertumbuhan yang tidak optimal. 

Sebelum dilakukannya petak percontohan dan penyuluhan, sebagian besar petani tidak pernah melakukan pengamatan secara rutin dan petani hanya melihat sekilas kemudian langsung melakukan penyemprotan tanaman menggunakan pestisida kimia sehingga dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang dilakukan oleh petani sering tidak tepat waktu.

Setelah dilakukannya petak percontohan dan penyuluhan, petani dapat mengetahui pentingnya pengamatan tanaman secara rutin dan dapat melakukan pengamatan setiap harinya serta dapat mengetahui pengendalian OPT secara ramah lingkungan.

Kapasitas petani dapat ditingkatkan dengan berinteraksi dengan masyarakat lainnya dalam proses belajar mengajar sehingga dapat memutus ketidakberdayaan petani pada berbagai aspek usaha tani. Rendahnya kapasitas petani dapat dipengaruhi langsung oleh rendahnya pengalaman belajar yang diikuti oleh petani dan secara tidak langsung dapat dipengaruhi oleh karakteristik petani. Kapasitas petani perlu ditingkatkan baik itu dalam hal pengetahuan maupun keterampilan sehingga petani mampu mengembangkan usaha taninya menjadi lebih baik lagi.

Sehubungan dengan konsep pertanian organik, maka tata cara pencegahan ataupun penanggulangan OPT harus menggunakan bahan-bahan organik dan teknis yang ramah lingkungan. Maka dari itu marilah kita bekerja sama untuk mulai mencegah penanggulangan OPT. Supaya perkembangan pertumbuhan tumbuhan tidak terganggu oleh organisme pengganggu tanaman (OPT), dan para petani dapat mendapatkan untung saat masa panen.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Lestari Selengkapnya
Lihat Indonesia Lestari Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun