Mohon tunggu...
Yaashinta AyuRachmawati
Yaashinta AyuRachmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Peningkatan Skill dan Kemampuan pada Kurikulum Geografi Abad 21

17 Juli 2021   00:01 Diperbarui: 17 Juli 2021   00:01 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Globalisasi  merupakan suatu proses perubahan  global   yang melibatkan aktifitas manusia baik dari segi penggunaan teknologi, ataupun perubahan gaya hidup. Globalisasi mendorong hadirnya Era Revolusi Industri 4.0 dan Revolusi Sosial 5.0. Globalisasi juga memperngaruhi bidang Pendidikan dimana saat ini, setiap siswa yang belajar di bekali serangkaian teknologi bahkan pada pembelajaran saat ini hadir berbagai media pembelajaran online sebagai bentuk perubahan globalisasi di era revolusi 4.0 dalam bidang Pendidikan. Datangnya inovasi dalam dunia pendidikan khusunya di era Revolusi Industri 4.0 adalah suatu bentuk penyesuaian terhadap perubahan zaman dan penyesuaian kurikulum yang harapannya dapat dijadikan sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi sehingga dapat membantu tenaga pendidikan mengembangkan kualitas pembelajaran.

Perubahan zaman, khususnya memasuki abad 21 setiap Lembaga Pendidikan harus mampu meningkatkan kompetensi diantaranya adalah mampu berfikir kritis sehingga dapat memecahkan masalah yang ada, dapat berkomunikasi dengan baik, memiliki tingkat kreativitas yang tinggi sehingga dapat menghadirkan inovasi yang harapannya bisa dirasakan oleh masyarakat dan mampu berkolaborasi dengan berbagai pihak. Keterampilan abad 21 menyamakan kemampuan berpikir dan keterampilan yang akan menyesuaikan orang untuk mendominasi bidang, yang dibutuhkan dalam kehidupan untuk abad ke-21 (Kivunja, 2015; Thieman, 2008). Salah satu kemampuan utama dalam keterampilan abad 21 adalah kreatif, kritis dan pemecahan masalah (Laar, Deursen, Dijk, & Haan, 2017; Rahman, 2019).

Menyikapi tantangan global, dalam bidang Pendidikan juga dibutuhkan berbagai inovasi dalam pelaksaan pembelajaran karena dalam proses belajar, semua hal dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang artinya bukan hanya bersumber dari Lembaga Pendidikan seperti sekolah atau kampus saja, tetapi bisa melalui kanal kanal digital yang sudah tersedia. Upaya untuk melakukan perubahan adalah melalui metode pembelajaran yang harus berkembang mengikuti kebutuhan perkembangan zaman. Pembelajaran berbasis teknologi adalah pembelajaran yang menggunakan teknologi sebagai alat pembelajaran yang sangat cocok diterapkan di era revolusi industri 4.0. Salah satu model pembelajaran berbasis teknologi adalah pembelajaran e-learning (Osubor & Chiemeke, 2015). E-learning adalah pembelajaran yang menggunakan intranet atau internet dalam proses belajar (Agarwal & Pandey, 2013). E learning memiliki beberapa jenis strategi, diantaranya adalah Pembelajaran Bauran baik yang berbasis kasus (Case Blended) atau proyek (Project Blended). 

Blended learning adalah belajar dengan menyatukan kedua metode yaitu daring (dalam jaringan) yang dikenal dengan istilah online dan luar jaringan atau offline. Artinya dalam proses blended learning siswa akan belajar menggunakan dua proses yaitu pembelajaran di dalam kelas atau ruangan secara tatap muka dan pembelajaran menggunakan media digital memanfaatkan internet atau bisa di katakana secara daring (dalam jaringan). Dalam prosesnya pembelajaran di dalam kelas guru selalu dijadikan sebagai pusat pembelajaran, dengan hadirnya metode pembelajaran daring di harapkan siswa mampu meningkatkan pengalaman pembelajaran dan efektivitas belajar diluar dari sumber belajar yang sudah di paparkan di ruang kelas.  Berdasarkan seminar nasional geografi S2 yang di paparkan Prof. Dr. H. Mukminan, pembauran kedua metode pembelajaran daring dan luring memiliki tujuan yaitu sebagai upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran sehingga setiap informasi yang belum tersampaikan di dalam kelas dapat di tinjau kembali diluar kelas, selain itu juga menciptakan gaya belajar baru sesuai dengan kebutuhan pembelajaran yang bersifat universal juga global bahkan melalui lintas budaya dan zona waktu yang berbeda, jika dikaitkan dengan perkembangan saat ini model ini dapat mendukung pengembangan pembelajaran abad 21. Manfaat lain yang di dapatkan dari adanya blended learning adalah meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar dengan memanfaatkan semua teknologi yang ada sehingga di harapkan menambah sumber belajar, hal tersebut di dukung oleh rekomendasi Rakernas Kemenristekdikti 2018 yaitu perguruan tinggi diharapkan mampu mempersiapkan online/distance learning sesuai dengan peraturan perundangan mengenai disruption era, industry revolution 4.0, dan education 4.0. Salah satu mata pelajaran dengan menggunakan blended learning adalah mata pelajaran geografi. Berdasarkan hasil Seminar Nasional Geografi S2 UNJ yang di paparkan Prof. Dr. H. Mukminan, pengembangan pembelajaran harus dilakukan secara bertahap sehingga menghasilkan inovasi, kreativitas dan solutif yang dalam upayanya dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran sehingga menghasilkan berbagai solusi untuk permasalahan pengembangan pembelajaran abad 21 khususnya dalam perubahan kurikulum tepatnya pada mata pelajaran geografi.

Pembauran kedua metode pembelajaran blended learning merupakan suatu perubahan yang di lakukan dalam proses pembelajaran, yang harapannya dapat meningkatkan kompetensi siswa untuk bersaing mengikuti perkembangan zaman. Prof. Dr. H. Mukminan juga mengatakan dalam prosesnya, pembauran juga memiliki beberapa konsekuensi diantaranya terdapat kesulitan untuk mengajarkan Pendidikan karakter, meningkatkan keterampilan motoric, retensi teknologi baru, hingga terjadi akurasi dan akuntabilitas penilaian seperti menyontek, copas, joki dan lain lain. Oleh sebab itu pemantau terhadap proses pembelajaran tetap perlu dilakukan, di sekolah atau Lembaga Pendidikan tenaga pendidik di harapkan mampu mengarahkan pembelajaran menjadi aktif, menyenangkan, dan inovatif kemudian di rumah orang tua dapat memantau apa yang di akses anak ketika belajar khususnya dalam memanfaatkan media digital. 

Implementasi penerapan blended learning juga harus di persiapkan secara matang karena menggunakan 2 metode yaitu luring dan daring. Persiapan penggunaan teknologi, tampilan multimedia, konten pembelajaran harus di sajikan dengan menarik dan mudah di pahami sehingga meningkatkan minat belajar siswa ditambah pengaturan waktu harus secara tepat dan efisien supaya menciptakan hasil pembelajaran yang efektif. Contoh implementasi pelaksanaan Model Pembelajaran Bauran Berbasis Kasus (Case-Based Blended Learning) adalah kasus penanganan permasalahan pengolahan sampah, dalam hal ini proses yang dilakukan siswa adalah membuat suatu teknik pengolahan sampah sederhana yang bisa di terapkan di masyarakat hal tersebut bisa dilakukan secara luring, kemudian proses daring nya adalah mencari data terkait manajemen pengolahan sampah, menghitung pengeluaran sampah setiap orang dengan riset yang bisa di lakukan dengan media digital dan penyebaran kuesioner terhadap masyarakat. Sedangkan untuk Pembelajaran Bauran Berbasis Proyek (Project-Based Blended Learning) dapat dilakukan dengan membuat sebuah bank sampah yang bisa di jadikan tempat pengolahan sampah oleh masyarakat yang diharapkan sampah tersebut dapat di manfaatkan kembali mejadi sebuah produk yang dapat di pasarkan kepada masyarakat melalui media digital seperti e-commerce.


Pada dasarnya setiap teknik pembelajaran dirancang untuk membantu siswa dalam belajar, hadirnya berbagai inovasi juga di harapkan mampu memudahkan siswa dalam belajar, meningkatkan kreativitas hingga mampu berkompetisi di tengah era Revolusi Industri 4.0 bahkan Revolusi Sosial 5.0. 

Sumber : 

Azhar. Konsep dan Teori Globalisai. http://repository.radenintan.ac.id/1356/15/13._AZHAR_BAB_II_edit_new.pdf

Eliyasni, R., Kenedi, A.K., & Sayer, I.M. (2019). Blended Learning and Project Based Learning: The Method to Improve Students Higher Order Thinking Skill (HOTS). Jurnal Iqra : Kajian Ilmu Pendidikan, 4(2). 231-248. http://journal.iaimnumetrolampung.ac.id/index.php/ji/

Mukminan. 2021. Teknik Pembelajaran Bauran Berbasis Kasus (Case- Based Blended Learning) dan Pembelajaran Bauran Berbasis Proyek (Project- Based Learning). Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta. (Dalam Seminar S2 Pendidikan Geografi UNJ)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun