Mohon tunggu...
Kristina Nurhayati
Kristina Nurhayati Mohon Tunggu... Penulis - opini

opini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aktor dan Komunikator Politik

9 Juli 2019   19:33 Diperbarui: 9 Juli 2019   19:38 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Agar selaras dengan aspirasi kaum milenial, banyak aktor politik baik dari kubu Jokowi (Koalisi Indonesia Kerja) dan Prabowo (Koalisi Indonesia Adil Makmur) menyampaikan wacana tentang karakter milenial para kandidat dalam pemilihan presiden dan wakil presiden di Tahun 2019. Sebagai contoh, Raja Juli Antoni, Sekretaris Jenderal PSI (Partai Solidaritas Indonesia), menyatakan bahwa Jokowi adalah seorang milenial karena ia memiliki kondisi pikiran milenial seperti pikiran terbuka dan gaya berbicara sederhana tanpa banyak penampilan atau drama buatan. Terlebih lagi, Jokowi sering terlihat mengenakan sepatu kets, berbeda dengan formalitas yang sering digambarkan dengan seorang politisi. 

Dengan demikian, menurut Antoni, Jokowi tidak perlu memilih pasangan calon milenium untuk pemilihan presiden. Antoni dengan tegas percaya bahwa kaum Millenial masih akan lebih memilih Jokowi dan bahwa koalisi akan bekerja keras untuk memenangkan hati kaum milenial. Demikian juga, Ketua Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Oesman Sapta Odang menyatakan pada gilirannya bahwa Ma'ruf Amin adalah milenial dalam hal tindakan dan sikap progresif daripada usianya. 

Sayangnya tindakan dan sikap Ma'ruf Amin yang memenuhi syarat dan ciri-ciri milenial sengaja tidak dielaborasi. Ma'ruf dikenal sebagai ulama Islam konservatif, dan merupakan saksi ahli utama dalam persidangan penistaan yang dipublikasikan pada Januari 2017 yang kemudian menyebabkan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (lebih dikenal 'Ahok') ke penjara selama dua tahun. Selain itu, penunjukan Ma'ruf Amin telah memicu spekulasi apakah akan menyebabkan kaum milenial mengalihkan suara mereka atau tidak. Menurut survei LSI (Lingkar Survey Indonesia), hanya 39,5 persen pemilih baru dan milenial akan memilih Jokowi-Ma'ruf, sementara 47,1 persen akan mendukung Prabowo-Sandiaga. 

Rupanya, setelah Jokowi memilih Ma'ruf sebagai pasangannya, persentase milenium yang akan memilihnya menurun sebesar 7,1 persen. Sementara itu, Ketua Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhamad Sohibul Iman, telah menyatakan bahwa Sandiaga Uno adalah 'santri Muslim yang saleh' atau 'santri milenial' yang hidup dengan gaya hidup modern tetapi memiliki spiritualitas Islam meskipun penampilannya sekuler serta berlatar belakang pendidikan Barat. Dengan menambahkan 'milenial' ke 'santri,' tampaknya Sohibul Iman berusaha untuk menggambarkan Sandiaga Uno sebagai sosok religius namun modern yang sesuai dengan citra PKS. Untuk menyesuaikan Prabowo dengan harapan kaum milenial, kandidat wakil presiden Sandiaga Uno mengungkapkan kepada media tentang 'The New Prabowo'. 

Setelah mengenal Prabowo secara pribadi selama 20 tahun, Sandiga menekankan bahwa Prabowo sebenarnya adalah orang yang menyenangkan dan santai yang telah mengalami dinamika politik pada masa itu serta orang yang mengerti bahwa proses demokrasi harus mempersatukan daripada memecah belah rakyat Indonesia. 

Selain itu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional, Faldo Maldini mengatakan bahwa Prabowo akan menggambarkan seseorang yang memiliki citra kontemporer dan menyajikan pandangannya dengan cara yang akan menarik bagi kaum milenial. Berbagai upaya Jokowi untuk merayu pemilih muda sangat bergantung pada penggambaran fisik. Sebagai contoh, Jokowi melakukan sesuatu yang tidak biasa pada pembukaan Asian Games 2018 di Jakarta dengan mengendarai sepeda motor sebelum menyampaikan pidato pembukaan. 

 Pada satu kesempatan, dengan mengenakan jaket denim, Jokowi mengendarai sepeda motor khusus (Chopper) dan mengunjungi Bupati Sukabumi Jawa Barat pada 8 April 2018. Dia kemudian mengunggah gambar ke akun Twitter-nya dan mendapat tanggapan positif dari orang-orang muda. Sedangkan pada kesempatan lain, dalam kunjungannya ke daerah-daerah terpencil seperti provinsi Papua, ia memberi kesan bahwa ia suka berpetualang dan memiliki karakter yang membumi, yang seharusnya menarik bagi kaum milenial. Selain itu Jokowi sesekali mengunjungi acara musik atau festival. 

Misalnya, ia mengunjungi Synchronize Fest 2017 pada 7 Oktober 2017 dan menghabiskan sekitar dua jam dengan pengunjung festival. Jokowi secara rutin menghadiri pertunjukan musik heavy metal di Jakarta dan mengaku bahwa ia adalah penggemar berat band heavy metal. Jokowi juga dikelilingi oleh tokoh-tokoh muda terkenal untuk menyeimbangkan usia Ma'ruf Amin. 

Misalnya, pengangkatan Erick Thohir sebagai ketua tim kampanye Jokowi tampaknya sebagai tanggapan atas pengangkatan Sandiaga, yang lebih menarik bagi pemilih muda daripada pasangan calon Jokowi. Menurut sumber yang mengetahui situasi tersebut, Jokowi menyatakan bahwa Erick dipilih karena pengusaha tersebut berusia 48 tahun dan rekam jejak cemerlangnya di industri media, memiliki klub sepak bola dan bola basket. Menariknya, Erick adalah teman baik Sandiaga sejak masa sekolah menengah mereka, dan keduanya telah menjadi pengusaha muda yang sukses. 

Demikian juga usaha Ma'ruf Amin untuk hadir di kalangan milenial dengan menyatakan bahwa ia telah bertemu dan berhubungan dengan kaum milenial sejak lama dengan menceritakan kisah tentang seorang lelaki tua yang menanam pohon buahbuahan bukan untuknya tetapi untuk generasi berikutnya. Ia mengatakan bahwa ia setuju untuk ditunjuk sebagai calon wakil presiden bukan demi dirinya sendiri, melainkan didorong oleh niatnya untuk meninggalkan warisan yang berarti bagi kaum muda. Dia mengklaim bahwa kaum milenial mendukungnya dan telah membentuk organisasi sukarela seperti 'Rumah KMA' (Rumah Kyai Ma'ruf Amin) dan 'Abah Kita' yang terdiri dari sukarelawan Muslim dan non-Muslim, untuk tujuan menggaet pemilih milenial. 

Sementara itu, Prabowo telah membangun hubungan baik dengan aktor kunci milenial. Misalnya, pada 23 Oktober 2018, ia mengundang blogger muda, vloggers atau YouTuber dan influencer media ke rumahnya di Jakarta Selatan. Selama pertemuan, dia mengingatkan mereka untuk terus belajar dan membuat [konten digital] daripada menjadi pemain pasif. Pertemuan ini penting bagi Prabowo karena media sosial adalah satu-satunya platform yang dapat ia manfaatkan, karena media arus utama cenderung memihak kubu Jokowi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun