“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Ir. Sukarno
Ungkapan ini agaknya patut diperhatikan untuk seluruh warga Tangerang menjelang pemilihan Walikota yang baru tahun ini. Beberapa nama sudah berkibar untuk siap maju bertarung memperebutkan kursi T-1. Dibalik rentetan nama-nama yang ada, terdapat beberapa nama yang penulis anggap layak dijadikan pertimbangan untuk dipilih.
Sebagai awalan kita geser dulu nama-nama dari golongan yang sudah dikategorikan lagi tidak muda yaitu Harry Mulya Zein (HMZ) dan Ahmad Marju Kodri (AMK). Kedua orang ini saya pikir akan lebih baik jika melanjutkan tugasnya di pemerintahan dengan baik. Kesan yang muncul jika orang pemerintah maju untuk bertarung dalam T-1 adalah kesan penggunaan jabatan dan relasi pemerintahan untuk mewujudkan tujuannya. Lagipula sudah bukan jamannya orang pemerintahan maju sebagai pemimpin daerah. Lihat Jokowi yang bertitel pengusaha sebelum menjadi walikota dan gubernur. Ahmad Heryawan yang berprofesi sebagai dosen swasta sebelum menjadi gubernur. Jadi hemat saya, bagi HMZ dan AMK lebih baik berkarir dipemerintahan saja.
Sekarang kita lihat calon yang terkategori pemuda. Yang berkibar ada nama Arief Wismansyah yang masih menjabat Wakil Walikota, sosok pengusaha muda sukses. Ada Abdul Syukur seorang politisi muda Golkar yang merupakan adik kandung dari penguasa kota Tangerang sekarang ini. Hilmi Fuad juga termasuk dari kalangan muda, akademisi dan politisi muda PKS sekaligus ketua DPD PKS Kota Tangerang. Suratno Abu Bakar juga termasuk, politisi muda PAN ini juga layak maju.
Mengapa Harus Pemuda ?
Pemuda merupakan satu golongan yang enerjik penuh gairah dan semangat. Kritis dan peka terhadap permasalahan masyarakat. Hal ini tentu saja berbeda dengan karakter orang tua. Sejarah mencatat bagaimana perjuangan negeri ini membara dan terus membara dikarenakan banyaknya sosok pemuda yang berjuang demi kemerdekaan negeri ini. Kalangan santri muda dari berbagai daerah menjadi pelopor perlawanan penjajah di daerah-daerah. Kalangan akademisi yang belajar pada Belanda akhirnya berjuang melawan Belanda untuk kemerdekaan Indonesia, sebut saja Budi Utomo salah satunya. Bahkan, pada detik-detik menjelang proklamasi kemerdekaan, sosok pemudalah yang mendesak Soekarno-Hatta agar memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Pemuda Dalam Lingkaran Masalah
Pemuda juga merupakan sebuah persoalan besar yang ada dalam bangsa ini. Pola hidup hedonisme antisosial bertabur dengan apatisme dan pragmatisme yang ketal, menjadi sajian masalah pemuda saat ini. Padahal ditangan pemudalah negeri ini akan digulirkan kemudian. Inilah pemuda dengan segenap permasalahannya dan juga dengan segala kelebihannya.
Anda yang Memilih
Kini warga Kota Tangerang harus cerdas memilih. Kemajuan Kota Tangerang ada ditangan rakyat. Pragmatisme singkat dengan bubuhan uang Rp 20.000-Rp 50.000 untuk membeli suara menjadi awal kehancuran sebuah harapan dan cita-cita. Jauhkan rusuah dan majukan idealisme.
