Mohon tunggu...
Putri Afin Nurhayati
Putri Afin Nurhayati Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti Biologi Masa Depan, Mencoba setia dengan berpihak pada alam, Penyambung suara hati bumi

-

Selanjutnya

Tutup

Nature

Media Tak Pernah Menulis Fakta: Banjir Bogor, Bukan Karena Hujan

19 Januari 2021   20:44 Diperbarui: 19 Januari 2021   22:03 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore hariku terasa menggebu-gebu ketika melihat siaran Televisi menayangkan banjir bandang yang melanda puncak bogor.

MIRIS.

Banjir umum terjadi di dataran rendah, (sedikit) logis jika itu disebabkan karena hujan. Seperti yang (mungkin) biasa dialami warga Jakarta setiap tahunnya. Namun, sekarang lebih parah. Air tidak lagi mengalir dari hulu ke hilir, tetapi juga bisa memanjat hingga puncak Cisarua.Semakin tidak terima dengan pernyataan media yang menulis seperti ini

"Banjir bandang Bogor, disebabkan oleh curah hujan tinggi"

Aku dapat berkata bahwa sepenuhnya kalimat itu adalah opini, bukan fakta!

"Banjir bandang Bogor, disebabkan oleh curah hujan tinggi"

Hujan tidak pernah salah, Indonesia memang negara dengan iklim tropis dan dua musim hujan & kemarau. Hujan juga siklus yang selalu terjadi ketika terjadi penguapan air, dan pembentukan awan hingga kembali memanas dengan dibumbui angin, berujung tumpahan air ke bumi. Hujan adalah siklus air yang selalu dibutuhkan manusia meskipun selalu disalahkan ketika manusia tidak sadar jika ia membutuhkan. 

Banjir biasa dikaitkan dengan meluapnya sungai, namun manusia tidak pernah berkaca mengapa sungai meluap.

Sungai meluap karena ukurannya yang semakin sempit dan dasarnya yang semakin tebal hingga air tak ada lagi ruang untuk ditampung. Lalu, mengapa bisa sungai ukurannya semakin sempit? Mengapa pula dasar sungai semakin tebal?

Jawabannya, karena manusia.

Jika manusia tak mau disalahkan, mari kutunjukkan faktanya.

1. Manusia membangun rumah, kantor, dan gedung-gedung lainnya tanpa melihat bahwa itu 'rumah air'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun