Tumbuhan itu tidak dapat berjalan, lumut juga tidak mampu merayap menuju posko, terlebih keong yang meski dapat melata tapi abu lebih cepat mencapai tubuh lunaknya dibanding perutnya menyentuh daratan.Â
Oleh karena itu, penting adanya kajian dan penelitian yang membahas hingga menyusun konsep dalam menjaga biodiversitas atau keanekaragaman hayati.Â
Hewan dan tumbuhan itu tidak dapat memilih akan pergi ke mana-mana jika habitatnya rusak, namun manusia mampu membuat habitatnya dimanapun berada.Â
Terlepas dari fenomena alam yang pastinya adalah rangkaian dalam menyusun hamparan alam, seyogianya untuk kita sebagai manusia meminimalisir hewan dan tumbuhan kehilangan habitatnya.Â
Minimal dengan tidak merebut habitat dan fungsional alam. Jika pembangunan menjadi alasan, dan ekonomi menjadi tujuan, maka semua nafsu itu peru dibentuk limit atau batasan. Untuk apa? agar kehidupan ini seimbang.Â
Contohnya, kita pergi ke toko bunga untuk melihat-lihat bunga bukan? Pasti yang kita cari adalah bunga yang cantik dan beraneka ragam.
Logikanya begini, jika manusia saja ingin melihat keanekaragaman di lingkup kecil (toko bunga) mengapa harus menghancurkan dan menghilangkan ribuan jenis di hutan? Karena yang pasti, toko bunga ini juga akan menjadikan hutan sebagai sumber kecantikan tokonya.Â
Contoh lain, teman-teman suka ngopi kan? Di segala suasana kopi memang pas untuk menjadi teman dikala doi sedang menemani yang lain.
Tapi tahukah bahwa kopi yang diseduh terdapat kaitan regulasi beberapa jenis makhluk hidup akar pohon kopi terus berbuah dan menghasilkan minuman? Pohon kopi memiliki buah kopi yang berasal dari bunga yang terfertilisasi atau dibuahi, bunga ini diserbuki oleh kukang. Loris.Â
Hewan lambat yang suka begadang. Adapun buah kopi menghasilkan biji yang bukan hanya untuk diroasted menjadi biji kopi namun juga untuk penyebaran benih tumbuhan kopi agar dapat tumbuh dan menyebar. Civet. Hewan lambat yang memakan buah kopi membantu kopi untuk menyebar benih-benihnya agar manusia dapat minum dan makan buah kopi kapan saja.
Jika fenomena alam tidak bisa kita cegah setidaknya perilaku dan pola hidup yang dapat kita perbaiki. Kedua contoh di atas cukup untuk memberi gambaran bahwa kita masih membutuhkan mereka kan? Mereka. Hewan, tumbuhan, dan material lain di bumi pertiwi.