Mohon tunggu...
Syarif Dhanurendra
Syarif Dhanurendra Mohon Tunggu... Jurnalis - www.caksyarif.my.id

Pura-pura jadi Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sudah Hari Akhir BM Tetap Belum Cair

10 Desember 2016   18:50 Diperbarui: 21 Desember 2016   13:08 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apa-apaan ini? Seharusnya biaya hidup kami dari bidikmisi sudah cair sejak bulan September lalu. Tapi apa sekarang? Sudah tanggal 10 Desember masih saja belum cair. Ada apa dengan kalian, para petugas distributor bidikmisi? Apa mau kalian?

Hai para petugas, tahukah kalian seberapa  pentingnya uang itu bagi kami? Dan apa saja yang telah terjadi pada kami karena adanya keterlambatan tersebut? 

Perlu kalian ketahui ya, kami ini berasal dari keluarga tidak mampu. Orang tua kami (atau setidaknya orang tuaku) hanya seorang buruh tani yang tidak memiliki penghasilan tetap. Mereka memikirkan kebutuham sehari-hari aja sudah repot. Apa lagi jika ditambah mikirin keperluan anaknya yang kuliah: bayar kost, uang makan, transport, uang saku, uang beli buku, dsb. beliau sudah tidak mampu memenuhi itu semua. Jadi kami (saya) hanya berharap dari uang biaya hidup Rp.600.000 dari bidikmisi itu. Namun ternyata kalian sangat mengecewakanku.

Efeknya, hutangku numpuk hingga satu juta lebih. Dan harus malu sama orang yang saya mintai uang untuk hutang tsb. karena tak bisa mengatakan dengan pasti 'kapan saya bisa melunasinya'.

Sekarang uangku tinggal Rp.22.000,-. Besok aku akan pulang kampung. Dengan naik kreta maka akan cukup: 4ribu untuk Len ke Stasiun, kemudian 15ribu untuk tiket kreta api. Dan sisanya untuk jaga dompet. 

Di rumah, aku juga punya hutang sama temenku. Aku sudah niat ingin melunasinya ketika libur semester. Tapi apa yang terjadi? Tidak ada uang sama sekali. Padahal temenku yang ini lagi butuh banget uangnya. Lalu menurut kalian, apa yg harus saya lakukan?

Kalian tak mau tahu tentang kami. Kalian hanya mau agar kami tetap bersyukur dan bersabar. Asal kalian tahu ya, selama ini kami sudah sangat bersyukur dan bersabar. Namun ini bukan masalah sabar atau tidak sabar, dan syukur atau tidak bersukur, masalahnya adalah

MANA HAK KAMI UNTUK MENERIMA BIAYA HIDUP.?

MANA KAWAJIBAN KALIAN UNTUK MELAYANI MASYARAKAT KECIL.?

APAKAH KALIAN MAU KAMI KUTUK MENJADI KATAK UNTUK SELAMANYA.?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun