Mohon tunggu...
Achmad Zamzami
Achmad Zamzami Mohon Tunggu... -

Achmad Zamzami\r\nASISTEN AHLI BIDANG KELEMBAGAAN\r\nKomisi Penyiaran Indonesia Pusat\r\n08111231926

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Membangun Budaya Politik Sehat Melalui Media Massa

8 Mei 2017   12:37 Diperbarui: 8 Mei 2017   12:53 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Indikator rasa frustasi masyarakat, dalam mecari sosok pemimpin ideal, ditengah dinamika kehidupan politik yang semakin bias sekarang ini. Canggihnya teknologi komunikasi, yang bersandar pada kekuatan uang dan kewenangan kekuasaan, seringkali berlainan arah dan harapan yang mendambakan pemimpin yang mampu membawa pada kehidupan yang lebih baik, dengan berlandaskan pembangunan budaya politik yang sehat, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat luas.

Kekuatan media massa, seringkali disalah gunakan oleh para pelaku politik, untuk melakukan pembodohan, yang berimbas pada terciptanya masyarakat yang tidak berpengetahuan dalam menentukan pilihan politik mereka. Politik adalah aktivitas yang melibatkan beberapa aspek, seperti aktor pemilu, yang merupakan transformasikan mengenai misi, visi, isu-isu dan program politik kepada khalayak luas, maupun pengikut politik itu sendiri. Transformasi politik ini merupakan bagian dari kampanye politik yang biasa berlangsung dalam proses komunikasi politik, antara dua pihak yang terlibat dalam proses politik. Dalam proses komunikasi politik, media merupakan salah satu sarana yang dipergunakan secara besar-besaran untuk mentransformasikan ide, konsep, dan pesan-pesan politik sekaligus menjadi wahana komunikasi antara masyarakat politik (politik Society), yaitu Pemerintah, Partai Politik dan lembaga negara lainya, dengan masyarakat sipil (civil society).

Media massa menjadi saluran transformasi pesan yang mampu menjangkau khalayak atau pengikut/masyarakat dalam jumlah yang sangat luas, sekaligus mampu mengkontruksikan image seseorang kandidat agar dapat mempengaruhi masyarakat. Aktivitas politik di era perkembangan teknologi komunikasi dan informasi seperti sekarang ini hampir mustahil tidak  melibatkan media massa.

Media menjelma menjadi sarana kampanye dan propaganda yang sangat penting karena mampu menjangkau khalayak dalam jumlah besar dan juga kekuatan persuasi yang integral. Everett Roger dalam bukunya Communication Yearbook (2001:87), artikel Mass Media Communication Research at The Down of 21 st century by Alan M. Rubin dan paul M. Haridakis, menyatakan, bahwa hubungan antara media dengan sistem politik merupakan hal yang integral dalam sejarah pengembangan dan operasional media itu sendiri Artinya, politik dan media memiliki keterkaitan erat dan saling mempengaruhi satu sama lainnya.  Fenomena tersebut secara jelas dapat dilihat dalam pemilu 2004, pemilu 2009, pilkada lainnya.

Gegap gempita politik tahun 2004 sangat terasa dengan keterlibatan media dalam melihat proses politik saat itu. Semua kandidat terutama kandidat capres/cawapres berlomba-lomba menggunakan media massa untuk memperkenalkan diri mereka dengan khalayak, agar dikenal dan dipilih oleh khalayak, begitupun di tahun 2009 lalu.

HARAPAN


Media massa menjadi pilihan utama bagi siapa saja yang terlibat dalam proses politik.  Brian McNair, dalam bukunya An Introduction to Political Communication , 1997:21) menyebutkan  lima fungsi media dalam tipe komunikasi ideal masyarakat demokrasi yaitu :

  • Media harus memberikan informasi kepada masyarakat tentang apa yang terjadi disekitar mereka
  • Media harus mendidik sehingga mempunyai signifikan dengan fakta.
  • Media harus memiliki platform untuk wacana politik public, memfasilitasi bentuk-bentuk opini publik
  • Media memberi publisitasberagam kegiatan pemerintah dan lembaga-lembaga politik sebagai peran watchdog journalist
  • Media dalam masyarakat demokratis, melayani sebagai channe; advokasi pandangan-pandangan politik.

Jika menilik kelima fungsi media massa tersebut, seharusnya media bukan hanya berfungsi sebagai bagian dari proses politik semata, namun juga dapat berperan dalam meningkatkan kualitas politik.

Dalam realitasnya, media terkooptasi menjadi tiga jenis media, yang mana pembentukannya tergambar dari cara media itu sendiri dalam menjalankan fungsinya sebagai alat komunikasi politik, tiga jenis media tersebut adalah:

  • Media komunitas, yaitu media yang memerankan fungsinya sebagai komunitas tertentu atau sengaja dibentuk sebagai alat propaganda
  • Media kapitalis (Industri Media), yaitu media yang menajalankan fungsi komunikasi politik berdasarkan nilai jual beli (sponsorship) dan tergantung pada siapa yang memesan dan membayar
  • Media indepent/Idealis yaitu, media yang menjalankan fungsinya sebagai professional berdasarkan kemandirian atau idealism tertentu.

Untuk memahami sebuah media merupakan jenis media apa, maka masyarakat dapat menelaah dengan mencermati isi-isi (content) media tersebut. Setiap jenis media memiliki karakteristik isi masing-masing yang kemudian akan mempengaruhi persepsi hubungan media dengan masyarakat sebagai khalayak media.

 Media yang cenderung isinya mewakili kepentingan kelompok dan kepentingan tententu, maka media tersebut merupakan media komunitas. Jika isi media mengarah pada kepentingan bisnis dengan profit sebagai tujuan utama, maka media tersebut merupakan media kapitalis. Dan bagi media yang independen, maka isinya memiliki kebebasan tanpa kepentingan manapun kecuali idealism yang berlandaskan pada kebenaran dan kepentingan masyarakat luas secara objektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun