Mohon tunggu...
muslimah_pesisir
muslimah_pesisir Mohon Tunggu... Full Time Blogger - berkarya untuk allah

"TiDak AdA isTiraHat sETelah inI" 😍😍 ~~zahra_tsabita or muslimah_pesisir~~

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Be Your Self

12 Juli 2018   20:38 Diperbarui: 12 Juli 2018   20:45 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pertama keluarga, sudah menjadi opini umum bahwa Indonesia negara mayoritas berkeyakinan islam sehingga idealnya islam akan menjadi rujukan dalam tindak dan tanduk perbuatan, pemikiran, perasaan bahkan sumber aturan. 

Namun sejak bangsa ini memproklamirkan sebagai bangsa yang merdeka ternyata ajaran islam tidak diberikan porsi secara sempurna untuk mengatur sistem kehidupan umat manusia, namun semua dikembalikan pada "selera" masing-masing individu dalam meletakkan agama dan ajaran islam dalam kehidupannya, dan mayoritas meletakan islam dipojok kehidupan hanya sebagai agama ritualitas belaka alias memasung ajaran islam hanya sekedar ibadah mahdho' seperti sholat, zakat, membaca al-qur'an, dzkikir, naik haji, dst.

Ini tidak adil karena telah memilah-milah ayat-ayat Al-qur'an yang dipandang mudah untuk dijalankan dan membuang ayat-ayat yang susah dan berat untuk dijalan dalam kehidupannya. Semisal ayat al-Qur'an tentang Qishos, Riba, Rajam, dll. 

Terbukti saat ini masih ada saja muslim yang menolak penerapan Al-Qur'an secara paripurna guna menjadi fasilitator penerapan hukum islam yang membutuhkan bantuan Negara untuk menjalankannya seluruh aturan tuhan semisal hukum menjaga kemulian nyawa manusia. 

Saat negara menerapkan Al-Qur'an maka Al-Qur'an akan mendorong secara total terhadap negara tersebut untuk melindungi nyawa manusia dengan segenap kemampuan yang dimiliki. 

Sehingga wajar jika dimasa lalu seorang kholifah sulaiman al-qonuni menjaga kemuliaan seorang wanita yang sedang digoda oleh lekaki dipasar yahudi dengan mengirimkan bala tentara sebanyak 100.000 orang untuk melindungi mahkota dan kemuliaannya sebagai wanita beriman. Tapi sekarang kondisi ini tak lagi dijumpai oleh umat manusia dimanapun kita berada.

Pil pahit terlanjur menyebar ke penjuru keluarga muslim di Indonesia bahkan di dunia karena telah memisahkan ajaran islam yang sempurna itu dari kehidupannya sebagai seorang hamba, sebagai anggota masyarakat bahkan skala tertinggi seperti Negara. 

Polariasi kebebasan hidup sudah menjadi pilihan yang mengiurkan umat manusia untuk mengisi ronga-ronga keputusan dalam kehidupannya. Dan ajaran islam pun terpaksa dilupakan bahkan ditinggalkan sejauh-jauhnya. 

Imbasnya keluarga muslim kini kehilangan identitas atau jatidirinya sebagai seorang muslim yang "taat secara total pada seluruh ajaran islam, ajaran Allah SWT".

Pemisahan agama dengan kehidupan yang didapatkan dari kantung keluargapun ternyata dijumpai juga di lingkungan masyarakat. Corak kebebasan masyarakat modern yang memusatkan perhatiannya hanya pada hal-hal yang tampak saja dan bersumbu pada dunia pun menambah buruk kondisi iman seorang muslim di negeri ini. 

Akhirnya kondisi mayarakat menambah kering suasan iman dan menambah rusak moralitas dan mencoreng kehidupannya dengan tinta dosa dalam catatan amal sebagai manusia karena bertolak belakang dari ajaran keimananya dan tak merasa bersalah sedikitpun. Kasihan..!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun