Mohon tunggu...
Yudi Hartono
Yudi Hartono Mohon Tunggu... -

lahir di sumenep,23 april 1987, aktifis PMII situbondo

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mensyukuri Nikmat Allah

2 September 2012   01:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:02 1950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Mensyukuri Nikmat Allah


Sejauh mata memandang alam jagat Raya ini dan luasnya cakrawala membentang dari segala penjuru hingga daya lihat manusia tidak mampu menghitung luasnya cakrawala dan bertaburnya kemerlip bintang diatas sana. Keindahan laut, bumi yang kita pijak setiap hari serta pesona alam menyuguhkan keindahan dan rasa damai setiap mata yang melihatnya.

Udara yang kita hirup setiap hari, tiap waktu dan bahkan setiap hela nafas kita, sebagai makhluk hidup, tentunya kita membutuhkan yang namanya udara. Belum lagi matahari yang memberi dampak hangat terhadap kita, mendatangkan hujan, dan bahkan hancurlah dunia ini kalau matahari yang setiap hari kita lihat itu tidak ada. Betul...???, bapak, ibu adakah diantara bapak ibu sekalian yang lima menit saja tidak membutuhkan terhadap udara? Atau diantara saudaraku sekalian ada yang tidak membutuhkan matahari satu hari saja? Tentunya tidak ada saudara, karena semuanya itu adalah kebutuhan kita yang apabila tidak ada semua itu hancurlah kita semua. Semuanya itu adalah bukti kebesaran Allah Maulana, Dzat yang tahu akan kebutuhan kita semua.

Lebih dekat lagi saudara setiap detik atau bahkan lebih kecil dari itu kita senantiasa membutuhkan nikmat Allah sebagaimana kita bernafas, bergerak dan disetiap detak jantung kita membutuhkan Allah sebagai Dzat yang menghidupkan kita. Kita tidak pernah berpikir selama ini saudara bahwa semua alam ini dan semua ciptaan Allah bersatupadu untuk memberi kehidupan terhadap kita. Apapun bentuknya baik dapat dilihat atau yang tidak pernah kita lihat semuanya itu satu kesatuan yang disediakan utn uk kita.

Berapa kali kita menikmati pemberian Allah dalam sehari saudara?, berapa kali kita bernafas setiap waktu? Dan sudah berapa lama kita hidup didunia ini? Lalu, apakah kita sudah bersyukur terhadap semuanya itu?

Kita selamanya tidak akan pernah mampu menghitung nikmat Allah sementara setiap waktu, tiap hela nafas kita dan disetiap detak jantung kita ada nikmat Allah yang kita pakai saudara. Kita sombong, pengecut, dan ingkar terhadap semua nikmat Allah yang diberikan Allah kepada kita. Jadi jangan heran kalau Allah menurunkan adzeb ayang pedih kepada kita berupa banjir melanda, lonnsor bahkan kemiskinan dan penderitaan ada di sekitar kita. Karena janji Allah dalam kitabnya


Artinya: Apabila kamu bersyukur (terhadap nikmat Allah) niscaya Allah akan menambah nikmat terhadapmu, (namun ingat saudara) dan apabila kamu ingkar terhadap nikmatKu (firman Allah), ketahuilah siksa Allah itu sangat pedih.

Mensyukuri nikmat Allah bagaimana tidak tidak Cuma diucapkan dengan lisan seperti kebanyakan orang Cuma melafalkan Alhamdulillaaah sudah kenyaaang, itupun sesudah makan seudara. Tetapi bagaimana bersyukur terhadap Allah juga dikerjakan seluruh anggota badan dengan melakukan semua perintahnya, menjauhi larangannya misalnya, atau bentuk lain yang dapat menghambakan diri kepada Allah Subhanahu...... Subhanahu wataala. Selain itu juga mengakui dalam hati kita bahwa apapun yang kita lihat dan kita rasakan adalah milik Allah sang pencipta seluruh Alam.

Kalau kita sudah mensyukuri semua nikmat Allah yang diberikan kepada kita itu maka kita akan mendapatkan rewadr atau diskon berupa nikmat yang tak terhingga nilainya, lebih dari yang kita harapkan sebelumnya. Allahumma... Amin. Tetapi kalau tidak pernah bersyukur atau bahkan ingkar terhadap nikmat Allah maka jangan pernah menyalahkan Allah kalau Beliau tidak sayang lagi karena datangnya berupa adzab lebih pedih dari yang bayangkan. Naudhu.... naudhubillah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun