Mohon tunggu...
Teguh Suprayogi
Teguh Suprayogi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Terapis

La ilaha illallah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Batik Kebumen Bergairah Lagi

2 Oktober 2012   00:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:23 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jujur, sebagai orang asli Kebumen yang tinggal di kota Jogja, baru beberapa tahun ini tahu, ternyata daerahnya sendiri juga penghasil batik yang cukup bagus, tidak kalah dengan batik Jogja, Solo atau Pekalongan. Untuk meramaikan Hari Batik tiap tanggal 2 Oktober, seperti hari ini, saya membuka lagi salah satu akun fesbuk teman yang jualan batik Kebumen, serta bertanya-tanya pada mbah Google, saya juga dapatkan sedikit informasi dari salah satu tetangga ibu saya di Kebumen yang jadi wartawan harian Suara Merdeka, pak Komper Wardopo. Salah satu keunggulan batik Kebumen adalah motifnya yang orisinal, coraknya terkesan lugu apa adanya. Namun justru ini yang mengakibatkan susah mencari motif asli batik Kebumen. Ciri khas yang mudah dikenali dari batik Kebumen adalah warnanya yang kecoklatan dan kadang putih. Sisa kejayaan batik Kebumen dapat ditelusuri dari aktivitas Koperasi Batik Kebumen, aset gedung serta sekolah. Batik tradisional ini surut sejak tahun 1975 saat industri sablon mulai merebak. Proses membuat batik tulis yang lama dan rumit dibanding sablon menjadikan batik Kebumen semakin terpuruk. Untunglah sejak tren pakaian batik muncul lagi dan Pemerintah Provinsi Jateng serta Pemerintah Kabupaten menggalakan lagi pemakaian seragam batik, para perajin batik mulai kembali menekuni usaha yang nyaris tenggelam. Beberapa sentra batik Kebumen ada di desa Watu Barut, desa Tanuraksan kecamatan Kebumen, ada juga di desa Jemur, desa Karang Poh kecamatan Pejagoan, dan di desa Seliling, kecamatan Alian. Beberapa kendala batik Kebumen dibandingkan batik kota-kota lain, sehingga terkesan mati suri, karena motif batiknya terkesan sangat tradisional, jadul banget istilah saya, selain itu warnanya terkesan kusam dan kurang cerah, khususnya untuk batik tulis. Untuk mengejar ketertinggalan motif batik, kini tidak terpaku pola tradisional, warnanya juga tampil lebih berani, dengan sentuhan warna yang cerah, seperti biru, merah muda, ungu. Dengan tampilan motif-motif yang baru, menjadikan batik juga luwes dipakai kaum muda, cocok dipakai buat seragam kantor, PNS identitas sekolah dan lainnya. Untuk pakaian formal maupun semi formal. Berikut beberapa motif batik tulis di Gallery milik teman: [caption id="attachment_215728" align="aligncenter" width="300" caption="batik tulis, motif: sekaran sato tipas ukel tombel"][/caption] [caption id="attachment_215730" align="aligncenter" width="300" caption="batik tulis/motif: suluran tipas(bang-bangan)"]

13491386012122535483
13491386012122535483
[/caption] [caption id="attachment_215731" align="aligncenter" width="300" caption="batik tulis/motif: suruhan kupu latar limaran sanggan"]
1349138787438465945
1349138787438465945
[/caption] [caption id="attachment_215732" align="aligncenter" width="300" caption="batik tulis/motif: serikit sekar klasik ijem(tumpal)"]
1349138960838944361
1349138960838944361
[/caption] sumber gambar: galery Batik Kebumen Canthing Kencana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun