Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Santri, Giring, dan Gatot Ingin Nangkring RI 2024

26 Agustus 2020   14:50 Diperbarui: 26 Agustus 2020   15:23 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jateng.idntimes.com

Zaman sekarang, orang bisa membeli suara masyarakat dengan program, duit, juga bisa dengan wirid. Ketiganya juga bisa dilakukan secara bersama-sama. Bagi santri, duit menjadi kendala nomer wahid untuk menjadi seorang pejabat tinggi, semisal Presiden. Seorang santri tidak akan mampu mengumpulkan duit miliaran seperti Jenderal Gatot Nurmantio, Prabowo. Satu-satunya cara membangun kekuatan spiritual melalui amalan-amalan tertentu. Itu dilakukan oleh para ulama di Nusantara. Gus Dur pernah berkata dalam sebuah guyonan yang mengelitik "Saya menjadi presiden itu dengan modal dengkul. Itu-pun dengkulnya Amin Rais".

Tidaklah heran, banyak dari kalangan santri mampu mewarnai Indonesia, mulai KH Wahid Hasyim, KH Masjkoer, KH Saifuddin Zuhri, KH Muhammad Tholhah Hasan, KH Abdurahman Wahid. Dan sekarang adalah "KH Ma'ruf Amin". Hampir kesemuanya merupakan santri-santri Tebu Ireng, pesantren yang di dirikan oleh Syekh Al-Imam Muhammad Hasyim Asaary yang pernah di Makkah pada abad 14 Hijriyah di Makkah. KH Hasyim pernah bersumpah di depan Multazam, beliau akan berjuang hingga titik darah penghabisan membela tanah air. Beliau juga tidak ingin mendapat balasan apa-pun.

KH Maemun Zubair selaku santri dari KH Hasyim Asaary, juga memberikan kontribusi besar menjaga keutuhan dan perdamaian Indonesia. Beliau bukan hanya mahir ngaji Alquran, hadis dan fikih, serta tasawuf, namun beliau juga sangat ikut serta menjaga Negara Indonesia dengan memerintahkan sebagian dari putra-putranya menjadi wakil rakyat, dan menjadi wakil Gubernur. Saat ini, deretan kaum santri sudah menjadi Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati dan wali kota. Asyiknya, mereka mengandalkan kekuatan wirid, tirakatan spiritual, bukan kekuatan "isi tas".

Bagi santri tirakatan itu menjadi bagian dari proses pendidikan rohani selama ngaji di pesantren. Puasa senin kamis, puasa ngrowot, puasa mutih, sudah menjadi kebiasaan saat di pesantren. Membaca beragam doa dan hizib pada waktu tenggah malam sudah biasa. Membaca wirid hingga ratusan bahkan ribuan juga sudah biasa. Terakhir, seorang santri tetap haqqul yakin, bahwa menjadi presiden RI tahun 2024 merupakan domain Allah SWT.

Nah, Gatot Nurmantio dengan segala fasilitas yang dimiliki, serta strateginya, mengakui atau tidak sudah siap-siap menyongsong tahun 2024. Kemudian Giring Ganesha dengan kepiawainnya sudah mengawali gerakannya menuju 2024. Sementara kaum santri sudah mulai membaca wirid, puasa, dan doa untuk menyongsong tahun 2024.

Tentu saja, kaum santri itu juga memiliki strategi khusus tetap bisa meyakinkan publik, dengan harapan tidak banyak mengeluarkan duit. Dari kalangan santri, ada Mahfuz MD, Yenny Wahid, Emil Dardak, Khafifah. Tidak lama lagi, akan bermunculan nama-nama baru yang ingin meramaikan pesta demokrasi tahun 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun