Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilpres, Ketika Kecurangan di Lawan Kebohongan

29 Juni 2019   16:06 Diperbarui: 29 Juni 2019   22:00 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tuduhan demi tuduhan kepada Jokowi terus viral hingga sekarang,  di mana Jokowi dituduh keturunan PKI, keturunan China, pendukung LGBT, pen-citraan. Ujung-ujungnya ingin menjadikan Prabowo sebagai Presiden RI. Namun, semua kebohongan itu di jawab dengan suara signifikan . Dimana Jokowi meraih suara lebih banyak dari pada Prabowo.

Nah, ketika menang sudah pasti dituduh curang. Nah, MK (Mahkamah Konstitusi) telah membuktikan bahwa tuduhan kecurangan itu adalah bohong. Sudah saatnya kembali kepada jalan yang benar, yaitu "Persatuan Indonesia".

Sengketa Ali Ibn Abi Thalib dengan Yahudi

Kembali kepada tuduh menuduh seputar keucarangan dan kebohongan pada Pilpres 2019. Sebuah kisah menarik dan renyah seputar sengketa antara Sahabat Ali Ibn Abi Thalib ra dengan Yahudi perlu menjadi renungan. Ketika menunuh Jokowi curang harus mampu membuktikan. Jangan sampai menuduh curang, dengan kebohongan. Seperti menuduh curang, tetapi tidak bisa membuktikan sama dengan bohong.

Sahabat Ali Ibn Abi Thalib memiliki baju besi yang sangat bagus. Suatu ketika, jubah besi itu jatuh dan ditemukan orang Yahudi. Kemudian Ali Ibn Ali Abi Thalib melihat baju besi tersebut dipakai Yahudi tersebut dan memintanya.

Rupanya Yahudi tersebut menolak, lalu berkata "mana buktinya, jika baju besi itu milikmu". Mendengar jawaban Yahudi, Ali Ibn Abi Thalib merasa kalah, karena memang tidak memiliki bukti. Walaupun baju besi itu benar miliknya. Kemudian Yahudi mengajak agar menghadap ke pengadilan. Ali Ibn Abi Thalib juga tidak keberatan dengan ajakan Yahudi tersebut.

Maka Yahudi dan Ali Ibn Abi Thalib-pun menghadap ke Hakim. Setelah Ali Abi Thalib menyatakan bahwa baju besi itu adalah miliknya. Maka Hakim meminta saksi. Ali Ibn Abi Thalib mendatangkan Hasan sebagai saksinya. Karena Hasan tahu persis, bahwa baju besi itu adalah miliknya. Kemudian Hakim itu menolak "saya tidak mau Hasan sebagai saksi, karena Hasan adalah putramu sendiri". Padahal, waktu itu Ali Ibn Abi Thalib sosok Khalifah yang melantik Hakim tersebut. Namun, demi keadilan, Hakim itu tidak mau menerima saksi yang di ajukan, karena Hasan itu adalah putranya sendiri.

Wal Hasil, dalam persidangan Ali Ali Ibn Abi Thalib dikalahkan oleh Yahudi, karena tidak memiliki bukti yang kuat kalau baju tersebut adalah miliknya. Saksi yang diajukan juga di tolak oleh hakim. Ali Ibn Abi Thalib juga tidak marah walaupun dikalahkan oleh Yahudi, karena memang tidak memiliki saksi dan bukti yang cukup kuat. Ali Ibn Abi Thalib juga tidak memecat Hakim yang dilantik nya. Itulah kesabaran Ali Ibn Abi Thalib, dan kesadaran hukum yang tinggi.

Wal Hasil. Baju besi itu akhirnya di miliki oleh Yahud. Namun, Yahudi tersebut ter kagum-kagum terhadap sikap Ali Ibn Abi Thalib yang sabar, dan taat hukum. Tidak marah, juga tidak menggunakan kekuasaan yang dimilikinya. Karena sifat mulia Ali Ibn Abi Thalib itulah, akhirnya Yahudi tersebut mengembalikan Baju besi kepada Ali Ibn Abi Thalib. Juga, memeluk agama Islam. Ali Ibn Abi Thalib justru menghadiahkan baju besi kepada Yahudi tersebut.

Indahnya pekerti muslim, menjadikan agama lain berbondong-bondong memeluk islam. Karena sifat dan pekerti itu akan menjadi cermin agamanya sendiri. Yusuf Al-Qordowi pernah menulis dalam sebuah buku kecil seputar orang Barat memeluk islam. Rupanya, orang barat itu berkomentar "segala puji bagi Allah yang memberikan hidayah kepada kami islam, sebelum saya melihat orang-orangf muslim".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun