Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Drama Politik, Prabowo Tertipu Sarumpaet atau "by Design"?

5 Oktober 2018   11:01 Diperbarui: 5 Oktober 2018   11:24 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(jakarta.tribunnews.com)

Tidak lama kemudian deretan politisi, agawaman, yang mendukung Prabowo-Sandi, seperti politisi PKS, PAN, Gerindra dan pendukungnya berkumpul, bahu membahu membuat jumpa pers mengutuk pelaku kejahatan terhadap Ratna Sarumpaet. Syahwat politik tiba-tiba meninggi, seperti orang yang habis minum viagra. Kalimat yang sering terdengar "Biadab".

Dalam sebuah pernyataannya, Rosulullah SAW pernah berkata "cukup dikatakan berdusta, mendengarkan berita kemudian menyebarkannya. (HR Muslim).

Bagi kalangan santri yang ngerti bahwa hadis itu bersumber dari baginda Rosulullah SAW, pasti akan hati-hati agar tidak termasuk orang yang dikatakan "pendusta". Bagi politisi, kadang menjadi kesempatan untuk menyerang lawan, dengan alasan demokrasi.

Padahal ini bukan hanya masalah menyebarkan berita. Tetapi, percaya berita tanpa klarifikasi, itu sama dengan menghancurkan diri sendiri. Dalam ajaran islam, percaya saja dilarang, apalagi menyebarkannya. Betul apa yang dikatakan Prabowo bahwa dirinya itu "grusa grusu" .

Benarkan Amien Rais dan Prabowo Grusa Grusu

Jenderal Prabowo, Amien Rais, tokoh hebat. Prabowo Capres 2019, sedangkan Amien Rais mantan capres yang tidak pernah jadi. Keduanya tertipu hoaks rekan perjuangnya sendiri.

Namun, muncul pertanyaan mendasar "benarkah sosok Jenderal yang malang melintang dalam pendidikan luar negeri, dengan deretan prestasi bisa tertipu? Pertanyaan selanjutnya aialah, benarkah Amien Rais yang pernah menjadi ketua Muhammadiyah, ketua MPR, ketua PAN, juga capres bisa tertipu karangan cerita fiksi Ratna Sarumpeat? Keduanya bukan tokoh yang rendah IQnya, tetapi di atas rata-rata.

Kalu benar, mereka tertipu, rasanya kok "geli dan ngilani". Dalam dunia politik, semua serba mungkin, dan kadang semua di luar nalar berpikir masyarakat pada umumnya. Amien Rais mati-matian meminta kepada pemerintah pada masa Habibie, agar menangkap dan menjatuhkan hukuman kepada Prabowo.

Eeeeh lah, ternyata sekarang gandeng renteng. Justru Amien Rais mati-matian mendukung Prabowo. Jadi, tidak heran, jika suatu ketika Jokowi akan gandeng renteng dengan Prabowo, atau Amien Rais mendukung Jokowi. Politik itu, mana yang menguntungkan kelompoknya, akan didukung.

Sebagai rakyat biasa, ketika melihat drama politik rasanya kok aneh. Akhirnya, saya mencoba melihat dan membaca kejadian perebutan pada masa kerajaan Singosari. Ken Arok, salah satu tokoh muda yang hebat, jadug (sakti mandraguna). Walaupun orang biasa, cita-cita ingin menjadi raja sangat tinggi.

Setelah sakti, dan menguasai Keris Empu Gandring. Ken Arok, semakin tinggi nyalinya, dan yakin jika dirinya akan mampu menjadi Raja. Walhasil, Ken Arok menguasai para perampok, begal. Mereka dikoordinasi. Bikin kacau Negara Singosari. Penguasa waktu itu tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya, dibuatlah sayembara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun