Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Para Penggosip Medsos Sebaiknya Menulis di Kompasiana

9 Juli 2020   19:43 Diperbarui: 9 Juli 2020   19:44 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Kaitlyn Baker on Unsplash


Jujur ya, sebagian dari artikelku di Kompasiana tidak dipelakukan sebagaimana artikel-artikel lain, yakni dibagikan ke status WA. Alasannya satu, tokoh bahan cerita artikel itu ada di kontakku! Wkwkwk.

Bisa bahaya kalau yang bersangkutan membacanya. Walau aku tahu, tidak semua yang melihat statusku pasti mengklik tautan menuju laman yang dibagikan. Tapi siapa tahu sedang sial, antisipasi saja.

Karena niatku menulis dengan mengangkat kisah nyata adalah untuk mengambil hikmah. Kalau bisa dapat pelajaran dari pengalaman orang, kenapa harus menunggu terjadi pada diri sendiri.

Kusamarkan nama, juga agar pembaca lebih fokus pada kasusnya, bukan pada pelaku. Kupikir ini lebih positif ketimbang ditulis pendek-pendek pada status media sosial.

Pengalaman Perang Digital ala Emak-emak

Pernah suatu kali, aku terlibat semacam perselisihan dengan seseorang yang namanya ada di kontakku. Setiap aku update status, ia langsung melihat apa yang kuposting. Yakin, tidak bakal ada yang menyangkut urusan yang kami perselisihkan!

Sebaliknya, setiap ia membagi status, tak pernah kulihat. Mau bahas aku ya sono, yang penting gak kebaca. Gak bahas lebih bagus, kita sama-sama aman.

Tapi ada kalanya rasa penasaran mengalahkan pertahananku. Dengan trik khusus, tanpa aplikasi tambahan, kulihat statusnya tanpa dia ketahui. Oh ternyata menyindirku.

Kupastikan ia tak tahu bahwa aku mengintip statusnya, biar makin sakit hati. Dan sampai kapan pun, aku tak akan membuat status serupa atau senada, agar ia tak menebak aku membaca yang ia tulis.

Setidaknya aku merasa lebih cerdas dengan menuangkannya di tempat lain. Ya di sini! Ih, cerdas kok ngeklaim!

Penulis Status Vs Penulis Artikel

Suamiku lebih suka menelepon daripada SMS, bahkan chat. Menurutnya, bahasa ketikan bisa disalahartikan seseorang, tergantung mood ybs saat membaca pesan.

Kuanggap itu sebagai pilihan gender. Kabarnya laki-laki lebih suka bicara langsung daripada menulis pesan. Entah karena perempuan, atau sebab introvert, aku tetap kekeuh bahwa ketikan lebih aman daripada suara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun