Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menerjemahkan Mitos Orangtua dalam Mendidik Anak

10 Juni 2020   19:00 Diperbarui: 10 Juni 2020   19:06 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Sabine van Straaten on Unsplash

Mungkin kelemahanku sebagai orang yang kurang basa-basi, sehingga mendidik anak lebih suka apa adanya. Hal yang berbelok-belok seperti larangan menyebut nama hewan tertentu, yang sudah kutulis di artikel sebelumnya, atau melarang dengan mitos yang tak masuk akal, rasanya tak mungkin kuwariskan pada keturunanku.

Tak heran jika orang-orang tua kawan Mamak dulu kebanyakan memusuhiku. Kupikir mereka terlalu misterius sehingga melarang tanpa alasan, setelah dewasa baru tahu. Mereka juga tak tahu alasan mereka melarang.

Misalnya kenapa orang tak boleh berpindah tempat ketika makan. Pertama mereka menjawab nanti bakal kawin-cerai. Ketika ditanya lagi apa hubungannya, bagaimana prosesnya dari pindah tempat jadi kawin-cerai, dsb. Bukannya dijawab, mereka malah marah.

Padahal di sekolah, kalau kita belajar Fisika. Ada bagian diketahui, ditanya, dijawab. Semuanya saling terhubung, ada rumus, logis.

Begitu juga pelajaran Akuntansi. Jika salah di kolom satu, maka akan keliru sampai ke ujung. Tak boleh sembarangan karena semua terhubung dengan alasan yang logis dan bisa dipertanggungjawabkan.

Untuk apa disekolahkan jika pelajaran hidup terpenting dari mata pelajaran tak boleh dipraktikkan? Belasan tahun nguli tak pernah sekalipun kupakai rumus kekekalan energi yang dulu dihafal dan dijadikan patokan untuk menjawab sekian banyak soal.

Tak juga kupakai angka-angka yang tertera di buku sekolah, tahun berapa VOC datang ke Indonesia, NICA bonceng-boncengan dengan siapa, dll. Yang diperlukan di lapangan adalah kemampuan memulai pembicaraan di antara orang-orang yang tidak dikenal.

Bagaimana membuat orang percaya untuk transfer sekian rupiah ke rekeningmu. Bagaimana meletakkan tangan ketika interview, menahan bahu agar tak turun, dan skill membumi lain yang semuanya logis dan saling terhubung.

Tak ingin berprasangka buruk, sekaligus sedang kurang kerjaan, kupikir-pikir lagi kenapa orangtua harus berbelit-belit jika melarang sesuatu. Niat mereka pasti baik, tapi caranya njelimet. Sampai-sampai mereka sendiri tak tahu jawaban dari soal yang dibuatnya.

Maka kucoba terjemahkan lima mitos yang masih kuingat hingga kini. Seharusnya tidak ada benar salah, karena ini bukan ilmu pasti. Cuma cocoklogi.

1. Potong Kuku Malam Hari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun