Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Keluarga Dua Hari Hanya Minum Air Galon, dan Kamu Masih Mengeluh?

21 April 2020   08:25 Diperbarui: 21 April 2020   08:57 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak istigfar aku, ketika sebuah cuitan lewat di linimasa Twitter pagi ini. Innalilahi wa innailaihi rojiun.

Telah meninggal ibu yg viral di video ini, begitu bunyi captionnya.

Sedih, jengkel, dan malu campur aduk di benak. Bagaimana bisa, di era teknologi dan informasi sedemikan deras, ada keluarga yang kelaparan hingga salah satunya meninggal dunia?

twitter.com/82Arfun
twitter.com/82Arfun
Almarhumah Yuli adalah warga Kota Serang yang tinggal di Kelurahan Lontarbaru, Kecamatan Serang. Ia bersama suami dan keempat anaknya terdampak Covid-19 yang telah melumpuhkan ekonomi sejak beberapa pekan terakhir.

Suaminya mencari nafkah sebagai pengumpul barang bekas dengan penghasilan per hari paling banyak 30 ribu saja. Sebelum Covid-19 mewabahi Indonesia, anak sulung Yuli bekerja, tapi sekarang menganggur karena perusahaan tutup.

Anak bungsu Yuli yang masih berusia tujuh bulan, hampir selalu menangis. Mungkin karena ASI yang masuk ke mulutnya terasa hambar. Bagaimana tidak, ibu, ayah, dan kakak-kakaknya hanya minum air galon isi ulang selama dua hari terakhir. Saking tidak ada yang bisa dimakan!

Keluarga ini sempat mengadukan nasib mereka kepada RT setempat, meminta bantuan untuk menyambung hidup. Tapi karena belum ada bantuan dari pemerintah, permintaan sembako Yuli ditolak. Entahlah, apa satu RT itu hidup susah semua, hingga tidak ada yang bisa membantu?

Atau satu kampung itu melakukan lockdown lalu tak ada warga yang keluar sama sekali. Hingga tak menyadari, tetangga mereka kelaparan?  

Pantas saja di dua WAG blogger yang kuikuti, berkali-kali admin mengingatkan, lihat sekitar. Adakah tetangga yang butuh bantuan? Jangan sampai lalai menolong orang terdekat.

Karena kisahnya viral, Yuli akhirnya mendapat bantuan. Relawan dari Kwarda Banten menyambangi rumahnya untuk memberi sembako, mungkin juga disusul relawan lain atau pemerintah setempat.

Tapi semua sudah terlambat, selang tiga hari setelah viralnya, Yuli justru mengembuskan napas terakhir. Belum jelas apa sebab kematiannya, pihak puskesmas hanya menyebutkan Yuli banyak pikiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun