Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sis, Jadilah Jomlo yang Bermartabat!

20 Maret 2020   22:01 Diperbarui: 20 Maret 2020   22:15 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Tobias Tullius on Unsplash

Sebelumnya, perkenankan editor receh ini memberitahumu, kata baku untuk seorang yang masih sendiri adalah jomlo. Bukan jomblo. Jangan tanya alasannya, ikut sajalah. Begitu yang tertulis di KBBI.

Banyak orang yang mengeluhkan status lajangnya. Padahal di tahun 2015 saja, Tempo pernah merilis jumlah jomlo di Indonesia sekira 52 juta jiwa. Itu seperlima jumlah penduduk kan? Lima tahun kemudian, kecil kemugkinan jumlah itu berkurang.

Artinya, ada banyak orang yang senasib, jadi tak perlu risau.

Antara Candaan dan Pandangan Masyarakat

Seorang kawan yang bukan jomlo pernah bilang, "Kasihan yang masih single, di medsos selalu jadi bahan bully. Dikit-dikit jomblo (sesuai ucapan dia) disebut. Hujan malam Minggu, jomblo kena. Hari Valentine, jomblo lagi jadi bahan ...."

Aku yang di salah satu platform merupakan kreator konten humor, cuma bisa minta maaf. Memang sih, jomlo adalah bahan guyon paling renyah. Tapi sejak dia mengungkapkan kekesalan, jumlah artikel berbau jomlo-jomloan milikku yang memang sedikit, jadi makin berkurang jauh.

Aku paham kok, rasanya. Itulah sebab aku tidak pernah menulis tentang jomlo untuk bahan candaan. Paling hanya sapaan, Mblo, yang menurutku agak lucu. Entah menurut orang lain.

Aku paham karena kakak sulungku dulu menikah di usia 35 tahun. Padahal dia perempuan. Nah kabar bagusnya, kakak iparku bukan kaleng-kaleng. Artinya kesabaran kakakku dalam penantian tidak sia-sia.

Daripada menuruti pandangan masyarakat yang lebih suka melihat orang asal nikah daripada yang selektif, lalu jadi bahan gunjingan baru ketika rumah tangga berjalan tak karuan.

Para perundung luring ini jauh lebih keji daripada kreator yang cari recehan dolar di internet. Kalau kami butuh kreativitas dan imajinasi, mereka sangat lugas dan vulgar dengan bertanya, "Kok masih sendiri aja?"

"Kerja terus, kapan kawinnya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun