Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Vaksinasi Segera Dimulai, Jokowi Justru Singgung Potensi "Lockdown"

6 Januari 2021   23:28 Diperbarui: 6 Januari 2021   23:31 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi (Dok. Muchlis JR/Biro Pres Sekretariat Presiden)

Kalau diingat-ingat, sikap pemerintah sejak awal munculnya kasus Covid-19 bulan Maret lalu hingga akhir tahun 2020, terkesan sangat menghindari opsi lockdown sebagai solusi untuk mengurangi dampak pandemi. Pemerintah lebih memilih untuk memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Pemerintah tidak mau memilih salah satu prioritas yang akan dikerjakan; kesehatan atau ekonomi. Keduanya harus sama-sama menjadi perhatian dan tidak boleh ada yang dikorbankan. Penanganan pandemi tetap diupayakan bersamaan dengan upaya-upaya penyelamatan dan pemulihan ekonomi.

Kebijakan pemerintah ini terbukti memang tidak bisa menyelamatkan Indonesia jatuh ke jurang resesi. Namun sebagian kalangan menilai, upaya-upaya pemerintah untuk menyelamatkan perekonomian nasional patut diapresiasi. Meski resmi terkena resesi, fundamental ekonomi Indonesia diklaim masih cukup stabil dan kuat untuk tidak terjerumus ke jurang yang lebih dalam. Tahun 2021 ini bahkan digadang-gadang sebagai tahun pemulihan ekonomi nasional.

Nada-nada optimisme bermunculan. Indikasinya bisa terlihat salah satunya di pasar saham yang dengan cepat memberikan respon. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat "terjun bebas" di bulan Maret, dengan cepat berbalik arah dan terus menunjukkan peningkatan sampai akhir tahun. Optimisme pasar sekurang-kurangnya didukung oleh dua hal besar yang dianggap sangat positif: Omnibus Law dan Vaksin.

Berkaitan vaksin, pemerintah bahkan sudah melakukan pendistribusian ke berbagai daerah di tanah air. Sebagaimana skenario awal, para tenaga kesehatan akan mendapat kesempatan pertama. Presiden Jokowi sendiri kembali menyampaikan komitmennya ke publik bahwa dirinya akan menjadi orang pertama yang divaksin.

Sekadar informasi, dalam rangka vaksinasi ini, pemerintah harus mengalokasikan anggaran yang cukup besar. Harian Kontan (6/1) menyebut angka lebih dari 74 triliun rupiah. Terjadi lonjakan yang cukup besar dari yang semula dianggarkan sebesar 54,4 triliun dalam APBN 2020, setelah Presiden Jokowi menginstruksikan agar vaksin diberikan secara gratis ke seluruh masyarakat.      

Lockdown

Lalu, apa penyebab Presiden Jokowi tiba-tiba saja menyinggung soal potensi Indonesia lockdown? Padahal, nada-nada optimisme sudah terus bermunculan, salah satunya adalah berkaitan dengan vaksinasi yang akan segera dilakukan.

Pada rapat terbatas bersama Menteri dan Gubernur yang disiarkan secara langsung dalam live instagram Sekretariat Presiden, Rabu (6/1), Jokowi membeberkan fakta sejumlah kota di dunia yang sudah melakukan lockdown mulai dari London, Tokyo, Bangkok bahkan negara Inggris sebagai akibat tingkat penyebaran virus yang dianggap sudah mengkhawatirkan.

Jokowi mengingatkan, bila terjadi lonjakan yang sangat drastis, maka mau tidak mau Indonesia pun akan mengalami hal yang sama (lockdown). Jokowi juga menyitir data kasus aktif Covid-19 bulan November dan Desember lalu. Bulan November, jumlah kasus aktif sebanyak 54.000 kasus. Bulan Desember, terjadi lonjakan yang cukup tinggi, mencapai 110.000 kasus.

Dalam rangka merespon hal tersebut, pemerintah bahkan sudah mengumumkan PSBB ketat bagi semua provinsi yang ada di pulau Jawa dan Bali, 11-25 Januari mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun