Mohon tunggu...
Basriadi Assasaky
Basriadi Assasaky Mohon Tunggu... Dosen swasta

Basriadi As-sasaky alumnus islamic studies IAIN Sunan Ampel Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam mazhab Sasak

31 Maret 2025   21:27 Diperbarui: 31 Maret 2025   21:27 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Islam adalah agama, sumber nilai dan way of life bagi umat islam dalam menjalani kehidupan sehari-harinya, agama islam juga adalah agama yang kontekstual yang bisa diterapkan dalam ruang dan waktu yang berbeda. Islam hadir sebagai agama rahmatanlilalamin yang tidak pernah merusak tradisi, budaya dan adat istiadat masyarakat setempat selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai ke-Tuhanan dan kemanusiaan. Ajaran islam berbeda dengan kebudayaan Arab, sehingga masyarakat harus mampu membedakan mana ajaran Islam dan mana budaya orang Arab, Islam sumbernya adalah al-Qur'an dan Hadis.
Terminologi mazhab yang digunakan dalam tulisan ini memiliki makna islam yang berjati diri sasak yang sumbernya adalah al-Qur'an Hadis dan warisan leluhur suku sasak dalam bentuk babat, lontar dan takepan. Pokok-pokok pikiran yang menjadi inspirasi tulisan ini adalah Panca Awit Pinajarn Sasak yang dimiliki oleh majlis adat sasak (MAS).Dalam Panca Awit Pijaran Sasak yang memiliki arti lima dasar ajaran sasak terdiri dari lima ajaran inti yang menjadi sumber nilai, idiologi dan pandangan hidup orang sasak dalam menjalani kehidupannya yakni konsepsi keTuhanan, agama, tradisi, budaya dan adat istiadat.
Konsepsi ke-Tuhan-an suku sasak
Dalam konsep ini memiliki inti "orang-orang Sasak harus ber-Tuhankan Tuhan yang maha Esa". Proses pencarian Tuhan orang-orang suku sasak zaman dahulu hampir mirip dengan proses pencarian Tuhan Nabi Ibrahim. bagi orang sasak, Tuhan adalah kekuatan adi kodrati diluar kemampuan manusia dan makhluk lainnya yang megatur kehidupan seluruh makhluk yang ada dalam alam semesta ini. Awalnya orang-orang suku sasak penyembah pohon dan bebatuan yang bertuah, tetapi setelah melihat pohon dan batu tersebut rusak setelah mengalami evolusi atau karena bencana alam, orang sasak dahulu sampai pada konsep Tuhan dengan sebutan "Nenek Kaji Sak Kuase" yang memilki arti Tuhan yang Esa dan memiliki Kekuasaan yang melingkupi alam semesta ini.
Sarjana barat menyatakan bahwa orang sasak sebelum menjadi penganut agama islam dan sebagian agama hindu adalah penganut Faham animisme dan dinamisme yang sejatinya orang sasak tidak penganut faham tersebut, tetapi orang sasak pada zaman itu adalah orang-orang yang beragama dengan sebutan Game Bodi bukan Budha karena orang sasak tidak mengenal siapa Sidharta Gautama atau Dewi Kwan-in selain itu juga situs-situs sejarah dalam bentuk patung tidak ditemukan dibumi seribu masjid ini.
Faham ketuhanan bagi orang sasak merupakan hal yang sangat  mendalam dan mendasar. Menurut sejarahnya orang sasak mengenal adanya Tuhan dengan aqidah Tuhan itu "satu"  sejak zaman animisme, dinamisme dan tetonisme, dan dalam sejarah peradaban, orang sasak dikenal sebagai salah satu komunitas yang memiliki peradaban monotisme tertua di dunia.
Kepatuhan orang sasak pada Tuhan, tercermin dalam berbagai aspek kehidupannya, baik itu dalam budayanya maupun adat istiadatnya tidak pernah lepas dari norma-norma ketuhahan. Apapun yang dilakukan oleh orang sasak akan selalu di niatkan sebagai ibadahnya kepada Tuhan Yang Maha Esa

Konsepsi Tradisi orang Sasak
Tradisi (turats/sunnah) pada orang sasak difahami sebagai petunjuk Tuhan yang diberikan kepada manusia, secara langsung yang sumbernya adalah manik nenek kaji yang sifatnya laduni dan fitarah (pemberian Tuhan yang bersifat alamiah),  dan merupakan petunjuk Tuhan sebelum adanya agama yang posisinya sebagai sumber nilai-nilai setelah agama. sebelum seseorang itu terkena syi'ar agama.
Orang Sasak dikenal sebagai komunitas yang patuh pada taradisi. Tradisi sasak mengajarkan keseimbangan hidup dalam tiga aspek, yaitu aspek hubungannya dengan Tuhan, hubungannya dengan sesama manusia dan hubungannya dengan alam sekitarnya. Orang sasak berkeyakinan bahwa apabila keseimbangan itu tidak kita jaga, salah satu dari tiga aspek tersebut kita abaikan, maka Tuhan akan menurunkan azabnya.
Setelah agama datang di Lombok, tradisi dijadikan sebagai ritual  menumbuh suburkan syi'ar agama. Tradisi saat ini pada orang sasak telah menjadi salah satu unsur pembentukan jati dirinya dalam kehidupannya  berbudaya dan beradat-istiadat.
Konsepsi Agama orang Sasak
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. menurut mile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci.
Dalam cerita pencarian agama orang sasak, mereka tidak pernah mejadi penganut agama Hindu dan Budha tetapi mereka langsung menjadi penganut agama islam, karena islam yang dibawa ke lombok ini masuk melalui ajaran-ajaran tasawuf dan dianggap sesuai oleh orang-orang sasak dengan Game  Bodi yang meyakini Tuhan itu Esa.
Bagi orang sasak agama islam itu adalah agama yang suci yang sumbernya adalah Manik Nenek Kaji yang disampaikan melalui perantara malaikat untuk disampaikan kepada manusia pilihan yang disebut Nabi atau Rasul yang nantinya akan disebarkan kepada seluruh umat manusia (agama bersumber dari firman Tuhan yang bersifat Qauliyah). Sehingga bagi orang sasak budaya yang dimilikinya merupakan taka' tatah lan teken bagi agama islam.
Orang sasak mengenal agama setelah masuknya Islam. Orang sasak menurut sejarahnya tidak pernah menganut agama selain Islam. Islam di Sasak Lombok cepat berkembang karena aqidahnya memiliki kesamaam dengan aqidah ketuhanan orang sasak sebelum Islam masuk di Lombok.
Sebelum Islam masuk di Lombok, orang sasak menyebut Agama  dengan sebutan Game Sasak (Game Bodi) yang memiliki ajaran bahwa firqoh manapun yang masuk ke Gumi Sasak ini harus mengakomododir, menghargai tradisi, budaya dan adat istiadat orang sasak. Setelah Islam masuk sebutannya menjadi Game Islam sasak yang maksudnya adalah Islam Berjatidiri Sasak.
Game Islam Sasak diyakini oleh orang sasak sebagai agama yang rakhmatan lil alamin. Islam yang menghargai tradisi, agama dan adat istiadat yang dimiliki orang sasak. Islam Sasak ini sangat kuat, jika firqoh-firqoh yang masuk ke Lombok tidak sesuai dengan Game islam Sasak, tidak sejalan dengnan Panca Awit Pinajaran Sasak, lambat-laun firqoh-firqoh tersebut pasti akan tersingkir dari Sasak-Lombok ini.
Konsepsi Budaya orang Sasak
Budaya menurut pianajaran sasak adalah cipta, rasa dan karsa orang sasak dalam rangka meng-agungkan, mengaplikasikan perintah Tuhan yang diterima melalui tradisi dan agama. Bukan budaya sasak jika tidak sesuai dengan perintah Tuhan. Budaya, kebudayaan maupun peradaban yang tidak sesuai dengan perintah tuhan tidak dikatagorikan budaya melainkan prilaku personal. Norma-norma budaya tetap dijaga, dipertahankan, dilestarikan dengan kebudayaannya untuk mencapai tingkat kemajuan peradaban.
Konsepsi Adat Istiadat orang Sasak
Dalam islam adat disebut al-adah atau al-urf tetapi dua istilah tersebut memiliki arti yang berbeda, al-adah adalah sesuatu (perkataan atau perbuatan) yang terus menerus dilakukan oleh manusia karena dapat diterima oleh akal dan manusia mengulaginya secara terus menerus. Sedangkan al-urf adalah sesuatu (perkataan atau perbuatan) yang jiwa merasa tenang dalam mengerjakannya karena sejalan dengan akal sehat dan diterima oleh tabiat manusia.
Konsepsi Adat-istiadat menurut suku sasak adalah muara akhir dari pinajaran sasak yang ada dalam Panca Awit Pinajaran Sasak. Merupakan rasa dari rasa yang paling dalam pada orang sasak. Apabila orang sasak dikatakan tidak tahu adat-istiadat, maka dia akan sangat marah, rasa merangnya akan keluar, yaitu rasa amarah yang yang tidak terkendalikan, diluar akal sehat, emosional. Tuduhan tidak tahu adat dianggap sangat meninistakan karena tuduhan itu bermakna ganda yaitu untuk orang yang tidak tahu budaya, sama artinya dengan binatang, tidak tahu tradisi sama artinya dengan tidak tahu sopan-santun, tidak beragama berarti tidak menjalakan rukun islam alias kafir dan tidak bertuhan berarti dia tidak beriman.
Dalam aplikasinya adat berbentuk regulasi yang berupa awik-awik yang dimiliki oleh masing-masing kampung untuk menjadi aturan yang akan dipatuhi dan dijaga pemberlakuaannya.
Urgensi awik-awik gubuk adalah untuk menjaga keharmonisan hidup bermasyarakat serta gubuk yang satu dengan gubuk yang lain akan seling menghormati. Selain itu juga awik-awik gubuk untuk menjaga generasi muda dari pengaruh negativ modernisasi.
Islam mazhab sasak merupakan pemahaman untuk memadukan ajaran islam yang suci dengan local genius, local wisdom dan local identity dalam rangka menjalankan perintah Tuhan sesuai dengan ruang dan waktu, sehingga kontekstualisasi agama islam tidak hanya dalam teori.
Konsepsi islam mazhab sasak ini tujuannya adalah untuk menghindari pemahaman bahwa apa yang menjadi produk budaya orang arab dianggap menjadi bagian dari ajaran islam, selain itu juga dalam rangka membumikan nilai-nilai islam di pulau seribu masjid ini dalam rangka membangun peradaban baru.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun