Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Penulis

Perajut kata-kata, Mboten Angel

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menkeu Purbaya dan Perbedaan Mazhab Keuangan

20 September 2025   10:24 Diperbarui: 20 September 2025   11:16 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Karikatur Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa diolah menggunakan Canva untuk Kompasiana | Dokumen pribadi

Setelah dua periode menjabat, Sri Mulyani akhirnya digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa dalam reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Prabowo pada tanggal 8 September 2025. Jokowi, yang mengenal baik keduanya, menyebut bahwa Purbaya punya pendekatan ekonomi yang berbeda.

"Mazhabnya memang beda, " kata Jokowi dengan nada optimis.

**

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mazhab bisa diartikan sebagai aliran pemikiran atau pendekatan dalam suatu bidang. Dalam ekonomi, ini bisa berarti cara pandang terhadap pengelolaan anggaran, belanja negara, utang, dan strategi fiskal.

Sri mulyani dikenal dengan pendekatan yang cenderung konservatif dan disiplin fiskal tinggi. Ia sering menahan belanja jika belum ada kepastian penerimaan, menjaga defisit tetap terkendali, dan fokus pada reformasi struktural.

Sementara itu, Purbaya datang dengan semangat baru. Ia ingin belanja pemerintah digas maksimal, bahkan menargetkan agar tak ada sisa anggaran berlebih (SAL) di akhir tahun. 

Salah satu gebrakannya adalah memindahkan dana nganggur Rp200 triliun dari Bank Indonesia ke lima bank umum agar bisa dipakai untuk mendorong kredit dan pertumbuhan ekonomi.

Respon Pasar Kebijakan Menkeu Purbaya

Menariknya, meski beda mazhab, pasar merespon positif. Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) sempat naik, dan nilai tukar rupiah menguat. Ini sinyal bahwa investor cukup percaya dengan arah kebijakan baru.

Apakah pendekatan yang lebih agresif dalam belanja negara akan membawa dampak nyata ke masyarakat? Apakah uang negara akan lebih terasa manfaatnya di lapangan?

Yang jelas, beda mazhab bukan berarti salah satu lebih baik. Kadang, perubahan gaya justru membuka ruang baru untuk inovasi dan percepatan. Selama tetap transparan dan berpihak pada rakyat, kita bisa berharap yang terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun