Mohon tunggu...
Muhammad Burniat
Muhammad Burniat Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa filsafat dengan hobi menulis, jalan-jalan dan aktivitas sosial. Menulis adalah cara saya untuk hidup dan berbagi. E-mail: muhammadburniat@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menggali Potensi Sukses Berbisnis di Usia Muda Adalah Dari Hal Terdekat Dengan Diri Kita

25 September 2015   23:05 Diperbarui: 25 September 2015   23:05 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="MC (Reska Herlambang) bersama Para Narasumber yang inspiratif (dari kanan: Paul kartono, Yukka Harlanda, Indra Cahya Uno, Leonora Adelia, dan Dedy Dahlan) Dok. Kompasiana"][/caption]

Hidup di masa kini menuntut kita harus sigap mempersiapkan diri menghadapi bermacam persaingan, terutama dalam hal pekerjaan. Apalagi sulit sekali mencari pekerjaan yang cocok dengan kita, tetapi bisa didapati dengan mudah. Hampir sebagian orang keluar dari bidang yang dipelajarinya dan mencari peluang apa saja asalkan bisa memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini karena populasi manusia semakin hari terus bertambah dengan daya saing yang semakin tinggi. Kita semua mesti berusaha sekeras tenaga agar tidak menjadi orang yang terbawah yaitu orang-orang yang kalah dalam bersaing. Yang pada akhirnya menjadikan kita masuk dalam garis kemelaratan. Tentu tidak ada satu pun dari kita yang menginginkan demikian. Untuk itu, kita semestinya mampu mencarikan jalur alternatifnya, salah satunya dengan memberanikan diri memasuki dunia bisnis.

Dalam dunia bisnis, kita sebisa mungkin mengerahakan segala potensi yang kita miliki. Menggali ide-ide kreatif yang mampu diajak bersaing di dunia kerja. Ide tersebut merupakan sesuatu yang sangat berdekatan dengan diri kita sehingga kita bisa memahami apa yang mesti dilakukan, terutama bagi orang lain. Di sinilah ide itu bisa mendatangkan penghasilan, meski tidak melihat dari besar nilai yang kita dapatkan.

Kalau kita baca keadaan hidup di era sekarang, terutama dengan berkembangnya digitalisasi, media jejaring sosial yang menjamur di tengah masyarakat dan akses internet yang serba mudah, sudah selayaknya kita manfaatkan untuk mencari penghasilan. Membangun relasi dengan skala yang luas serta membangun jaringan tanpa batas.

Paparan saya terjawab sudah bahwa kesempatan sukses itu selalu ada. Hadir dalam acara Kopdar Bebas Berbagi (9/92015) lalu, yang diselenggarakan oleh FWD Life sebagai bentuk kontribusi mereka di dunia asuransi sekaligus bisnis ikut melahirkan pola pikir baru bagi saya sebagai anak muda. Acara yang mengusung tema “Unstoppable Indonesia #Bebas Berbagi” itu bertujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya peduli manajemen keuangan dan manajemen bisnis, khususnya bagi wirausahawan muda dan wirausahawan kecil menengah. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan panduan praktis untuk bagaimana membangun fondasi bisnis dan manajemen keuangan yang kuat dari pengembangan bisnis berbasis passion.

“FWD Life memiliki komitmen kuat untuk membantu pemerintah dalam menciptakan masyarakat yang melek akan keuangan. Kami mengedukasi potensi yang ada dalam masyarakat untuk mengejar passion mereka dan mengubah passion tersebut menjadi sebuah bisnis yang berkelanjutan sehingga mampu memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia” kata Rudi Kamdani selaku Presiden Direktur FWD Life.

Apa itu FWD Life?

[caption caption="Asuransi Jiwa FWD Life. Dok. http://www.fwd.co.id"]

[/caption]

FWD Life Indonesia adalah salah satu perusahaan asuransi jiwa joint venture yang didukung oleh kekuatan dan pengalaman multinasional. Perusahaan yang berdiri sejak November 2012 tersebut mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Februari 2013 yang sekaligus membuatnya menjadi bagian dan tunduk kepada pengawasan OJK.

Sebagai bagian dari FWD Group, FWD Life Indonesia berkomitmen untuk melakukan pengembangan dalam teknologi supaya mampu meningkatkan pengalaman konsumen, menyediakan produk yang inovatif dan melakukan investasi pada talenta-telenta untuk menciptakan perusahaan asuransi jiwa terkemukan di Asia yang diharapkan mampu mengubah cara pandang orang-orang tentang asuransi. Tentu untuk menciptakan cita-cita tersebut, FWD Life didukung dengan para ahli yang berkompeten, agen professional, dan menjalin kerja sama ke berbagai mitra terpercaya. Sumber: www.fwd.co.id.

Acara Kopdar yang dihadiri para blogger Kompasianer dan awak media lain itu pun juga ikut dimeriah oleh para anak muda yang memiliki jiwa bisnis. Pasalnya, kegiatan ini merupakan bagian dari pemilihan ikon FWD Life Passionpreneur 2015. Sebelum Kopdar, pihak FWD Life telah menyelenggarakan workshop virtual untuk para passionpreneur melalui serangkaian kelas online pada microsite FWD Life bebaslangkah.com/bebasberbagi.

Dari kegiatan ini mendapatkan respon yang cukup banyak dengan berhasil mengumpulkan 3.500 peserta dan 1.399 proposal ide bisnis. Tentu dalam menyukseskan acaranya itu, FWD Life bekerja sama dengan DreamLab Indonesia untuk memilih enam proposal terbaik berdasarkan beberapa kriteria penilaian seperti; inovasi originalitas dan kesinambungan. Mereka yang terpilih mendapatkan kesempatan berbagi dan menyampaikan proposalnya di hadapan para investor. Dan acara itu ternyata tepat pada Kopdar Bebas Berbagi yang dilaksanakan di Kopitiam Tan SCBD Lot. 8 Jln. Jenderal Sudirman No.52-53 Jakarta Selatan.

Finalis FWD Passionpreneur 2015

[caption caption="salah satu Finalis sedang mempresentasikan ide bisnisnya. Dok. Pribadi "]

[/caption]

Nah, enam finalis yang terpilih tersebut adalah para anak-anak muda yang smart, kreatif dan berani melawan rasa takut memulai dunia bisnis. Siapa saja mereka? Dan seperti apa ide kreatif yang mereka tawarkan dalam dunia bisnis?

1. Alicia Van Akker.

Seorang wanita cantik bertubuh ramping melahirkan ide kreatifnya pada Rumah MC. Berdirinya Rumah MC sebagai wadah bagi mereka yang gemar terjun dalam dunia MC, yang terkadang mendapati kesulitan mencari kerjaan. Di Rumah MC seseorang akan diajarkan banyak hal, salah satunya bagaimana berbicara di depan banyak orang dan kiat menjalankan public speaking.

Idenya itu sudah berjalan selama 3 tahun. Salah satu latar belakang menciptakan ide bisnis ini adalah untuk mencetak MC yang berkualitas, capable dan memiliki spesialis bidangnya masing-masing, misalkan MC di bidang hiburan. Terbukti dari kerja kerasnya itu, ia pun mendapatkan banyak respon, baik dari dalam maupun luar negeri.

[caption caption="Alicia Van Akker dengan Rumah MC-nya. "]

[/caption]

“Di luar negeri seperti Jepang dan Singapur belum ada spesialis MC karena belum ada sumber daya manusianya yang capable “ ungkap Alicia sore itu.

2. Anggia Rahendra

Anggia membuka presentasi pertama dengan memperkenalkan program yang diberinya nama PLUA. Mahasiswa semester akhir ini menciptkan PLUA sebagai aplikasi manajemen peluang dimana menerapkan peyebaran informasi peluang berbasis aplikasi smartphone tanpa spam.

Proses terciptanya ide ini adalah bagaimana kita tidak ketinggalan informasi, terutama terkait dengan dunia yang kita geluti. Menurut anak muda ini, ia ingin menerapkan bagaiman informasi datang ke kita, bukan kita yang harus mencari informasi. Untuk itu, PLUA didukung dengan fitur Smart Planning untuk memberi rekomendasi pelaksanaan event terbaik secara dinamis, dikemas dalam konsep gamification seperti; berburu hadiah, promo achievement dan lainnya.

3. Ignatius Leonardo

[caption caption="Ignatius dengan kulity kayu-nya. dok. Pribadi"]

[/caption]

Pemuda berkaca mata yang satu ini menciptakan produk fashion dengan menggunakan kulit kayu sebagai bahan baku. Dari ide ini, ia pun telah melahirkan beberapa produk fashion seperti dompet, dan tas.

Pembuatan produk fashion dari kulit kayu ini juga bentuk kepeduliannya terhadap pemanfaat kulit binatang yang dirasa merugikan. Selain bisa membuat hewan punah, pemanfaatan kulit hewan terlihat tidak baik apabila secara terus menerus.

Selain itu, idenya ini juga tidak merusak pohon sepenuhnya. Menurut pria bertubuh tinggi ini, dalam proses pembuatan produk fashion-nya hanya memanfaatkan kulit kayu saja, tidak sampai menebang pohon secara menyeluruh.

4. Rinda Gusvita

[caption caption="Rinda Gusvita dengan ide bisnisnya starbooks coffe . Dok. Pribadi"]

[/caption]

Ide bisnisnya berangkat dari kegemaran pada kopi. Pendiri starbooks coffe tersebut menginginkan agar kopi lokal lebih diutamakan supaya juga berdampak baik bagi para petani. Untuk itu, starbooks coffe ini selain sebagai wadah bagi mereka penikmat kopi, terutama pelajar, juga sebagai media bagi masyarakat untuk menyalurkan hasil panen kopi mereka.

Wanita berdarah Sumatera tersebut mengatakan bahwa kopi adalah produk sosial bukan produk komersil yang hadir sebagai teman untuk ngobrol dan menemani kita dalam dan memulai aktivitas.

5. Fitri Kumala

[caption caption="Fitri Kumala dengan mendirikan Star wanna be. Dok. Pribadi"]

[/caption]

Ternyata hobi bernyanyi dan bermusik wanita Surabaya tersebut mengarahkannya mendirikan sebuah Star Wanna Be sebagai tempat bagi mereka yang passion-nya di bidang musik. Lahir ide ini juga karena ia melihat potensi-potensi yang dimiliki masyarakat dan maraknya berbagai hal yang terkait dengan musik di tengah masyarakat. Apalagi musik sudah menjadi bagian dari hidup masyarakat, sudah barang tentu ini menjadi akses untuk dapat dimanfaatkan.

 

Dan finalis yang terakhir bernama Clarissa Olivia Susanto yang berhalang hadir sehingga hanya 5 finalis saja yang berkompetisi dan sempat direkam jejak aktivitasnya.

Menurut Paul Kartono selaku Direktur dan Chief Financial Officer FWD Life “salah satu alasan kami menyasar wirausahawan muda dan wirausahawan kecil menengah adalah karena kita melihat mereka memiliki peran yang besar untuk berkontribusi terhadap perkembangan perekonomian Indonesia. Selain itu dari data BPS (Badan Pusat Statistik )2010-2015 bahwa populasi Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi muda terbesar di dunia dimana separuh dari populasi memiliki usia 30 tahun dan 29% dari total populasi memiliki usia di bawah 15 tahun”

[caption caption="Paul Kartono selaku Direktur dan Chief Financial Officer FWD Life . Dok. Pribadi"]

[/caption]

Pahami bisnis dan kiatnya

Setelah kelima finalis mempresentasi ide kreatifnya di dunia bisnis kepada para investor dan para hadirin, acara pun dilanjutkan dengan talkshow sembari menunggu pengumuman pemenang dari FWD Life Passionpreneur 2015. Acara yang dipandu oleh Reska Herlambang itu mendatangkan pembicara-pembicara inspiratif yang memiliki pengaruh seperti; Dedy Dahlan pendiri Passionpreneur Academy, Yukka Harlanda sebagai CEO Brodo Footwear, Leonora Adelia pemilik Travas Life yang juga merupakan pemenang dari FWD Life Passionpreneur 2014. Kemudian juga menghadirkan pembicara dari para investor yang sempat menjadi juri yakni Indra Cahya Uno selaku Komisaris PT Seratoga Investama Sedaya Tbk, Dolly Lesmana sebagai CEO dan Founder Arka Media Group. Dan tak ketinggalan Paul Kartono Direktur dan Chief Financial Officer FWD Life.

Apa yang mereka katakan terkait dengan passion to be bussiness?

Menurut Leonora Adelia, awal lahir karirnya adalah berawal dari kegemarannya melakukan traveling. Dari hasil jalan-jalan itu kemudian dia tuangkan dalam blog pribadi. Tulisan-tulisan tersebut ternyata mendapat respon dari para sahabat dan teman-temannya yang bertanya mengenai tips perjalanan yang dilakukan Adelia.

“Karena banyak yang bertanya ini dan itu, tetapi tidak menghasilkan apapun, akhirnya saya pun merancang bisnis dari situ” ungkap cewek yang terlihat selalu ceria tersebut. Dari situ, Adelia pun bisa menemani para traveler lain dengan mendapatkan penghasilan. Bisa dibilang jalan-jalan gratis, tapi juga diupah.

Berbeda dengan Yukka, mahasiswa Bandung tersebut terjerumus dalam dunia bisnis karena sulitnya mencari ukuran sepatu berukuran 46. Menurut dia, kalau pun ada pasti harganya bisa mencapai ratusan lebih, bahkan sampai jutaan. Dengan harga yang melangit itu membuat dirinya geram. Karena itu, Yuka pun mencari cara bagaiman bisa memenuhi kebutuhan sekundernya, namun sesuai dengan budget yang ia miliki.

[caption caption="Yukka Sedang bersemangat memberikan jawaban terkait terjunnya dalam dunia bisnis. Dok. Pribadi"]

[/caption]

Ide pun muncul. Yukka mengajak temannya untuk melakukan survey harga dan pembuatan sepatu di daerah Cibaduyut Bandung,. Walhasil Yuka pun mengumpulkan uang dari hasil THR hingga 3 juta rupiah memulai berbisnis. Dengan bermodalkan uang sebesar itu, Yuka pun memberanikan diri mendirikan usaha sepatu yang diberi nama Brodo Footwear.

“Dalam menjalankan bisnis, kita harus memiliki nyali yang kuat. Semua hal itu bisa dijadikan bisnis dan menghasilkan uang asalkan kita bisa menemukan permasalahan. Jika permasalahan sudah didapat, kita pilih mana yang memang bagian dari passion kita. Selanjutnya kita pun tinggal memikirkan bagaimana bisnis itu bisa bermanfaat bagi orang lain” cerita Dedy Dahlan kepada para hadirin.

[caption caption="Dedy Dahlan pendiri Passionpreneur Academy, Dok. Pribadi"]

[/caption]

Selain ketiga pembicara di atas, Paul Kartono pun memberikan pencerahan baru kepada hadirin. “Tidak ada masalah memulai bisnis dengan modal yang besar atau yang kecil. Yang terpenting adalah bagaimana seorang yang hendak berbisnis mampu melakukan manajemen keuangan yang baik. Dengan manajemen yang baik, maka kita bisa mengolah keuangan dari yang kecil menjadi besar, dan dari yang besar menjadi lebih besar lagi”

Ia pun mengingatkan jangan pernah sesekali kita mencampuradukan antara penghasil bisnis dengan milik pribadi. Karena kalau sudah seperti itu, kita tidak bisa memanajemen keuangan dari bisnis kita. Antara uang bisnis dan pribadi mesti dipisahkan supaya bisa melihat proses bisnis yang kita jalani.

Indra Cahya Uno juga ikut berbagi cerita atas kesuksesannya membangun PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Menurutnya kesuksesan tersebut ia raih dengan penuh keberanian, tentunya juga passion pun merupakan unsur yang mendasar. Dalam berbisnis, selain melihat siapa penggerak dari bisnis tersebut, partnership juga menjadi hal yang patut dipertimbangkan untuk keberhasil sebuah bisnis.

Ini dia Pemenang FWD Passionpreneur 2015

Setelah acara talkshow berakhir, puncak pengumuman pemenang FWD Passionpreneur 2015 akhirnya tiba. Setelah Reska Herlambang menutup acara, kuasa MC selanjutnya diberikan kepada Veve Adeline. Sebelum memanggil para pemenang, semua dewan juri yakni Dedy Dahlan, Indra Cahya Uno dan Dolly Lesmana memberikan kriteria pemenang yang sudah mereka tentukan. Dan hasilnya sebagai berikut;

  1. Juara 1 diraih oleh Alicia Van Akker dengan Rumah MC
  2. Juara 2 diraih oleh Anggia Rahendra dengan program PLUA
  3. Juara 3 diraih oleh Ignatius Leonardo dengan Rumah Kayu

Selamat kepada pemenang!

[caption caption="Ini dia pemenang FWD Life Passionpreneur 2015. Dok Pribadi"]

[/caption]

Welcome to FWD Life Co-Working Space

            Sebelum acara ditutup, pihak dari FWD memperkenalkan program baru mereka, FWD Life Co-Working Space sebagai salah satu bentuk dukungan nyata terhadap penguasaha Indonesia. Co-Working Space juga diberikan kepada para pemenang pada hari itu. Tempat yang berlokasi di Ruang FWD Life Rumah AAJI, lantai 1 bertempat di Jl. Talang betutu no.17, kebon melati tanah abang Jakarta bisa digunakan untuk berdiskusi dan membicarakan rangkaian bisnis yang hendak dikembangkan.

Acara tersebut berlangsung meriah. Selain dengan serangkaian acara inti yang tadi disebutkan, kehadiran Jakarta Pad Projet ikut memberikan sentuhan suasana hiburan bagi hadirin sembari menemani makan dan coffe break.

[caption caption="Jakarta Pad Project sedang memainkan Ipad-nya. Dok. Pribadi"]

[/caption]

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun