Mohon tunggu...
Kamall Regha
Kamall Regha Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

tecnic informatic of gunadarma university

Selanjutnya

Tutup

Money

Di Balik Elpiji Nonsubsidi

7 September 2014   18:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:22 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

ELPIJI NON SUBSIDI

Elpiji non subsidi merupakan salah satu program pemerintah dalam hal ini di bawah kendali PT.PERTAMINA (persero) yang di peruntukan untuk golongan masyarakat kelas menengah keatas.Elpiji 12 kg merupakan dalam kategori elpiji non subsidi. Baru – baru ini ada kabar bahwa pertamina akan menaikan harga gas elpiji 12 kg dalam rangka menyusul tingginya harga pokok Liqiufied Petroleum Gas (LPG) di pasar dunia dan turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang menyebabkan kerugian perusahaan semakin membengkak. Dengan konsumsi elpiji 12 kg tahun 2013 yang mencapai 977 ribu ton, di sisi lain harga pokok perolehan elpiji rata – rata meningkat menjadi 873 dolar AS, serta nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar, maka kerugian pertamina sepanajang tahun ini menembus angka lebih dari Rp 5,7 triliun. Kerugian tersebut timbul sebagai akibat dari harga jual elpiji 12 kg yang masih jauh di bawah harga pokok pendapatan.(detik.com)

Meskipun gas elpiji 12 kg mayoritas di gunakan oleh masyarakat kalangan menengah keatas, tapi dampak kenaikannya akan di rasakan oleh masyarakat menengah ke bawah, hal ini sebabkan antara lain :

>> Karena harga gas non subsidi akan mengalami kenaikan, maka masyarakat yang terbiasa menggunakannya akan beralih ke gas ukuran 3 kg (subsidi) sehingga kita dapat prediksi bahwa nantinya gas elpiji 3 kg akan langka di pasaran dan kalau pun ada maka harganya akan mengalami kenaikan.

>> Beralih nya penggunaan gas elpiji 12 kg ke gas elpiji 3 kg yang dalam hal ini gas bersubsidi tentunya akan berdampak pula pada peningkatan subsidi negara.

Dari sektor perekonomian secara makro naiknya harga gas elpiji 12 kg akan menyumbang inflasi meski tidak terlalu besar, Bank Indonesia (BI) memperkirakan dampak kenaikan harga elpiji non subsidi ini akan menambah inflasi sebesar 0,13 persen. Namun di lain pihak kebijakan ini mempunyai implikasi yang luas termasuk kepada industri makanan dan memicu terjadi nya kenaikan harga kebutuhan pokok.

Adapun langkah – langkah yang dapat diambil antara lain :

1.Pertamina melakukan distribusi gas elpiji 3 kg secara tertutup yaitu hanya kalangan yang benar benar yang mendapat subsidi.

2.Agar menghindari adanya migrasi konsumen elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg, pertamina harus memperbaiki system distribusinya.

3.Pertamina harus mencanangkan penghematan biaya produksi nya agar tidak menjadi beban kenaikan harga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun