Mohon tunggu...
Jefri Hidayat
Jefri Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Saya bermukim di Padang, Sumbar. Hobi menulis.

domisili di Sumbar, lajang, 30 tahun. Twitter @jefrineger

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Saya Rasa (Mungkin) Dosen Juga Ada 'Plagiat Riset'

18 Februari 2014   09:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:43 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kasus Anggito membuat penulis kaget. Betapa tidak, seorang Doktoral, lulusan luar negeri menjiplak hasil karya orang lain. Lucu memang, seorang Dosen berprilaku demikian. Walaupun dia telah membantahnya dengan berbagai argumen, namun publik tentu tidak percaya begitu saja. Apalagi bukti yang diperlihatkan penulis UGM sangat terang-benderang.

Namun jika kita telisik lebih jauh, saya sedikit yakin bahwa tidak hanya AA yang berbuat demikian. Ini bukan menuduh ya, tapi lebih kepada berdasarkan pengalaman bahwa ada juga 1-2 Dosen di masing-masing Universitas juga berlaku demikian.

Jika kita perhatikan dan silahkan di chek pada satu fakultas isi skripsi bagi Strata-1, Tesis untuk S2 dan Disertasi untuk kalangan S3 isinya hampir sama. Yang berbeda hanyalah kata pengantar, daftar pustaka dan latar belakang. Penelitiannya kadang kala sama. Memang ada sedikit gubahan tapi substansinya tidak melenceng.

Misalnya ; seorang Dosen yang bergelar master sedang studi S3. Untuk Disertasinya si Dosen menggunakan tenaga, otak dan fikiran mahasiswanya yang S1. Caranya cukup mudah. Saya kasih contoh ;  Mahasiswa sedang penelitian/riset tentang ‘Jamur’ untuk skripsinya. Si Dosen yang sedang Disertasi tinggal menyalin hasil penelitian mahasiswanya tersebut.

Mahasiswa terbantu karena kadang kala biaya penelitian ditanggung oleh Dosen pembimbing tadi. Dan si Dosen hanya tinggal ongkang-ongkang kaki, menerima (laporan) hasil penelitian. Lalu, hasil disadur kedalam Disertasi Dosen tersebut.

Hasil penelitian inilah yang dijadikan bahan Disertasi oleh si Dosen yang bersangkutan. Tanpa perlu bersusah payah, berjibaku, memperhatikan perkembangan jamur yang kita contohkan tadi.

Mungkin modus ini tidak bisa kita sebut dengan plagiat. Tapi yang lebih tepat adalah memperalat Mahasiswa. Kadang kala mahasiswa sadar diperalat. Tapi lantaran dia juga butuh hasil penelitian untuk skripsinya, makanya fikiran itu dia ketepikan.

Bagi mereka yang terpenting wisuda secepat mungkin. Dan dosen pembimbing membimbingnya untuk menyelesaikan hasil penelitian dan skirpsinya cepat kelar.

Rasanya kecil kemungkinan para team pembimbing dan penguji bisa mengingat skripsi, Tesis atau Disertasi ribuan Mahasiswa di Fakultas masing-masing. Apalagi, Dosen Penguji yang rata-rata Profesor yang usianya sudah kepala enam, yang daya ingatnya sudah mulai menurun.

Ditambah Skripsi, Tesis dan Disertasi yang begitu tebal tak mungkin penguji membaca semuanya. Palagi mengingat. Disinilah peluang ‘Plagiat Penelitian’ itu akan terjadi. Sedangkan Redaktur Kompas ingatannya masih segar bisa juga kecolongan lantaran AA punya gelar bergengsi.

Memang yang saya contohkan ini hanya sekadar  pra-duga. Tapi andaikan ada lembaga Independent yang melakukan investigasi, saya yakin akan ditemukan hal-hal semacam ini.

Jika pembaca tidak mengerti, lantaran tulisan saya belepotan. saya akan jelaskan di kolom komentar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun