Mohon tunggu...
M.Dahlan Abubakar
M.Dahlan Abubakar Mohon Tunggu... Administrasi - Purnabakti Dosen Universitas Hasanuddin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ramang Berlatih di Gelombang Laut (8)

8 April 2021   20:35 Diperbarui: 8 April 2021   20:55 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramang (ke-4 dari kanan). Dokpri

Pada tahun 1952, PSSI memanggil sejumlah pemain bergabung mengikuti pelatihan nasional. Dari Makassar yang dipanggil adalah Sunardi Arland, kakak Suwardi. Sunardi yang menempati posisi  pemain belakang ternyata dapat memenuhi panggilan tersebut karena sakit. PSM pun mengirim  nama Ramang yang berposisi sebagai seorang "striker" (penyerang). Andaikata Sunar sehat, boleh jadi Ramang tidak akan bergabung dengan tim maasional dan boleh jadi tak akan pernah dikenal orang.

Kesempatan inilah yang mengantar Ramang menjadi pemain utama PSSI di bawah besutan pelatih Tony Pogacnic asal Yugoslavia. Pelatih ini dipakai di Indonesia karena mungkin saja Josep Broz Tito, pria kelahiran Kroasia 7 Mei 1892 dan meninggal dunia 4 Mei 1980 di Ljubljana Slovenia, merupakan Presiden I Yugoslavia (14 Januari 1953-4 Mei 1980),  merupakan teman baik Presiden Indonesia Soekarno dalam kelompok negara-negara nonblok.

Debut Ramang bersama PSSI berawal pada tahun 1954 tatkala melawat ke sejumlah negara Asia, meliputi Filipina, Hong Kong, Muangthai (Thailand), dan Malaysia. Tim yang diperkuat Ramang hampir menyapu bersih seluruh kemenangan atas kesebelasan yang dilawannya dengan gol  yang mencolok. Dari 25 gol yang bersarang ke jala lawan, 19 di antaranya lahir dari kaki Ramang. Dahsyat dan luar biasa.

Dua tahun seteah dipanggil PSSI menggantikan Sunar Arland, Ramang mengikuti sebuah turnamen yang berjuluk "Pertandingan Sepakbola Besar" di Kediri, Jawa Timur.  Pertandingan yang berlangsung di lapangan Setonobetek Kediri dimulai pukul 16.30 tanggal 3 Agustus 1954, bertepatan dengan hari Selasa. Dalam sebuah guntingan koran yang beredar di media sosial pada tahun 2020, saya menemukan catatan ini dengan tulisan yang masih menggunakan ejaan Van Ophuysen (Belanda).

Pada tanggal 3 Agustus 1954 Bond Makassar berhadapan dengan Persik (Bond Kediri) dan keesokan harinya (4 Agustus 1954) berhadapan Bond Makassar melawan Kesebelasan Karesidenan Kediri. Karcis masuk untuk menyaksikan pertandingan ini Rp 3 (berdiri) dan Rp 5 (duduk). Oleh karena biaya pertandingan sangat tinggi, maka terpaksa harga karcis dikasih naik, demikian bunyi pengumuman (iklan) yang dimuat salah satu media di Jawa Timur tersebut.

Di dalam iklan tersebut juga disebutkan, Bond Makassar keluar sebagai juara Zone E dari PSSI 1854 dengan hasil: Makassar vs Balikpapan 13-0, Makassar vs Manado 7-0, dan Makassar vs Ambon 2-0. Dalam tiga kali pertandingan Makassar mencetak 22 gol !!!

"Bond Makassar akan datang di Kediri dengan jagonya "Goalgetter "RAMANG".

Persik dengan Sdr.Ariadji (Kancil) akan diuji kekuatannya. Siapa yang lebih cepat: si Kancil atau Ramang? Boleh lihat sendiri.

Untuk kesebelasan Karesidenan Kediri akan diambilkan pemain-pemain dari seluruh Karesidenan.

Iklan itu juga berbunyi" Penjualan karcis dibuka!. Mengingat sudah tidak ada kekhawatiran hujan, para penggemar sepakbola diperilakan membeli karcis lebih dahulu daripada nanti berjubel-jubel di muka loket.

Pasangan kesebelasan Karesidenan Kediri :Triwibowo (kiper), belakang: Roespin, Bram Kwee, Ariadji, gelandang: Thian Hoo, Blouw Tjen: Depan: Soeharno, Danoe, Swie Han, Bakir, dan Tjian Kay.

Persik, klub yang dijuluki Macan Putih ini dikenal masyarakat pada awal tahun 2000-an ketika mulai bermain di Divisi Utama Liga Indonesia pada tahun 2003 . Padahal, klub ini didirikan pada 19 Mei 1950.

 Dalam berita yang beredar di media daring setelah munculnya poster jadwal pertandingan itu menulis, klub asal Sulawesi Selatan sendiri kala itu talah tampil perkasa menggulung tiga kesebelasan di wilayah Timur. Si penulis dalam poster tersebut memberi kredit khusus kepada Ramang yang menjadi goalgetter bagi Bond Makassar. Tak tanggung-tanggung 22 biji gol mampu disarankan Ramang dkk ke gawang klub Balikpapan, Menado (Manado), dan Ambon.

Kesebelasan Karesidenan Kediri (Persik) diperkuat oleh pemain-pemain dari seluruh Karesidenan. Daerah Karesidenan Kediri kala itu melingkupi beberapa daerah di wilayah selatan di Jawa Timur, seperti, Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Nganjuk (dahulu juga disebut Kabupaten Berbek), Kabupaten Kediri, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung.

Wikipedia menuliskan, Persik kala itu didirikan Bupati Kediri saat itu, R Muhammad Machin dibantu Kusni dan Liem Giok Djie 19 Mei 1950. Kala itu memang Kediri masih berupa kabupaten. Belum ada pemisahan wilayah seperti sekarang, kabupaten dan kota.

Bupati Machin pertama kali merancang bendera tim yang tersusun dari dua warna berbeda. Bagian atas berwarna merah dan bawahnya hitam dengan tulisan PERSIK di tengah-tengah dua warna berbeda itu. Sebagai tim perserikatan yang terdaftar di PSSI, Persik memiliki beberapa klub anggota, diantaranya PSAD, POP, Dhoho, Radio, dan Indonesia Muda. 

Berkat prestasi Ramang menggetarkan jala-jala lawan, Indonesia masuk dalam hitungan  kekuatan sepakbola di Asia. Satu demi satu kesebelasan Eropa bernafsu mencoba kekuatan Indonesia. Mulai dari Yugoslavia yang gawangnya dikawal Beara, salah satu kiper terbaik dunia saat itu. Ada pula klub "Stade de Reims" dengan si kaki emasnya, Raymond Kopa. Kesebelasan Rusia dengan kiper top dunianya Lev Jashin (yang kelak bertemu Ramang dkk di Olimpiade Melbourne 1956 dalam pertandingan pertama berkesudahan 0-0). Jashin dengan klub "Locomotive" dengan penembak mautnya Bubukin. Juga "Grosshopers" Swiss dengan Roger Vollentein-nya, klub dengan 27 gelar yang disandang di negerinya.

"Tetapi itu bukan prestasi saya saja, melainkan kerja sama dengan teman-teman, Ramang merendah berkata, kemudian menyebut satu per satu nama-nama itu, Maulwi Saelan, Rasjid, Chairuddin, Ramlan, Sidhi, Tan Liong Houw, Aang Witarsa, Thio Him Tjiang, Danu, Phoa Sian Liong, dan Djamiat Dalhar. (Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun