Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Legacy Lee Kuan Yew

24 Maret 2015   18:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:06 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sayang, Lee Kuan Yew tak kuat untuk menunggu perayaan tahun emas kemerdekaan Singapore. Negara yagn ditinggalkan oleh pendirinya, dan perdana menteri pertama Singapore.

Warisan yang ditinggalkannya sungguh sangat berharga bagi warga Singapore:  sebuah negara yang sangat maju, sejahtera dan modern.

Mantan Perdana Menteri Singapore ini sangat mendedikasikan hidupnya bagi Singapore.

Riwayat karirnya:

Tahun 1950, Lew Kuan Yew menempuh pendidikan lanjutan di Inggris.  Pernah belajar di London School of Economics, lalu Fitzwilliam College, Cambridge untuk belajar ilmu hukum.

Kembali ke Singapore tahun 1955 terpilih menjadi anggota majelis legislatif, dan pada tahun 1959 menjabat sebagai PM setelah inggris memberikan Singapore hak memerintah secara mandiri.

Pada tahun 1963, beliau membawa Singapore bergabung dengan Malasyia

Pada tahun 1965 Singapore dikeluarkan dari Federasi Malaysia.

Sebagai pengacara dan polistisi lulusan Cambridge University, Inggris dia berhasil menjalankan pemerintahan tegas.  Mengatur negara dengan berbagai aspek kehidupand an membuat bermacam kebutuhan publik, perumahan hingga transportasi umum terjangkau.

Tak tanggung-tanggung apa yang dibuatnya sangat spektakuler. Sebuah negara yang tidak mempunyai arti apa dalam ekonomi, dibuatnya modern,efisien, dan praktis, bebas korupsi.  Saat kesuksesan ekonomi mengundang decak kagum, sebagian orang menilai keberhasilannya ini memang dibayar dengan mengekang kebebasan personal.

Rakyat SIngapore sendiri dari generasi yang tua ikut merasakan bagaimana Lee telah berhasil melakukan yang terbaik bagi negaranya.  Dia selalu bersikap keras dan tajam untuk membuatnya benar.  Semua orang di Singapore tidak selalu setuju pada sikapnya, tetapi sebagian merasakan betapa warisan yang diberikan kepada rakyat Singapore sangat berharga untuk  dirasakan pada generasi muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun