Sulitnya mendapatkan pekerjaan di Indonesia, sehingga timbullah #KaburAjaDulu, Â membuat para pekerja migran atau pekerja dengan keterampilan khusus memilih untuk bekerja sebagai TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di Jepang. Â Menurut bbc.com, Â sejak Juni 2024, tercatat sebanyak lebih dari 87 ribu orang mengikuti program magang dan 44 ribu lainnya berstatus pekerja berketerampilan khusus.
Ada 16 bidang pekerjaan yang mereka tekuni seperti caregiver, manufaktur, kelistrikan, elektronik, perikanan, hingga industri makanan dan minuman.  Indonesia jadi salah satu negara terbesar pengimpor atau pengirim tenaga kerja migran seperti ini, selain dari  China, Filipina, Myanmar, Vietnam.
Mengapa Jepang membuka peluang kerja migran untuk Indonesia?
Demografi di Jepang itu dikuasai dengan populasi orang tua terbesar.  Menurut bbc.com, pada tahun 2024,  data nasional Jepang, jumlah persentase orang tua mencapai 29,3% artinya dari sepertiga jumlah populasi di Jepang, ada 36 juta orang yang berusia di atas 65 tahun, atau  dari sepuluh penduduk  di Jepang ada satu orang yang berusia 80 tahun ke atas.
Dengan meningkatnya populasi orang tua yang begitu besar, Jepang membutuhkan tenaga kerja muda agar perekonomian di sana tetap bisa berputar dan berlanjut .  Untuk itu Jepang membuka peluang dan pintu bagi para pekerja migran  atau manual skill dari negara lain, termasuk Indonesia.
Peristiwa yang memalukan
Sayangnya, Â di tahun 2024 hingga tahun ini beberapa peristiwa yang memalukan yang dilakukan oleh para migran. Â Pada awal tahun 2024, terjadi anak-anak muda Indonesia berkumpul dan nongkrong di salah satu ruas jalanan di osaha. Â Mereka menggunakan atribut serba hitam. Â Dua pemuda berboncengan menaiki sepeda dengan mengibarkan bendera.Â
Kejadian ini sudah dilaporkan ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Osaka. Â Pihak KJRI membantah bahwa ada gerombolan geng pemudah itu, Â mereka sedang berlibur dan mereka melakukan kegiatan positif.
Bantahan itu tak mengurangi klaim dari pihak Jepang bahwa gerombolan atau kelompok yang tersingkap dalam foto dan berita itu  menunjukkan identitas tertentu.  Hal itu sangat bertentangan dengan budaya Jepang.  Budaya Jepang mengusung ketertiban dalam setiap aspek kehidupan.  Mereka juga terkenal disiplin bahkan tidak boleh gunakan fasilitas public untuk kepentingan yang tidak sesuai kepentingannya.
Beberapa peristiwa lain , baru saja terjadi,  diungkapkan dari  video  pengguna Tiktok @NeoJapan , yang memiliki nama aslinya Dian Kusuma meminta agar peristiwa TKI yang mencuri di Osaka  tidak terulang lagi.  Diharapkan kasus kriminal dan tindakan kejahatan yang dilakukan oleh migran Indonesia tak ditiru atau dilakukan lagi. Peristiwa itu pasti mencoreng nama baik negara Indonesia meskipun hanya dilakukan oleh satu oknum saja.  Apabila itu terulang pasti Jepang akan menutup program kerja sama ini dan akhirnya yang dirugikan adalah para calon TKI yang memang sedang merencanakan untuk bekerja di Jepang.
Mengapa tinggal di Jepang tidak belajar budaya Jepang?
Pertanyaan mendasar adalah jika kita ingin tinggal dan bekerja di suatu negara tertentu, pastinya kita juga ingin diterima di negara itu dengan mengenal bahasa dan budayanya. Kita pasti  sadar dan mengenal prinsip dimana langit dijunjung maka di situ harus mengikuti aturan yang ada.
Sayangnya, pengiriman TKI yang diurus oleh Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang sering memfasilitasi pengiriman pekerja WNI ke JEpang hanya membekali para TKI dengan prosedur bagaimana pengurusan kesulitan dengan perusahaan yang mengirim, tanpa adanya sosialisasi dan edukasi tentang budaya Jepang.